7. Termaafkan

21 2 0
                                    

Hari minggu yang membosankan. Mungkin kali ini aku tidak akan berangkat ke sekolah untuk mengikuti ekskul. Aku terlalu lelah untuk segalanya. Aku hanya menginginkan istirahat, setidaknya aku akan berdiam diri dikamar atau aku akan pergi keluar untuk mencari hal yang indah.

Drtt...drtt..
Sebuah pesan masuk diponselku

"Vi kamu ke sekolah gak?, kalau enggak jalan yuk"

Pesan Rara membuatku sangat bahagia dia memang selalu ada saat kubutuhkan. Andai semua manusia sepertinya mungkin tidak akan ada yang namanya sakit hati.

"Astagah kamu memang seperti malaikat tanpa sayap yang ditakdirkan untukku. Kamu benar benar mengerti akan perasaan hatiku yang sudah terlalu bosan ini. Uhhhh..... I love you so muchhh. 15 menit lagi aku akan kerumahmu. Tunggu ya"

Kukirim pesan tersebut dengan sangat bahagia.

Aku langsung dengan cepat berganti pakaian dan mengambil kunci motorku lalu pergi ke rumah Rara.

Tiinnn..tiinnn...

"Rara.." teriakku pada rumah Rara yang besar itu. Namun yang keluar bukan Rara, melainkan satpam tergaulnya pak Indro.

"Hallo pagi non Avi yang cantek"

"Hehehe.......pagi juga pak gaul"

Yah aku memang lebih suka memanggilnya pak gaul, karena memang pak Indro sangat gaul. Dia mengerti segala hal yang diketahiu remaja jaman sekarang.

Aku masuk kerumah Rara dan bersalaman dengan orang tua Rara. Setelah itu aku langsung masuk kamar Rara yang dari tadi tidak keluar.

"Gila, kamu emang selalu lama ya Ra"

"Hehehe....apasih aku udah kok. Kuy brangkat"

Kami tak lupa berpamitan pada orang tua Rara lalu pergi ke kafe vidi. kadang kalau kami bosan dan gak tau mau pergi kemana kafe tersebut adalah tempat yang paling tepat selain Jung resto.

Kami memasuki kafe lalu mencari tempat duduk yang dekat dengan jendela agar kami bisa melihat suasana diluar.

Kami juga selalau memesan macaroni schootel dan hot chocolate. Kadang kita juga nambah cream sup, kalau misal kita lapar biasamya sih lebih milih spagetti plus avocado juice.

Seleraku dan Rara emang sama karena sejak kecil kami selalu berdua. Mulai dari mandi, makan, minum, BAB, sampai tidur kadang selalu berdua. Orang tua kami juga saling kenal tapi aku dan Rara gak dijodohkan karena kita sama cewek. Aku sangat bersyukur akan hal itu. Bayangin deh kalau aku harus dijodohin sama temen kecil, kan gak enak.

"Avi, Rara"

Sapa  seorang pria yang kukenal. Tapi sungguh dia sedikit merusak acara ngedate ku dengan Rara. Apa dia gak bisa lihat aku dan Rara bahagia apa . hm_-

"Roni, ngapain disini?, duduk sini aja gak apa kok"

Dan yah Rara juga menyetujuinya. Emangnya Rara gak suka ngedate berdua dengan aku aja apa?

Kedatangan Roni emang gak disengaja. dia kadang kesini kalau kalau lagi bosen dirumah. Tapi kami gak pernah saling ketemu kecuali hari ini.

Kami bercerita dan bercanda bersama sampai kami lupa kalau langit suah mulai sedikit gelap. Lalu kami memutuskan untuk pulang dan bertemu besok disekolah.

Aku ke rumah Rara terlebih dahulu untuk mengantarkan pulang. Setelah itu aku pulang kerumah.

Saat ditengah perjalanan aku melihat pria berkulit putih dan bertubuh tinggi duduk termenung disebuah taman yang lumayan sepi.

Karena aku memang mengenalnya jadi aku mencoba menghampiri. Walau aku sudah mengatakan kalau aku akan menjauhinya, aku masih punya amanat untuknya tentang Amel.

"Damar.." suaraku yang sedikit pelan.

Aku takut dia menolak kehadiranku. Tapi ternyata dia menerimaku dan menyuruhku untuk duduk didekatnya. Kami saling diam tanpa ada yang berkata sepatah kata pun. Namun aku mencobah memecahkan keheningan dengan bertanya padanya.

"Dam?"

"Iya?" jawabnya sedikit lemas, namun tetap melihatku.

Tidak.
Bukan.
Maksutku dia melihat mataku.
Lalu mata kami saling bertemu dan yah....aku melihat keindahan dimatanya. Seakan aku tidak bisa menyingkirkan pandanganku ini.

"Kamu udah gak marah kan sama aku?"

"Apaan sih. aku itu gak pernah marah sama kamu, tapi kamunya aja yang salah paham menilai sikapku"

"Kalau gak marah, kenapa kamu diemin aku?"

"Ya... Karena aku males ngomong aja, hehehe...."

'Astagah, senyumnya membuatku bahagia kembali'

"Eh...  ehm....  aku boleh ngomong gak?"

"Bukannya dari tadi kamu sudah ngomong ya"

"Eh..iy...iya maksutku tentang hal yang serius" aku sedikit gugup.

"Emm....kemarin waktu pulang sekolah aku ketemu sama Amel"
lanjutku.

Dan gak tau kenapa dia langsung terkejut dan melihatku

"Amel?, Amel siapa?"

"Iya Amel, orang yang kamu anggap spesial. Dia juga bilang sama kamu kalau dia rindu kamu. Dan dia juga bilang minta maaf kalau gak bisa hadir keacara ulang tahunmu waktu itu"

"Apa?, enggak tunggu Amel siapa sih?, spesial?, gak bisa hadir, apa sih" Damar semakin bingung

"Astagah Damar. Amel. Dia itu rambutnya pendek trus pakai kacamata"

"Enggak nggak mungkin. Kamu pasti salah lihat"

"Apaan sih. Aku itu bener. Aku itu kemarin duduk berdua sama dia. Trus dia itu cerita panj-"

"Enggak nggak mungkin" belum selesai aku bicara dia udah nyela aja

Damar juga langsung pergi tanpa pamit padaku. Aku juga gak paham dengannya. Emang ada yang salah apa?

~~~

Hay gaesss
Maap ya kalau misal masih gak jelas
Yah maklumlah masih belajar
Jangan lupa vote dan komennya ya 😄😘😙

PENYESALAN DALAM BENCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang