Bandara International Tokyo
" Jepang! I'm coming! " teriak Daisuke setelah turun dari pesawat.
" Daisuke! Don't run! " Cherry memperingatkan anak nya yg sedang berlari.
" Yes, mom. " anak itu berhenti berlari.
" Dia anak yg aktif seperti ibu nya. " kata Madara yg berjalan disamping Cherry.
" Terima kasih. " ucap Cherry.
" Untung saja dia tidak seperti ayah nya. " perkataan Madara menghentikan langkah nya." Biasanya jika seorang ibu terlihat aktif, sang ayah malah pendiam. Seperti Shimura Sai dan Yamanaka Ino. Bagaimana menurut mu? " Madara melanjutkan ucapan nya.
" Mungkin begitu. " Cherry kembali berjalan.
" Kakek, apa kita akan jalan-jalan? " tanya Daisuke.
" Tidak, Daisuke. Kita akan langsung pulang ke apartment. " kata Cherry.
" Yahhhh... " Daisuke tertunduk lesu.
" Lain kali ya. Kakek masih ada pekerjaan. " Madara menepuk kepala Daisuke.
" Em. " Daisuke mengangguk dg terpaksa.
" Kakek duluan ya. " Madara keluar lebih dulu dari bandara.
" Kita naik apa, mom? " tanya Daisuke.
" Taxi bandara. Ayo. "
# # #
Keluarga besar Uchiha sedang berkumpul di ruang keluarga. Pemimpin besar mereka telah kembali dari perjalanan jauh nya.
" Aku pikir kau sudah lupa jalan pulang. " kata seorang pria raven yg sedang menidurkan kepala nya di pangkuan wanita cantik.
" Sasuke. " wanita itu menjitak pangeran tampan ini.
" Aku bebas pulang pergi kemana pun yg aku suka. Siapa yg berani melarang ku? Menikmati sisa umur dg bersenang-senang. "
" Ayah. Maksud Sasuke itu, dia mengkhawatirkan keadaan ayah. " jelas Mikoto.
" Aku sama sekali tidak khawatir. " perkataan Sasuke barusan sukses mendapat jitakan lagi.
" Sayang... Kau ingin ku cium di sini? " tanya Sasuke.
" Ehem! " suara itu terdengar sangat keras.
" Wow. Sepertinya akan ada gempa sebentar lagi. " kata Sasuke.
" Bagaimana Amerika? Apa ada yg menarik sampai membuat jii-sama betah di sana? " tanya Itachi pada Madara.
" Aku mempunyai mainan baru di sana. Mainan yg sangat menarik. "
Penjelasan kakek tua itu membuat Sasuke menegang. Dia mengerti maksud dari mainan itu.
" Mainan seperti apa, jii-sama? Pesawat apa mobil-mobilan? " tanya bocah berusia 10 tahun ini.
" Bukan mainan seperti itu, Akira. Tapi mainan yg kakek punya jauh lebih menarik. "
" Wow... Apa aku boleh melihat nya? " tanya Akira.
" Nanti aku akan menunjukkan pada mu, tapi tidak secepat itu. "