Amerika
" Daisuke! Come hear, son. " panggil seorang wanita dari dalam rumah pada putra nya yg sedang bermain basket di halaman rumah.
" Yes, mom. " anak berusia 7 tahun itu berlari menghampiri ibu nya." Need help ? "
" Yes, please put the cake in the box. " perintah sang ibu yg sedang memotong beberapa kue.
" Is this for the patient? " tanya Daisuke sambil memasukkan kue itu ke dalam box.
" Yes. You want to go there? "
" No. It must be long. "
" OK. "
" Mom... "
" Hm? "
" Kapan kita ke makam Daddy? " tanya Daisuke dg bahasa jepang.
" Sejak kapan kau bisa bahasa jepang, Daisuke? " tanya sang ibu bingung.
" Mom pernah bilang. Kita berdarah jepang kan? Aku diam-diam belajar bahasa jepang di perpustakaan. Agar aku bisa berbicara dg Daddy suatu hari nanti. " jelas Daisuke.
" Sayang... " wanita itu membawa Daisuke dalam pelukannya.
" Aku ingin melihat makam daddy, mom. Aku ingin bercerita banyak pada nya. Aunty Ino bilang, daddy itu sangat tampan. "
" Iya. Dia sangat tampan. Dia menjadi idola di sekolah. Dia juga sangat pandai. "
" Kapan kita ke jepang, mom? "
" Nanti ya, sayang. Belum saatnya. "
" Teman-teman selalu mengejek ku di sekolah karena aku tidak punya daddy. Untung saja ada kakek yg selalu membela ku. "
" Maaf ya, Daisuke. Aku tidak bisa menjadi ibu yg baik untuk mu. " kata wanita itu dalam hati.
# # #
Pria raven berkacamata ini sedang sibuk dg tumpukan dokumen nya. Sejak pagi hingga tengah malam, pekerjaan nya belum juga selesai.
Tok tok tok
" Masuk. "
Seorang pria bermasker menghampiri nya." Tuan. Ini sudah larut. Sebaiknya anda pulang. Besok anda ada meeting. "
" Kau duluan saja. "
" Tapi, tuan... "
" Kakashi. "
Pria yg di panggil Kakashi itu mengerti maksud tuan nya." Kalau begitu saya permisi. " dia berojigi lalu keluar dari ruangan yg bertuliskan Ruang Direktur itu.
Pria yg awal nya berkutat dg tumpukan dokumen, kini mengalihkan pandangan nya pada bingkai foto disamping nya. Seorang siswi SMA tengah tersenyum manis lengkap dg seragam nya.
" Kau di mana, Cherry? Aku merindukan mu. " dia meraih bingkai itu dan mencium nya.
# # #
" Kakek! " panggil Daisuke pada seseorang yg sedang melewati koridor tak jauh dari nya.
Pria tua itu menoleh dan tersenyum ketika mengenali siapa yg telah memanggil nya. Dia melambaikan tangan nya.
Daisuke berlari mendekati kakek tua itu. " Selamat siang , kek. "
" Selamat pagi. Kau sudah bisa berbahasa jepang ya. " kakek itu mengacak rambut Daisuke.