Waahidun

2.9K 68 3
                                    

Semburat cahaya pagi matahari telah menyinari alam semesta. Hingar bingar ibukota akan padatnya lalu lintas dengan suara klakson kendaraan saling bersahutan hanya untuk mengais sesuap nasi. Di lain sisi, ada seorang gadis tengah bersiap memakai baju biru tosca serba tertutup serta rok panjang yang menempel di tubuh mungilnya. Tak lupa hijab biru tua yang terpasang di kepalanya, menambah kecantikan natural dari gadis itu.

Shafira Puteri Adiwijaya, adalah nama gadis itu. Sebut saja gadis itu Fira. Fira adalah mahasiswi di salah satu perguruan tinggi ternama dengan jurusan fashion design. Ia juga bekerja di butik milik teman maminya padahal mami dan papinya sudah menyarankan agar Fira bekerja di perusahaan Yusuf, abangnya. Tapi Fira menolak. Alasannya? Agar ia mandiri dan terhindar dari pengawasan abangnya yang amat protektif.

Setelah selesai, Fira pun bergegas menuju ruang makan yang sudah ada Mami dan Papinya. Abang Yusuf? Dia sedang di luar kota untuk rapat dengan perusahaan lain.

"Pagi, Mi Pi", sapa Fira.

"Pagi sayang. Ayo duduk. Sarapan dulu", ujar Mami.

Papi terlihat tengah membaca koran dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.

"Hari ini kamu ada kuliah?", tanya Papi setelah selesai membaca koran dan meletakkan kacamatanya di meja makan.

"Ga, Pi. Hari ini jadwal kuliahku lagi kosong. Aku mau ke butik Tante Vina. Sekalian mau kirim design", jawab Fira.

Ya, hari ini memang rencananya Fira mau ke butik Tante Vina, teman maminya. Papi hanya mengangguk.

"Mami mau ikut ga ke butik Tante Vina?", tawar Fira.

Mami masih menimbang-nimbang.

"Mami mau, tapi hari ini mami mau belanja. Jadi kapan-kapan aja deh", ucap Mami.

Dahi Fira berkerut.

"Lho, bukannya Mami udah belanja bulanan minggu lalu? Apa itu masih kurang?", tanya Fira.

"Bukan untuk keperluan kita sayang. Tapi buat ultah anaknya tantemu. Biasalah mau dirayain. Nanti kamu abis dari butik langsung ke rumah Tante Lani aja ya", ucap Mami.

"Oh iya? Naya ultah ya Mi. Ya ampun Fira sampe lupa kalo si ndut itu ultah hehehe", ucap Fira menepuk jidatnya.

Mami dan Papi hanya menggelengkan kepala. Anak bungsunya ini emang suka pelupa. Berbeda dengan Yusuf.

"Mi Pi, Fira berangkat ke butik dulu ya. Assalamualaikum", pamit Fira sembari mencium punggung tangan Mami Papinya.

"Wa'alaikumsalam"

"Kamu berangkat sama papi aja yuk", kata Papi bangkit dari kursi.

Fira pun mengangguk.

Akhirnya Fira pun berangkat dengan Papinya. Setelah lama perjalanan, akhirnya Fira sampai ke butik Tante Vina. Fira pun pamit ke Papinya dan langsung masuk ke Butik Vina.

"Assalamualaikum", ucap Fira sembari masuk ke Butik.

"Wa'alaikumsalam. Eh Fira", ucap seseorang dari dalam Butik.

"Iya, mbak Ani. Ini Fira mau kasih desain", ucap Fira sembari menyerahkan beberapa kertas ke Ani.

Ani menerima kertas dan melihat-lihat kertas itu.

"Bagus. Keren nih desainnya", ucap Ani memuji.

"Alhamdulillah kalo gitu, Mbak. Tante Vina mana ya, mbak?", tanya Fira.

"Ada di ruangan. Kamu udah lama gak kesini, Fir. Sibuk ya?", tanya Ani.

"Iya, mbak. Mau skripsi hehe. Doain ya, mbak", ucap Fira.

Rahasia CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang