Asyaratun

1.4K 52 5
                                    

Fira dan Ilman sudah memasuki lorong-lorong rumah sakit untuk menuju ruang inap Raka. Sebelumnya, Fira meminta Ilman untuk mengantarkannya sampai lobby rumah sakit saja, namun Ilman tetap meminta masuk. Alasannya, agar Fira sampai ke tempat tujuan dengan selamat.

Setelah sampai, Fira melihat keramaian di depan ruang inap Raka. Ada beberapa polisi dan juga tentara. Mereka tampak sedang mengobrol dengan seseorang yang tak lain adalah Tante Vina. Di sebelahnya juga ada Maminya dan Papinya serta Yusuf. Dan juga satu orang wanita asing yang tak dikenalnya.

Ada apa??

"Assalamu'alaikum", ucap Fira saat mendekati mereka.

"Wa'alaikumsalam", jawab mereka hampir berbarengan.

Fira kemudian mengambil tempat di sebelah Yusuf.

"Ada apa ini?", tanya Fira.

"Mereka baru saja datang, Fir", jawab Yusuf.

"Begini, setelah melakukan penyelidikan, pihak kami berhasil mengintrogasi pelaku pencurian. Pelaku bernama Syamsudin yang tak lain adalah mantan karyawan dari saudara Yusuf. Pelaku juga mengaku kalau dia sengaja melakukan tindakan pencurian ini atas dasar sakit hati karena telah di keluarkan dari perusahaan. Kami, selaku pihak kepolisian, ingin mengonfirmasi. Apakah benar pelaku bernama Syamsudin adalah mantan karyawan anda, saudara Yusuf?", jelas salah satu polisi.

"Ya. Benar. Dia adalah bekas karyawan saya. Memang saya keluarkan dia karena dia hampir menggelapkan uang perusahaan. Untungnya ada tangan kanan saya yang mengetahui tindakan tersebut", jawab Yusuf.

"Astaghfirulloh! Aya manusia jiga kitu?", kali ini Mami bersuara.

"Kalau begitu, datanglah ke persidangan nanti sebagai saksi dari kasus ini agar masalah ini cepat selesai. Baiklah, saya permisi. Terima kasih atas kerja samanya", ucap polisi tersebut dan langsung berjabat tangan.

Kemudian, Polisi tersebut pergi meninggalkan tempat itu dan tersisa beberapa tentara disana. Salah seorang dari mereka akhirnya membuka suara yang tak lain adalah Jenderal Djaka, pimpinan Raka.

"Saya selaku pimpinan dari Sersan Raka turut berduka atas insiden ini. Semoga Ibu Vina dan yang lain diberikan kesabaran dan keikhlasan. Memang ini sudah menjadi tugas seorang Abdi negara. Sebetulnya saya ingin berbicara sesuatu perihal pangkat pada sersan Raka tapi ternyata Sersan belum juga siuman", ucap Jenderal Djaka.

"Terima kasih, Jenderal. Karena anda sudah berkenan menjenguk anak saya, Raka. Sekali lagi, Terima Kasih", ucap Tante Vina sambil menunjukkan senyuman getirnya.

"Baiklah kalau begitu saya permisi. Ada urusan yang harus saya selesaikan. Mari,Bu. Mari semua", ucap Jenderal Djaka dan kemudian pergi yang diikuti oleh beberapa tentara lainnya.

Selanjutnya, Ilman pun pamit karena ada seorang yang meneleponnya. Sekarang hanya tersisa keluarga Fira, Tante Vina, dan Lisa. Fira sedari tadi memperhatikan wanita yang berdiri di samping Tante Vina.

Siapa dia?

Entah mengapa suasana menjadi canggung. Tak ada seorang pun yang bersuara.

"Tante, saya atas nama keluarga mau minta maaf. Saya benar-benar tidak tahu kalau mantan karyawan saya yang berbuat hal yang sudah kelewat batas. Sekali lagi saya minta maaf, Tante", ucap Yusuf.

Tante Vina menghela nafasnya kasar.

"Iya, tante sudah maafkan. Lagipula ini adalah takdir. Tidak ada yang bisa mencegah terjadinya takdir", ucap Tante Vina dengan bijak.

Selanjutnya ia pamit masuk ke ruangan Raka meninggalkan keluarga Fira. Akhirnya, mereka pun menuju parkiran rumah sakit dan pulang ke rumah.

Jalanan ibukota cukup lengang membuat suasana hening. Terdengar suara gemericik air hujan seakan hujan baru saja reda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rahasia CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang