Hari ini Damar tidak datang kesekolah. Saat aku bertanya pada teman satu kelas Damar, katanya Damar gak masuk karena sakit.
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi kerumahnya saat pulang sekolah. Aku minta alamat rumah Damar pada Rangga sebagai teman dekatnya.
"Kalau kamu mau kesana, sama aku aja karena rumah Damar gak ada siapa siapa, ntar kalau kamu datang sendirian tetangganya pasti nganggap yang enggak enggak"
Dengan senang hati aku menerima ajakannya, setidaknya aku juga gak perlu repot repot untuk bertanya pada tetangga atau berkeliling mencari rumahnya saat masuk di daerah rumahnya. Kalau sampai hal itu terjadi maka sama aja aku ngebuang bensinku dengan sia sia.
Tanpa izin dan mengetuk pintu Rangga masuk rumah Damar, aku rasa mereka udah sangat akrab sampai sampai tidak takut masuk tanpa izin.
"Woii kenapa kamu gak masuk sekolah?" tanya Rangga memulai pembicaraan.
"Emangnya gak liat aku lagi sakit?" ucapnya dengan sedikit sinis.
Aku rasa ia belum mengetahui kehadiranku, sampai aku menyapanya terlebih dahulu.
"Dam?, aku bawain kamu buah nih"
"Loh Avi? Ka..kamu kenapa disini?" tanyanya dengan lumayan terkejut akan kedatanganku.
"Emang aku gak boleh datang?, yaudah deh aku pulang" jawabku sambil berpura pura akan keluar.
"Ihh.. Apaan si kamu Damar, orang dia kesini itu aku yang ajak. Jangan jahat jahat napa" ucap Rangga untuk membantuku.
Damar pun hanya diam dan memakan buah dariku. Lalu aku duduk di sofa dekat pintu masuknya sambil melihat lihat sekitar.
Secara tak sengaja aku melihat foto wanita kecil yang lucu. Dalam foto tersebut gadis kecil itu tersenyum lebar dan berdiri disamping pria kecil dan saling bergandengan. Mereka berdua terlihat sangat bahagia.
Karena penasaran aku menghampiri fotonya, kupegang lalu bertanya pada damar siapa gadis dan pria kecil ini. Namun Damar menyuruhku meletakannya dan melarangku bertanya lagi tentang foto itu. Dengan segera Damar merebut fotonya dariku, ia juga langsung memasukan fotonya kedalam kamarnya.
"Udah jangan dipikirin Vi, dia emang gak suka kalau ada yang tanya tentang fotonya yang itu. Aku berkali kali tanya dia juga selalu marah"
Tak lama kemudian Damar kembali ke sofa lagi. Kami akhirnya memilih bercerita bersama agar suasana tidak canggung.
Saat itu juga aku berencana membuatkan mereka sandwich dan minuman dingin. Aku berjalan menuju dapur, lalu membuka roti yang aku bawa tadi, ku potong roti tersebut menjadi dua bagian hingga membentuk segitiga, setelah itu memberinya isi. setelah selesai aku membuat jus jeruk.
"Semua sudah siap, kurang apa lagi ya?, emmm... "
Aku melihat roti yang kubuat sambil kadang melihat sekitar mungkin saja ada yang menginspirasi untuk menjadi tambahan. Setelah kupikir dan kulihat aku rasa semuanya sudah cukup. Aku membawanya ke ruang tamu. Mereka langsung menyantapnya saat aku baru datang.
"Eh aku pulang dulu ya ini udah sore" pamitku pada mereka.
"Mau aku antar?" tawar Damar namun kutolak karena aku membawa kendaraan sendiri.
....
Di pagi yang cerah ini suara ayam berhasil membangunkanku, kali ini ibu ku tidak perlu susah payah membangunkanku. Saat aku bahagia aku memang bisa bangun lebih awal sendiri. Aku bersiap diri lalu berangkat menuju sekolah.Saat aku sampai ditempat parkir aku melihat Amel.
"Amel?, kenapa gak masuk?, kamu nunggu siapa?" tanyaku padanya
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYESALAN DALAM BENCI
Fiksi RemajaMungkin rasa tidak pernah salah. Tapi, pernahkah kamu membenci seseorang hingga akhirnya menyesal?. Yah, itulah yang harus dirasakan oleh Avi. Remaja yang masih berusia 17 tahun ini harus merasakan penyesalan. Avi memang tidak mengerti arti dari ras...