Ten

21 0 0
                                    

KRING!!!

Bel pulang sekolah berbunyi dan semua murid Trestia sudah bersiap-siap untuk pulang, begitu juga dengan Angel. Dirinya memasukan satu persatu buku pelajarannya ke dalam tas sambil bersenandung pelan.

Lain halnya pada Chris. Ia masih tetap duduk diam di mejanya. Wajahnya tampak murung beberapa hari ini. Matanya hanya menatap kosong kedepan.

"Chris, pulang bareng yuk," ajak Angel.

"Chris?" panggil Angel lagi seraya melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Chris.

Chris tersadar akan lamunan nya. "Hah? Eh, maksud gue, kenapa, An?"

"Cepet beresin barang-barang lu. Udah jam pulang juga nih kakek. Lagian dari kemaren lo murung mulu mukanya," sahut Angel.

"Masa sih? Gua ga mungkin murung kalo ada elo di sekitar gua lah, An. Lo kan matahari gua," balas Chris.

Angel menyentil pelan jidat Chris. "Plis, bertobatlah dari kebiasaan gombal lu itu, Chris. Kiamat sudah dekat."

"Gua ga akan bisa bertobat dari kebiasaan ini kalo semua cewe di dunia ini belom jadi punya gue, An," elak Chris dengan senyum jahil miliknya.

Angel menghela nafas. "Dasar playboy lo."

Chris tertawa kecil mendengar ucapan Angel. "Demi lo, gua rela kok berhenti jadi playboy."

"Yak, cukup sampai disitu acara gombalnya pemirsa," baru saja Angel ingin membalas gombalan Chris lagi yang tidak ada habisnya, Gilbert sudah datang untuk menhentikannya.

Chris memasang muka cemberutnya. "Yah, padahal baru aja mulai seru, Gil. Perusak suasana lu emang."

"Gue hanya berusaha untuk melindungi Angel supaya ga terkena virus jelek lo itu," ujar Gilbert.

Chris langsung bangkit berdiri. "Apa lo bilang?!"

"Selo baw. Ampun deh gua, Chris. Gilbert ini ga mau cari ribut sama lo kok," ujar Gilbert.

Chris pun kembali duduk. Ia menatap Angel yang ada di hadapannya selama beberapa detik. "An, lo kenapa pindah dari Amrik kesini? Kayaknya lo pindah juga bukan karena pekerjaan orang tua lo atau saudara lo gitu kan? Buktinya aja lo tinggal sendiri," tanya Chris dengan nada penasaran.

Angel terdiam sebentar. "Gue ... diusir dari rumah gue."

Terlihat ekspresi kaget dari wajah Chris dan Gilbert. "Tapi ... kenapa lo diusir dari rumah lo?" tanya Chris lagi.

"Panjang cerita nya, Chris," jawab Angel.

"Apa ini ada alasannya sama kenapa lo nangis waktu gue nanya tentang orang tua lo?" tanya Gilbert dengan nada sedikit khawatir. Dirinya teringat ketika Angel menangis di kamarnya.

Angel mengangguk pelan.

"Eh, tunggu. Lo pernah bikin Angel nangis, Gil?" tanya Chris kaget.

"Bukan bikin nangis, goblok. Waktu itu pas Angel ke rumah gue, gue nanya tentang orang tua dia gimana dan dia tiba-tiba nangis. Ya udah gua peluk aja supaya dia tenang," jelas Gilbert.

"Curang! Lu peluk Angel!" protes Chris kesal.

"Lo juga waktu itu peluk Angel di kelas kan?" sindir Gilbert.

Chris teringat kejadiannya sewaktu itu di kelas dimana ia menahan Angel yang terjatuh tapi malah memeluknya. "I-Itu beda cerita! Waktu itu Angel hampir jatuh ya gue tahan jadinya posisinya gitu deh!"

"Gue juga beda cerita, Chris. Waktu itu Angel lagi nangis depan gue dan masa sebagai cowok gue diem aja ga ngapa-ngapain?" jelas Gilbert membela dirinya.

FreedomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang