Untuk setiap emosi yang tak tersampaikan,
Dan air mata yang tertahan
Kala hampa itu datang—menepilah sejenak, di pinggiran tebing yang terasingkan
Tak ada salahnya menyendiri—menghindari keramaian,
Yang menurutku lebih nyaman, ketimbang jadi perhatian.
Untuk setiap frasa yang tak terucap,
Dan pesan yang telah disekap
Kala bimbang itu datang—naiklah sebentar ke atap,
Sambil menggenggam kertas dan menulis goresan ratap,
Tak ada salahnya diam—daripada salah mengungkap,
Justru akan mantap, daripada harus bersitatap
Untuk setiap hati yang membisu,
Bertingkah sok lugu,
Dan bicara jadi gagu,
Kala kembali lagi rasa rindu itu,
Singgahlah sejenak menghampiri Sang Guru,
Yang tak pernah absen menjadi pelipur sendu
Pada tiap insan yang mengadu malu-malu.
—Di ujung tumbangnya badan dan kosongnya semangat pada kesibukan duniawi yang ingin sekali rasanya kutinggalkan sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan hujan - "Quote&Poetry"
PoetryPenulis Amatir, mencoba mengutarakan perasaan maupun keadaan dalam tulisan. Jangan Cuma jadi pembaca Rahasia ya Guys, tolong support Catatan Hujan dengan vote, comment dan share 😊