6. Tak Kusangka

14 3 0
                                    

Ucapan Roni dan wanita kemarin masih melekat kuat dalam otakku. hal itu membuatku bertanya pada diriku sendiri.
'apa iya avi bisa jatuh hati? Ya tuhan jika aku benar benar jatuh hati kenapa Kau patahkan hatiku secepat ini?'

Pukul 9 lewat 30 adalah jam istirahat disekolahku
"Kuy kantinlah, aku laper" rengek Rara padaku seperti anak kecil yang belum makan seharian.

"Nggak ah aku lagi gak laper. Kamu kekantin sama yang lain aja"

"Ah gak asik kamu vi" ucap Rara dengan kesal lalu pergi meninggalkanku.

Aku memang memilih berdiam diri dikelas karena aku memang lagi tidak ingin bergerak. Tapi aku seakan merasakan suatu aura yang menyuruhku untuk pergi ke taman.

Mungkin ini aura kegalauanku.

Hatiku seakan mengatakan aku sangat butuh hal yang bisa membuatku setidaknya merasa segar. Dan mungkin otakku langsung meresponnya dengan memikirkan hal yang segar untuk dilihat seperti taman.

Aku berjalan keluar kelas menuju taman dan disana tak sengaja kulihat wanita berkacamata dan berambut pendek yang sudah jarang kulihat akhir akhir ini.

Aku melihatnya menunduk seperti sedang banyak beban. Lalu aku mencoba menghampirinya untuk menanyakan masalahnya.

Aku memang selalu sok baik ya, masalahku aja belum bisa nyelesaiin nah sekarang ingin tahu masalah orang. Emang kalau masalah cinta aku bisa ngatasin apa.

Hm...
Entahlah nanti kalau aku gak tau jawabannya bisa kujawab asal aja. Kan biasanya orang galau tuh jarang mikir.

"Ehem.... Kamu lagi galau ya?" Ucapku dengan to the point.

Namun dia hanya menggeleng dan tetap memunduk. Aku terus berusaha menanyakan masalahnya namun dia hanya berdiam diri. Hingga akhirnya aku merasa lelah.

"Yaudah deh kalau kamu gak mau crita juga gak apa"

Hampir saja aku pergi, dia menarikku lalu mengatakan

"Kak tolong jangan jauhin kak Damar ya, plissss. dia udah gak punya siapa siapa kak. Jadi, tolong deket sama kak Damar lagi kak" ia mengucapkan kalimat tersebut dengan ekspresi yang sedikit memohon.

Tapi kenapa dia mengatakan hal itu. Memang wanita ini siapanya Damar.

"Emang kamu siapanya Damar?" tanyaku to the point biar gak lama karena sebentar lagi bel masuk dibunyikan.

"Em...aku itu...."

Kring.....kring...kringg

Dan yah sebelum dia menyelesaikan bicaranya bel telah berbunyi terlebih dahulu. Aku berpamitan kepadanya terlebih dahulu untuk kembali kekelas karena guru killer akan mengajar dikelasku, jadi kalau misal aku telat masuk kelas bisa dihukum.

Langkah kakiku kupercepat untuk sampai dikelas. Saat aku sampai dibangku tepat diruang kelas, aku menemukan sebuah kertas di kolong mejaku yang bertuliskan

'Kak aku masih ingin bicara, temui aku ditaman dekat kafe Vidi saat pulang sekolah ya kak'

Aku berpikir bahwa surat ini dari anak perempuan tadi. Tapi aku kan lebih dulu menuju kelas.

Apa iya dia lari?.

Pikiranku terus bertanya tentang surat ini. Lalu sejak kapan dia menulisnya. aku dan remaja itu baru saja bertemu untuk saling bicara tapi surat ini sudah disini lebih cepat dari aku.

Aku terus saja memikirkannya bahkan saat pelajaran. Hingga akhirnya bel pulang telah berbunyi, aku segera keluar dari kelas. Namun, sebelum itu aku mengatakan pada Rara untuk menyampaikan kepada salah satu anak OSIS kalau aku hari ini tidak bisa berkumpul karena acara yang sangat penting. Aku juga langsung meninggalkannya dengan terburu buru.

Tanpa pulang terlebih dahulu aku langsung tancap gas menuju taman yang ditulis dalam secarik surat yang kutemui dikolong meja bangkuku tadi.

Aku berjalan mengelilingi taman dan melihat sekitar apakah benar wanita tdi yang menulis surat tersebut.

Yaps.., aku menemukannya duduk disebuah bangku yang menurutku itu adalah tempat yang jarang dilewati oleh orang orang. Bahkan ada yang bilang tempat ini itu mengerikan.

"Apakah kamu yang menulis surat tadi?" Tanyaku padanya

Dia menjawab dengan menunduk saja lalu aku bertanya lagi padanya

"Kenapa harus disini?, disana kan enak gak terlalu sepi" ucapku dengan menunjuk sebuah tempat yang tidak seberapa jauh dan masih ada beberapa orang.

"Gak apa kak, aku hanya ingin tidak ada yang melihat kita"

"Oh... Ohya tadi kamu kan belum selesai bicara"

"Hm.." remaja itu menghembuskan nafas lalu membuangnya.

"Begini kak sebelumnya kenalin nama aku Amel, aku mau minta tolong sama kakak buat bilang ke kak Damar aku mau minta maaf kalau gak bisa hadir waktu ulang tahunnya. Dan aku juga mau minta tolong sama kakak berikan hadiah ini ke kak Damar saat dia berulang tahun"

Dia memberiku sebuah kotak kecil yang dibungkus dengan kertas bergaris warna warni.

"Em...iyya tapi apa aku boleh tahu kamu itu siapanya damar?"

"aku adalah wanita yang selalu merindukan kak Damar. Dia pria yang baik karena selalu menjagaku, tapi aku udah bikin hatinya kecewa. Waktu kak Damar berulang tahun aku janji akan datang dan membawa sebuah hadiah yang istimewa tapi karena sebuah keadaan aku tidak bisa datang"

"Apa kamu pacarnya?" tanyaku semakin penasaran.

"Lebih dari itu kak, dulu kita berdua selalu bersama. Kak Damar selalu mengatakan padaku kalau aku ini orang yang paling spesial buat kak Damar"

'Deg'
Kenapa hatiku begitu hancur?

"Udah kak ini sudah sore kakak pulang aja, jangan lupa sampaikan juga kalau Amel rindu kak Damar"

Pertemuan kita berakhir dengan ucapan Amel.

Saat dirumah aku terus memikirkan ucapan Amel dan mencoba menebak isi dari kado tersebut

'Wanita yang spesial?'

Hal apa yang lebih indah dari kata tersebut?. Mungkin aku memang harus melupakannya. Melupakan segalanya tentang Damar.

~~~
Hallo😊
Maaf ya terlalu lama
Jangan lupa vote dan comment ya :)

PENYESALAN DALAM BENCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang