Aku sudah mengungkapkan perasaanku padamu, Sudah ku ungkapkan bahwa ku benar mencintaimu. Tapi, kamu bilang *Lebih dari teman* Saat ku kira hubungan itu adalah hubungan yang lebih serius. Aku sempat senang, aku sempat gembira. Tapi, kau menyambung kalimat itu *Sebagai Sahabat* sambungmu, Ya.. kegembiraanku hilang, senyumku mulai hilang. Tapi, aku kembali berfikir kalau sebagai sahabat pun aku bisa bahagia. karena masih bisa ada di dekatmu, karena masih bisa melihat hangatnya senyum manismu. senyumku tak hilang, meski mungkin.. Senyumku hanya berfungsi sebagai topeng, sebagai penutup luka.
Tadi, Aku bersyukur kamu masih mau berbicara denganku. Meski hanya sesaat, aku bisa melihat senyummu :)
Di pikiranku selalu muncul sebuah pertanyaan, apa aku masih bisa selalu disampingmu? dengan semua penyakit ini? apa aku masih bisa selalu menikmati senyum'mu?
Aku benar menyayangimu, satu pertanyaan yang mungkin akan aku tanyakan lagi padamu kelak..
Adalalah, Apa perasaanmu padaku memang hanya teman? jika iya, apa perasaan itu tidak bisa berubah? apa perasaan itu tidak bisa lebih dari itu?
Aku sungguh mengharapkannya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan hujan - "Quote&Poetry"
PoetryPenulis Amatir, mencoba mengutarakan perasaan maupun keadaan dalam tulisan. Jangan Cuma jadi pembaca Rahasia ya Guys, tolong support Catatan Hujan dengan vote, comment dan share 😊
