Author's POV
-------------------------------
Malam itu Angel, Chris, dan Gilbert sama-sama memikirkan kejadian yang mereka lihat pulang sekolah tadi.
-Angel's Room-
Angel saat ini sedang tiduran di kasur miliknya. Mata nya hanya menatap langit-langit kamarnya. Tiba-tiba ia melihat wajah Chris di langit-langit. Angel pun tersentak kaget dan langsung bangkit menjadi posisi duduk. "OMG. Kenapa gue jadi deg-degan gini sih mikirin kejadian tadi pas pulang sekolah. Tumben banget gue kayak gini. Chris kan cuma bercanda. Dia juga nganggep gue cuma sebagai sahabat dan ga ada perasaan khusus ke gue. Tapi kenapa gue jadi ngerasa deg-degan sih cuma gara-gara mikirin dia?"
-Chris's Room-
Chris malam itu sedang memainkan keyboard yang terletak di kamarnya. Pikirannya tidak bisa berkonsentrasi memainkan partitur yang ada di hadapannya. Chris pun menghela nafas panjang. "Duh gue apaan tadi dah. Gue kan walaupun sering gombalin cewe ga pernah sampe segitunya juga. Selama ini kan gue cuma bercanda. Tadi kenapa coba hati gue bandel pake deg-degan segala. Haft. Pandangan gue jadi berubah ke dia sejak kejadian dia hampir jatuh tadi. Apa mungkin gue udah mulai jatuh ke dia?"
-Gilbert's Room-
Gilbert menghentikan nyanyian nya yang diiringi permainan gitarnya. Ia meletakkan gitarnya di lantai dan langsung menghempaskan dirinya ke kasur. "Kenapa gue kayak gini sih? Gue dari tadi ga bisa konsen sama sekali. Gue kepikiran terus dua orang yang gue liat dari bawah tadi. Gue yakin banget yang cewe itu Angel. Tapi yang cowo siapa? Chris? Keliatannya sih Chris tapi kenapa mereka tadi pelukan gitu? Apa mereka saling suka ya? Atau jangan-jangan Chris nembak Angel barusan? Ah elah. Gue jadi pusing sendiri kan. Lagian kenapa gue jadi pikirin mereka coba. Kenapa gue jadi ngerasa cemburu gini ngeliat Angel dipeluk sama Chris?"
-------------------------------
Pagi hari, Angel sudah bersiap-siap pergi ke sekolah. Ia mengambil tas ransel nya yang berwarna krem dan masuk ke dalam mobil. Dalam perjalanan menuju sekolah, Angel terus saja memikirkan apa yang harus di katakan nya ketika bertemu Chris nanti. Ia menjadi gugup. Padahal semestinya ia biasa saja.
Angel pun memutuskan untuk mendengarkan lagu dari iPhone nya. Lagu Birthday Song dari Katy Perry pun mengalun. Ia menyenderkan kepala nya dan berusaha untuk tidur. Baru saja Angel tertidur tapi tiba-tiba iPhone nya bergetar. Angel pun melihat ada notification message dari unknown number. Angel pun melihat pesan tersebut.
I miss you.
Matanya terbelalak kaget. Hanya 3 kata itu yang tertulis. Angel heran siapa pengirim pesan tersebut. Pikiran nya berputar-putar mencari siapa yang mungkin mengirim pesan seperti itu.
Jay. Jayden Gilbert Johansson.
'It must be him. Only him. No one else. Yes. It must be him. Jay,' batin Angel berusaha meyakinkan dirinya.
Angel pun langsung menggerakan jemarinya dan mulai mengetik.
Where r u? I miss you too, Jay. I need u with me. I got this weird feeling. Idk what's happening to me. My heart is acting strangely. Please. I need u.
Setelah mengetik Angel langsung menekan tombol send. Dirinya sangat berharap Jay akan segera membalas pesannya itu. Tapi sampai dirinya duduk di bangku kelasnya belum ada balasan dari Jay.
Angel mendecak kesal. "Jay, where are you? I miss you so much. Please reply my text..."
"Jay? Siapa?"
Angel tersentak dan mematikan iPhone nya. "Nggak bukan siapa-siapa kok."
Gilbert masih menatap Angel curiga. "Eh, Jel. Gue pengen nanya ke lo. Lo kemarin ngapa-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Freedom
Teen FictionPada awalnya, Angel selalu merasa terkekang. Ia tahu dirinya memiliki rasa benci untuk orang tua nya yang selalu keras padanya, dan rasa aman serta terlindungi oleh kakaknya, Jay. Jay yang sangat mendominasi pikiran Angel, memberikan semua kasih sa...