Four

56 2 0
                                    

Angel's POV

-------------------------------

KRING!!!

Itu bunyi bel istirahat. Aku langsung bangkit berdiri dari kursi ku berniat untuk pergi ke kantin membeli makanan. Sebenarnya aku lapar sekali dari tadi.

"Angel, tunggu!" cegah Chris.

"Kenapa? Gue udah laper nih pengen ke kantin," balasku.

"Emang lo tau kantin nya dimana?"

Pertanyaan Chris tadi langsung membekukanku. Aku hampir lupa. Aku kan murid baru di sekolah ini. Belom lagi aku buta arah. Aku juga belom tau seluk beluk sekolah ini.

"Emm.. Itu.. ada di..." jawab ku terbata-bata.

Chris tertawa dan mengacak-ngacak rambutku. "Apaan sih, Chris?!" protes ku.

"Hahaha nggak papa kok. Lo lucu banget sih. Oke gue udah putuskan. Hari ini gue jadi tour guide lo lagi di sekolah sama kayak kemarin!" tegas nya.

"Eh? Oke deh, Chris. Thanks ya!" kata ku.

"Iya sama-sama. Buat lo apa sih yang nggak gue lakuin?" gombal Chris.

"Elah lo gombal mulu sama cewe. Jel, Hati-hati ya sama nih cowo. Dia rada-rada gitu otaknya. Kalo lo sampe di apa-apain dia bilang ke gue aja," ujar Gilbert kemudian pergi meninggalkan kelas.

Aku menatapnya punggungnya yang semakin menjauh sambil mendengar Chris yang marah-marah ga jelas akibat perkataan Gilbert tadi.

-------------------------------

Aku sudah dikantin. Sebelumnya aku sudah di ajak berkeliling di sekolah ini. Chris ternyata sangat populer. Dari tadi selalu saja ada orang yang menyapa nya. Walau ada juga yang seperti takut dan aku tidak mengerti mengapa mereka seperti itu. Aku teringat perkataan Chris di kelas tadi pagi mengenai 4 orang itu. Dua orang sudah aku ketahui yaitu Chris dan Gilbert, dua lagi siapa ya?

"Permisi, kamu temannya Chris ya? Tadi aku liat kamu jalan kesini berdua aja sama Chris," tegur seorang perempuan yang bisa aku definisikan sebagai perfect. Bola matanya bulat berwarna dark-brown. Bulu matanya lentik. Wajahnya tirus. Hidungnya mancung ideal (?). Bibirnya terlihat manis. Rambut sepinggangnya yang bergelombang dibiarkan jatuh di pundaknya. Bentuk badannya sempurna. Warna kulitnya putih cocok dengan rambutnya. Belum lagi aksesorisnya. Simple tapi terlihat menawan. Dia juga hanya memakai bedak tipis. One word, mirip barbie. Oke, itu lebih dari satu kata.

"Em.. halo?" tegurnya lagi.

Aku tersadar bahwa dari tadi aku melamun dan segera mengangguk. "Iya, aku temannya Chris."

"Anak baru?" tanya seorang cowo berkacamata yang bisa dibilang ganteng banget kepada perempuan barbie tadi.

"Iya. Soalnya aku belum pernah liat dia disini," jawab perempuan barbie itu.

"Chris mana?" tanya cowo itu lagi, tapi kali ini kepada ku.

"Chris lagi beli makanan. Katanya sih dia mau beli spaghetti," jawab ku.

"Perkenalkan, nama ku Clara. Dan dia pacar ku, Jason. Dia terkadang memang tidak sopan orangnya. Hehehe. Nama kamu siapa?"

"Nama ku Angelina, Angel. Aku baru masuk hari ini. Salam kenal, Clara," balasku.

Clara dan Jason tiba-tiba duduk di depanku. "Jadi, pekerjaan orang tua mu apa?" tanya Clara.

Aku bingung akibat pertanyaan Clara barusan. Maksudnya apa tiba-tiba menanyakan pekerjaan orang tua ku?

"Kenapa diam?" tanya nya lagi.

"What do you mean by asking a question like that?" balas ku bingung.

FreedomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang