Chris menyodorkan sebuah buku kepada Angel. "An, yang ini bagus ga?"
Angel mengambil buku tersebut dan melihat isinya. "Lumayan kok. Ambil yang ini aja," jawabnya.
Chris mengambil buku tersebut dan memasukkannya di tas belanja. Ia melirik ke dalamnya dan ada sekitar 6 buku kimia untuk mereka pelajari. "An, kayaknya menurut gue udah cukup deh," ujar Chris.
Angel melirik ke arah tas belanja itu. "Iya. Itu udah banyak kok. Langsung bayar aja ya," balasnya kemudian mengantri di kasir.
Angel pun mengeluarkan uangnya, tapi tangan Chris langsung menghentikannya. "Gue aja yang bayar, gue kan cowo. Masa dibayarin cewe sih. Harga diri gue mau dibawa kemana," cegahnya.
Angel tersenyum. "Okay," ujarnya. Chris balas tersenyum dan membayar belanjaan mereka itu.
Mereka berjalan keluar toko buku. Chris menatap Angel. "Jadi, kita mau belajar dimana?"
Angel tampak berpikir. "Belajar di kafe gimana?" tanyanya.
Raut wajah Chris langsung berubah. "Nggak ah, kita belajarnya kan pasti lama banget. Udah gitu di kafe pasti rame kan," protesnya.
Angel berpikir lagi. "Em.. Di rumah lo?" tanyanya lagi kali ini.
"Rumah gue? Jangan deh. Rumah gue serem. Lo belom kenal keluarga gue jadi susah kalo lo ke rumah gue. Bokap nyokap gue agak pemilih gitu soalnya sama temen gue," tolaknya.
Angel teringat akan apartemennya. "Kalo gitu.. apartemen gue?"
•••
"Satu apartemen ini punya lo?" tanya Chris begitu melihat apartemen Angel.
Angel mengangguk. "Iya. Sebenernya bukan punya gue sih, punya kakak gue. Dulu dia iseng aja investasi di sini. Eh ternyata laku."
Chris melirik Angel. "Lo orang kaya mana?"
"Di hati lo," gombal Angel seraya tertawa.
Chris mengerucutkan bibirnya. "Ih gue kan serius."
"Chris, chris. Lo kok malah jadi kayak cewe gitu. Gue kasih tau juga paling lo ga tau," balas Angel.
Chris mengerutkan dahinya. "Kan siapa tau gue tau, An," ujarnya.
"Udah udah, mending kita belajar aja," balas Angel kemudian membuka buku kimia nya.
Mereka berdua sudah terduduk berhadapan di sebuah meja kayu yang terletak di sebelah kaca jendela. Dari situ terlihat pemandangan kota Jakarta yang luas.
Angel memperhatikan sekelilingnya dan merasa ada sesuatu yang kurang. Chris menyadari gerak-gerik mata Angel. "An, ada sesuatu?" tanya Chris.
Angel menggelengkan kepalanya. "Nggak, rasanya ada yang kurang aja. Apa ya.."
Angel teringat akan handphone nya. "Oh iya, hp gue! Dari pagi gue belom cek hp gue," serunya.
Chris mendengus. "Gue kira sesuatu yang penting banget gitu."
Angel terkekeh. "Ya udah kita belajar ya."
Angel dan Chris belajar dengan penuh hikmat--maksudnya dengan tenang. Mereka berdua sama-sama membaca buku kimia mereka dengan seksama.
Chris menghela nafas panjang. "An, gue udah selesai belajar nih."
Angel ikut menghela nafas panjang. "Gue juga udah selesai baca,"ujarnya.
"Lo ngerti?" ujar mereka bersamaan.
"Nggak," jawab mereka juga bersamaan.
Angel dan Chris tertawa. "Kita sering banget ya ngomong bareng, An," komen Chris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freedom
Teen FictionPada awalnya, Angel selalu merasa terkekang. Ia tahu dirinya memiliki rasa benci untuk orang tua nya yang selalu keras padanya, dan rasa aman serta terlindungi oleh kakaknya, Jay. Jay yang sangat mendominasi pikiran Angel, memberikan semua kasih sa...