10. Hadiah Terindah

16 3 0
                                    

Setelah kejadian kemarin semua kembali seperti semula aku dan Damar juga sudah bersekolah dengan tenang. Semua kegiatan kami lalui dengan senang seakan kami sudah melupakan segalanya.

"Dam besok kamu sibuk nggak?" tanyaku saat berada dikantin dengannya

"Ceileh udah ngajak jalan aja kamu Vi" ledek Rara padaku

"Ih apaan sih Ra. Enggak kok" jawabku dengan sedikit malu malu

"Enggak kok. Kenapa?" ucap Damar padaku

"Emmm.... Aku cuma mau main kerumahmu aja. Boleh gak?"

"Wahhh kode keras tuh Dam. Hahahaha" ucap Rangga sambil menertawakanku

"Apaan si kamu  Ngga" ucap Damar pada Rangga, ia juga menyetujuiku

Keesokan harinya saat pulang sekolah aku pergi ke rumah Damar. Namun aku sengaja gak nebeng Damar karena aku ingin membeli sesuatu terlebih dahulu.

Tok...tok...tok...

Aku mengetuk pintu rumah Damar. Tak lama ia membukanya

"Happu birthday Damar" ucapku padanya dan berhasil membuatnya terkejut.

"Avi kenapa kamu tahu hari ini aku ulang tahun?"

"Hehehe.... iyalah" jawabku padanya dengan nada yang percaya diri

"Hehehe.... Tapi kamu kan gak perlu repot repot buat bawa kue segala, udahlah ayo masuk"

Aku segera masuk dan duduk diruang tamu. Damar juga memotong kuenya lalu memberikannya padaku. Kita menikmati kuenya berdua.

"Oh ya Dam aku punya sesuatu buat kamu"

Aku mengeluarkan sebuah kotak yang waktu itu dititipkan Amel untukku. aku memberikannya.

"Ini dari A..Amel"

Damar memang sempat diam sejenak lalu menerimanya, dia membuka kadonya perlahan. Terdapat 10 bentuk burung berwarna warni selain itu juga terdapat secarik surat.

'10 burung yang ku buat dengan cinta untuk kakak uang sangat spesial bagiku'

Setelah membaca Damar langsung melihat foto Amel yang masih kecil.

"Oh ya hadiah dariku, aku akan kasih tau kamu cara buatnya aja ya. Hehehe...., aku kan gak sempat beli jadi aku memilih untuk mengajarkanmu membuat burung" ucapku memecahkan kesedihan.

Aku juga sudah membawa perlengkapan untuk membuat burung. Kami membuatnya berdua hingga Damar benar benar bisa membuat sendiri sampai banyak. Entah disengaja atau tidak Damar memegang tanganku

"Vi... Ka...kamu adalah wanita paling baik yang pernah kutemui. A..ak...aku mau jujur sama kamu ka...kalau aku i..itu sebenarnya s...ssudah lama me...menyukaimu. Apa kamu mau me...menjadi ii..bu dari aa....anak anak kita kelak?" ucapnya sangat terbata bata.

Aku merasakan kegugupan dalam dirinya.

'Astagah, apa yang harus kukatakan padanya?, apa aku harus menerimanya? Atau harus menolak?'

Tok....tok..tok...

Yah suara ketukan pintu rumah Damar membuatku lega. Setidaknya aku bisa berfikir terlebih dahulu

"Happy birthday Damar" aku mendengar suara yang begitu kompak namun kukenal.

Lalu aku menghampirinya dan benar ternyata anak OSIS yang datang untuk merayakan juga

"Ehh ada Avi. Sendirian?" tanya Rino padaku

"Em...ii..iya" jawabku sedikit takut . mereka pasti akan mikr yang enggak enggak

"Wah... Ternyata dari tadi kalian berduaan aja? Hayoo habis ngapain?" ledek Gani padaku yang langsung di cie cie in sama anak anak.

Jujur aku malu ! Damar mencoba mengalihkan perhatian dengan menyuruh mereka masuk

"Yaampun kenapa kalian harus repot repot sih. Kan aku jadi enak hahaha..." canda Damar

"Ah kamu mah gitu Dam" sambung Gani dengan sedikit tidak jelas

"Aduh sepertinya kalian datang disaat yang tidak tepat deh, aku gak siapin apa apa buat kalian" ucap Damar

"Em...gimana kalau aku yang masak aja?" ucapku dengan cepat.

Awalnya Damar menolak namun akhirnya menyetujui karena banyak yang akan membantu juga. Setelah itu aku dan teman teman wanita pergi menuju dapur

Damar pov

"Eh abis ngapain kamu sama Avi?" tanya Rino penasaran

"Apaan sih. Gak ngapa ngapain. Dia hanya ngasih aku kue aja, trus dia juga bikinin aku burung, nih" aku menunjukkan beberapa burung yang kubuat bersama Avi tadi

"Eh jangan bilang kalau kamu suka sama Avi, ingat ya di dalam OSIS tidak ada yang boleh saling suka! Apalagi pacaran! Haram tau nggak" ceramah Gani berhasil membuatku down.

Apa iya aku harus jauhin Avi? Tapi semua udah terlanjur. Kamu telat kasih tau Gan. Aku udah nembak Avi. sekarang aku benar benar bingung.

Tak lama kemudian Avi datang dan membawa beberapa makanan. Dengan cepat mereka menghabiskan makanannya seperti orang belum makan 1 tahun.

Rakus!

Aku hanya melihatnya bengong. Karena aku gak mau rebutan jadi aku memilih untuk makan kue. Dan tak lama kemudian mereka kembali karena hari sudah mulai gelap.

~~~
Hash
Kebingungan melanda gaes
Trus gimana ya?
Jangan lupa vote dan komen ya

PENYESALAN DALAM BENCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang