Malam itu, Namjoon benar-benar dibuat gelisah menunggu Jisoo keluar dari kamar mandi. Meski isak tangis perempuan itu tak lagi terdengar, namun tetap saja belum bisa membuat lelaki itu tenang. Ia mencoba untuk tenang dengan mengalihkan fokusnya pada perkerjaan yang belum rampung. Namun hasilnya sama saja, pikirannya tidak bisa mengenyahkan kegelisahan tentang Jisoo.
Tepat saat ia mendengar Jisoo memutar kunci pintu kamar mandi, lelaki itu segera berdiri di depan pintu menyambut perempuan itu keluar.
"Maaf." Dengan tegas lelaki itu meminta maaf pada perempuan yang kini sudah berada dihadapannya tengah mengeringkan rambut panjangnya, tanpa sedikit pun menatap lelaki itu.
"Iya." Dengan singkat pula Jisoo menimpali permintaan maaf dari lelaki yang sekarang menghalangi jalannya.
"Seo Jisoo, aku benar-benar minta maaf." Kali ini Namjoo menggenggam lengan Jisoo.
"Iya." Lagi-lagi jawaban singkat yang Namjoon dengar.
"Seo Jisoo, lihat mataku!" Perempuan itu mendengus kesal.
Jisoo menghela napasnya, menutup matanya sejenak. "Apa?" Akhirnya Jisoo menatapnya.
"Maaf. Aku benar-benar minta maaf." Menatap lelaki itu membuat Jisoo terdiam, kedua matanya kembali berkaca-kaca.
Kedua matanya mengerjap cepat, kembali mengalihkan tatapannya ke arah lain. Ia menarik kembali lengan yang tengah digenggam Namjoon. "Iya aku memaafkanmu. Minggir." Ucapnya sambil mendorong tubuh Namjoon ke samping.
"Mandi sana!!" Kembali Jisoo berucap saat dirinya tengah memilih baju tidurnya.
Perintahnya pada Namjoon dimaksudkan agar lelaki itu berhenti memperhatikan setiap geraknya. Jisoo merasa risih atas tatapan Namjoon, karena ini pertama kalinya perempuan mengenakan bathrobe dihadapan lelaki itu.
Entah apa yang tengah dipikirkan Namjoon, lelaki itu segera mengembalikan kesadarannya, berhenti menatap Jisoo dan menuruti perkataan perempuan itu.
Baik Jisoo maupun Namjoon keduanya sama-sama mengusap dadanya, mencoba mengontrol rasa aneh yang lagi-lagi muncul di hati mereka.
.
Paginya, Jisoo lebih dulu bangun. Ia mengikat rambutnya asal, kemudian ke kamar mandi sekedar membersihkan wajahnya saja. Segera ia keluar dari kamar, langsung menuju dapur. Perutnya lapar, semalam dirinya tidak sempat menyantap makan malamnya.
Para pelayan dapur segera membungkuk saat Jisoo membuka lemari es untuk mencari bahan makanan yang cepat untuk dimasak. "Lanjutkan saja memasaknya." Ucap Jisoo mendapati para pelayan itu agak canggung melanjutkan aktivitasnya.
Ini pertama kalinya Jisoo memasuki dapur milik keluarga Kim, jadi wajar saja jika para pelayan itu merasa canggung akan kehadiran Jisoo di dapur.
Dengan pakaian yang sudah rapi dan siap berangkat ke studionya, lelaki itu tersenyum senang. Akhirnya ia bisa melihat bagaimana perempuan yang berstatus istrinya itu tengah menyibukkan diri di dapur, meski yang ia lihat Jisoo baru saja menyelesaikan aktivitas memasaknya. Terlebih, penampilan perempuan yang setengah berantakan itu menambah kesan menarik untuk Namjoon.
Lelaki itu mendekati masakan Jisoo saat perempuan itu tengah merapikan bekas memasaknya. Tanpa meminta ijin terlebih dahulu, Namjoon menyuapkan sesendok scramble egg sederhana buatan Jisoo ke dalam mulutnya.
"Yak!! Itu milikku!" Jisoo berteriak kesal saat mendapati lelaki itu sudah memasukkan suapan keduanya. "Minggir sana!" Perempuan itu merebut sendok di tangan Namjoon dan membawa makanannya ke meja makan.
"Jisoo-ssi, kau tidak membuatkan untukku?"
"Memangnya harus? Biasanya juga kau makan masakan pelayan dapur."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BTS WINGS SERIES] REFLECTION -RapMonster-
FanficYou're Not Lonely Even You are Alone