Kehidupan Namjoon dan Jisoo kembali seperti biasanya. Keduanya kembali pada pekerjaannya masing-masing, mencoba untuk mempertahankan bahwa pernikahan keduanya tidak akan terpisahkan begitu saja hanya karena hubungan kerja sama bisnis kedua keluarga itu kini hampir terputus.
Kerja keras keduanya hampir selesai. Terlebih setelah mendapat berita bahwa lagu-lagu yang diproduksi oleh Namjoon beserta agensinya, kini berada di urutan teratas di seluruh situs musik Korea. Baik untuk album, maupun grup idola itu sendiri, kini memuncaki posisi pertama di situs pencarian. Tawaran iklan untuk grup itu pun semakin meningkat.
Satu agensi tempat Namjoon bekerja tentu bersuka cita atas keberhasilan kerja keras mereka. Untuk menyempurnakan keberhasilan tersebut, mereka memutuskan untuk mengadakan perayaan.
Namun, Namjoon memilih untuk pulang. Ekspresinya menunjukkan kekhawatiran. Pasalnya ia tidak mendapatkan jawaban dari Jisoo ketika dirinya menghubungi istrinya itu. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah, ia ingin segera pulang dan mengabarkan berita bahagia ini pada istrinya.
Sesampainya di rumah, lagi-lagi ia melihat sebuah mobil yang ia ketahui pasti mobil itu milik sahabat Jisoo, saat ini tengah terparkir di depan rumahnya.
Segera dirinya berlari memasuki rumahnya.
Kedua matanya menyipit saat mendapati lelaki bernama Park Jinyoung, bersama Choi Younghee baru saja keluar dari kamar miliknya.
Ibu angkatnya itu baru saja menutup pintu kamar, kemudian berbincang dengan lelaki itu.
"Untuk apa lagi kau di sini?" Tanya Namjoon seraya melangkah mendekati kedua orang itu, "Bukankah sudah ku bilang, kau tidak perlu lagi mengantar Jisoo pulang."
"Namjoon-ah.." Younghee mencoba menenangkannya, sedangkan Jinyoung berdecak kesal.
"Kanapa tidak menjawab?" Nada Namjoon terdengar tengah menahan emosinya.
"Jisoo sakit, Namjoon-ah.." Penjelasan sang Ibu tadi membuat dirinya terdiam.
"Kau akan percaya dengan ucapan Ibumu 'kan? Jisoo tadi hampir pingsan ketika aku melihatnya menunggu taksi. Kebetulan aku-"
"Terima kasih." Ucap Namjoon yang memotong penjelasan Jinyoung, sambil berjalan memasuki kamarnya setelah sebelumnya menepuk bahu Jinyoung.
Setelah menutup pintu kamarnya dari dalam, Namjoon mencelos mendapati perempuan itu terbaring di tempat tidur.
Segera ia mendekat, kemudian berlutut di samping tempat tidur. Lelaki itu mengaitkan jemarinya pada jemari Jisoo, Namjoon menggenggamnya erat.
"Maaf. Maafkan aku.. karena aku kau begini. Kau pasti lelah. Maaf." Lirih lelaki itu sambil menundukkan kepalanya.
"Istirahatlah."
Untuk kedua kalinya ia mengecup kening istrinya itu setelah pengikatan janji sucinya.
.
Perlahan sepasang mata indah itu terbuka. Tangannya bergerak memegangi kepalanya yang terasa berdenyut.
Ia tersenyum saat mendapati lengan milik lelaki yang terlelap di sampingnya itu melingkar di pinggangnya.
Jisoo mengusap lembut punggung tangan lelaki itu. Ditolehkannya pada lelaki di sampingnya, pemilik lengan itu masih betah dengan mimpinya.
Perlahan Jisoo menjauhkan lengan itu darinya. Dia perlu ke kamar mandi.
Masih dengan rasa pening di kepalanya, Jisoo memaksa bangun kemudian ke kamar mandi.
Tepat disaat Jisoo keluar dari kamar mandi, Namjoon sudah berada di hadapannya.
"Bagaimana keadaanmu sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BTS WINGS SERIES] REFLECTION -RapMonster-
Fiksi PenggemarYou're Not Lonely Even You are Alone