O

354 59 13
                                    

Definisi tentang bahagia tentu akan menghasilkan berjuta-juta jawaban berbeda. Sepasang insan ini pun turut serta menambahkan jawaban tentang definisi bahagia dalam hidup mereka. Tentu tidak lantas langsung keluar dari mulut keduanya, namun bisa dipastikan bahwa jawaban keduanya tidak akan berbeda. Terlebih mereka menunjukkan arti bahagia itu dengan jelas dihadapan orang sekitar.

Rangkulan yang tak terlepas sepanjang langkah keduanya, menjadi salah satu misal bahwa mereka tengah berbahagia. Belum lagi, salah satu dari keduanya menyempatkan untuk sekedar mengecup pasangannya. Mereka seolah tidak peduli akan begitu banyak pasang mata yang memperhatikan keduanya.

Setelah malam keduanya menyalurkan rasa terdalam dari hati masing-masing, mereka sering terlihat bersama. Terlebih sekarang mereka tidak lagi harus bekerja sendiri untuk mebangun namanya menjadi besar di bidangnya masing-masing, kali ini mereka mulai untuk mengenalkan bagaimana pekerjaan pasangannya. Namun, jelas itu hanya alasan, sesungguhnya mereka memang ingin lebih sering menikmati desiran darah yang diawal terasa aneh, namun memabukkan bagi tubuh keduanya.

Di waktu inilah saatnya mereka meninggalkan seluruh alasan-alasan yang membuat keduanya selalu bersama. Sejenak keduanya ingin menikmati setiap ketidak normalan debaran jantungnya, tanpa alasan apapun.

Menghabiskan waktu berdua seharian yang diiringi dengan obrolan ringan yang menyenangkan sepanjang perjalanan, membeli barang-barang yang sepasang, menikmati jajanan di pinggir jalan, hingga pulang larut menggunakan bis kota dengan Jisoo menjatuhkan kepalanya pada pundak Namjoon, tak lupa sebuah headset terpasang di salah satu telinga mereka, memutarkan lagu romantis karya sang lelaki. Katakanlah, keduanya seperti remaja yang baru mengenal cinta, namun apa yang mereka rasakan nyatanya lebih dari sekedar itu.

Seperti belum puas keduanya memamerkan kemesraan di hadapan orang banyak, malam berikutnya mereka menghadiri sebuah pesta dari salah satu perusahaan, dan keduanya kembali membuat beberapa pasang mata terkagum sekaligus iri meski hanya dengan melihat keduanya berjalan beriringan, dengan tangan Jisoo yang merangkul pada lengan Namjoon.

Jika sebelumnya mereka terlihat seperti remaja yang dimabuk asmara, malam itu dengan balutan pakaian mewah nan elegan, keduanya terlihat bak raja dan ratu yang menjadi tuan ruan rumah sebuah pesta penting di istana.

Senyum keduanya terus mengembang, menebarkan kebahagiaan yang tengah mereka rasakan saat itu. Kebahagiaan itu menular pada seluruh tamu undangan, termasuk pemilik pesta itu sendiri.

"Akhirnya pengantin baru kita telah datang." Ucap sang tuan rumah, mengulurkan tangannya, mengajak berjabat. Namjoon kemudian membalas jabatan tangan pria paruh baya.

"Terima kasih sudah hadir di pesta kami." Ucap wanita yang disamping pria itu.

"Maaf, Ayah dan Ibu tidak bisa hadir, jadi kami datang atas nama Ayah dan Ibu."

"Seharusnya Ayah dan Ibumu datang juga, mereka harus melihat bagaimana kalian mengambil perhatian para tamuku." Mereka tertawa kecil atas perkataan sang tuan rumah.

"Ngomong-ngomong, apa Jisoo sudah isi?" Keduanya tersipu mendengar pernyataan tersebut.

"Belum, kami masih fokus dengan pekerjaan kami." Jawab Jisoo.

"Hey, tidak baik menunda-nunda momongan."

Namjoon mengangguk pelan, sedangkan Jisoo masih tersenyum malu.

"Baiklah kami tinggal dulu, selamat menikmati pestanya." Sang tuan rumah pamit ketika seseorang dibelakang pria itu mengabarkan bahwa pesta akan segera dimulai.

Keduanya sempat bertemu dengan keluarga Jisoo sebelum berjalan menuju tempat duduk yang sudah disediakan. Jisoo memeluk Ibunya erat. Menyalurkan rasa rindu yang selalu melanda hati keduanya. Namjoon yang melihat itu, sempat merasa bersalah karena baru sekali mereka datang ke rumah mertuanya, itu pun sedang dalam kondisi yang tidak baik.

[BTS WINGS SERIES] REFLECTION -RapMonster-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang