"Adi, kami harus pergi sekarang. Sampai jumpa disekolah. Assalamualaikum," ucap Anna.
"Waalaikumsalam, hati-hati di jalan! " sahut Adi.
Anna membalas dengan senyuman. Lalu ia dan teman-temannya pergi menyusul orang tua mereka yang telah jauh mendahului mereka.
Mereka memang teman-temanku yang baik, gumam Adi.
Adi menatap ibunya yang terbaring lemah. Setetes air mata jatuh di pipi Adi. Seperempat detik, ia langsung menyeka air matanya.
🍁🍁🍁
Anna menggesek dawai biolanya mengalunkan lagu gugur bunga yang nadanya begitu pelan dan menyentuh hati.
Entah mengapa, jemari Anna ingin sekali memainkan lagu itu. Jika dikaitkan dengan kondisinya saat ini, lagu itu sama sekali tidak ada hubungannya.
Anna hanya ingin memainkan lagu sedih. Ia sedih melihat temannya yang sebelumnya ceria menjadi sedih dan murung.
Usai memainkan biolanya, Anna duduk di meja belajarnya dan membuka buku diary nya lalu menuliskan sesuatu disana. Apa itu tentang Adi? Atau hal yang lain? Entahlah.
Anna menutup diary nya dan meletakkan pulpennya. Ia beranjak dari meja belajar menuju tempat tidurnya. Anna rebahkan tubuhnya yang amat lelah itu di atas tempat tidur yang sangat nyaman.
Anna menghirup nafas dalam dalam. Membiarkan bajunya teracak acak tertindih tubuhnya.
Matanya menjelajah seisi kamar. Tidak ada yang menarik. Semua membosankan.
Anna bangkit dan mencari ponselnya yang rupanya terletak di meja belajarnya.
Anna mengambil ponselnya dan mengirim pesan whatsapp pada Moza.
Anna : Za, aku mau ke rumahmu. Boleh nggak?
Anna menekan tombol kirim. Kini Anna menunggu balasan pesan dari Moza yang menguras waktunya.
Moza : Boleh. Tapi ngapain?
Anna langsung membalas pesan itu.
Anna : Ada deh. Aku otw ke sana ya.
Anna menekan tombol kirim. Lalu Moza membalas dengan emoticon senyum.
Anna segera mandi dan mengganti pakaiannya.
🍁🍁🍁
"Kamu kenapa, Na? Tumben kamu datang ke sini, " ucap Moza.
"Ini soal Adi. Aku merasa sedih melihatnya sering murung. Wajahnya semakin tidak enak dipandang. Aku, sebagai tetangga dan teman sebangkunya ingin berbuat sesuatu untuk Adi. Aku ingin membuatnya lebih bahagia lagi."
"Hmm... Jangan-jangan kamu jatuh cinta sama Adi, ya?"
"Heh! Nggak kok, " wajah Anna mendadak masam.
"Lah terus apa tujuanmu membuat Adi lebih bahagia lagi?"
"Aku bosan melihat dia murung. Aku kasihan melihat dirinya. Sudah, itu saja."
"Na, kurasa akan sulit membuatnya bahagia disaat genting seperti ini. Ibunya sedang sakit dan dia pasti merasa sangat sedih. Sehingga tidak mudah membuatnya bahagia. "
"Bagaimana kalau perwakilan ROHIS berkunjung ke rumah sakit untk menjenguk ibunya Adi dan memberikan sedikit sumbangan."
"Its a good idea. Anna, tapi kalau Adi menolak bagaimana?"
"Bilang saja kalau itu dari semua teman-temannya. Dan dia pasti tidak ingin menyakiti hati teman-temannya dan dia akan menerima sumbangan itu."
"Baiklah, sekarang kita harus koordinasi dengan bu Sarah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah In Love
SpiritualAnna Muslimah. Gadis cantik yang merupakan hafidzah dan dikenal dengan perilakunya yang sopan dan santun. Dia tumbuh di lingkungan keluarga yang mampu. Adrian Hafidz Mauza. Laki-laki yang juga merupakan seorang hafidz dan tumbuh di lingkungan kelua...