#7 Satu Kata

427 87 28
                                    

LeeHyunRa ♡ wonwoobee

"Baiklah Kang Daniel, kau bisa duduk di bangku kosong itu," setelah selesai mengucapkan salam perkenalan, kini Kim Saem pun menunjuk tempat kosong untuk Daniel - yang tepatnya berada dibelakang Seulgi dan Yoongi duduk.

Seulgi menoleh kearah bangku kosong itu dengan raut kecewa, andai anak baru itu duduk disamping Seulgi - pasti lebih seru. Diliriknya sang sahabat, sekaligus teman sebangkunya - Yoongi, yang kini tampak asik dengan ponsel pintarnya.

Seulgi berpikir, haruskah..

'Maaf Yoong..' batin Seulgi setelah otak gadis ini memutuskan sesuatu.

Baru dua langkah Daniel menjauh dari sang guru, tiba-tiba saja Seulgi mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan membuat fokus semua mata tertuju padanya.

"Saem!!! Daniel duduk disebelahku saja," tawar Seulgi yang tentu ucapannya ini berhasil membuat Yoongi menatapnya membulatkan matanya tak percaya. Bukankah yang duduk disamping Seulgi selama ini adalah Yoongi? Lalu- Yoongi harus duduk dimana?

"Tempatmu tak kosong Seulgi," jawab Kim Saem yang sayangnya langsung dibantah oleh gadis Kang ini.

Tangan Seulgi kini dengan sepihak menarik tas Yoongi dan menaruhnya di meja belakang yang memang kosong. "Yoongi pindah ke belakang Saem, katanya mau deket sama Wendy!" Celetuk Seulgi yang rasanya tak pernah dipikir setiap kata yang gadis ini ucapkan.

"Hey, apa maksudmu?" Tolak Yoongi tak terima.

Seulgi tersenyum semanis mungkin sebagai jawaban, "Ayolah, kau pindah ke belakang saja. Kapan lagi aku duduk dengan pria tampan," pinta Seulgi lengkap dengan aegyo yang biasanya tak akan pernah gagal untuk merayu Yoongi.

Yoongi membeku melihat aegyo yang kelewat cute itu. Aegyo yang selalu membuat Yoongi ingin menahan Seulgi dalam rengkuhannya. Belum sempat Yoongi menjawab ya atau tidak, Seulgi terlebih dulu mendorong tubuh Yoongi untuk keluar dari kursinya.

Dan brukkk..

Yoongi jatuh dari atas kursi yang sebelumnya ia duduki.

"Awww..." Ringis Yoongi kesakitan.

"Maaf.."

"Saem!!! Bangku disebelahku kosong!!"

Umpatan dan berjuta kata kasar kini Yoongi gumamkan pada Seulgi - sahabat gilanya itu. Bagaimana bisa ia mengusir Yoongi dengan cara brutal?

Karena tak mau menjadi bahan tontonan, Yoongi pun memilih untuk mengalah dan duduk di tempat yang Seulgi maksud. Meja belakang, bersebelahan dengan Son Wendy - gadis yang terkenal dengan kecerdasan tak biasanya.

"Kau tak apa?" Khawatir Wendy yang sialnya tak dijawab apapun oleh Yoongi. Mata Yoongi kini tengah menatap lurus bangku didepannya, bangku dimana terdapat Daniel dan Seulgi yang kini tampak bersalaman.

"Aku Kang Seulgi, salam kenal.."

"Salam kenal, Aku Kang Daniel.."

________

"Aaaaaaaaaa..." Seulgi tak bisa menahan seruan senangnya saat ia menceritakan kejadian di sekolah tadi pada Yoongi, yang kini tampak cuek bebek dengan games di tangannya.

"Kau tau Yoong, Daniel itu benar-benar tampan. Belum lagi parfum-nya, astaga benar-benar membuatku gila!!" Ya, dari lima belas menit yang lalu Seulgi merangsek ke kamar Yoongi hanya nama Daniel dan beberapa pujian lainnya lah yang keluar dari bibir manis sang sahabat. Pujian yang berhasil membuat Yoongi ingin muntah.

Maksudnya, apa bagusnya coba si Daniel - Daniel itu?

Biasa!

Seulgi masih terlarut dalam lamunannya bersama Daniel di sekolah tadi. Ah, saat jam istirahat berbunyi - Daniel tiba-tiba mengajak Seulgi untuk makan siang bersama sekaligus berkeliling sekolah. Bagaimanapun Daniel masih belum familiar dengan keadaan sekolah barunya ini. Jadi ia perlu beradaptasi.

Dan Seulgi pun tanpa ragu menerima ajakan itu, meninggalkan Yoongi yang kini semakin menatap mereka dengan tatapan tak suka. Biasanya Seulgi selalu makan siang dengan Yoongi, tapi sekarang? Huh, dasar semut kecil.

Setelah makan siang, Seulgi dan Daniel pun menghabiskan waktu istirahat mereka di perpustakaan. Membaca buku yang anehnya membuat mereka tertawa kompak.

"Astaga, senyumnya itu loh Yoong. Kok ada ya, cowok setampan dia.." pujian Seulgi untuk Daniel ternyata masih berlanjut. Membuat Yoongi dengan terpaksa mematikan games-nya dan menatap sang sahabat tajam.

"Aku juga tampan.." ucap Yoongi yang berhasil merebut atensi Seulgi.

Seulgi tertawa kecil dibuatnya, "Hahaha, kau memang tampan. Tapi aura kalian berbeda,"

"Apanya yang berbeda?"

Seulgi berpikir dan tak lama sebuah gelengan tercipta, "Entahlah, tapi kau itu sahabatku. Dan di mataku kau tampak biasa, sementara dia - emm, aku menatapnya sebagai seorang pria,"

"Memangnya aku bukan pria?" Cibir Yoongi tak terima akan penjelasan Seulgi.

"Yaaakk!! Kau memang pria, tapi kita kan telah mengenal lama. Bahkan saat kecil kita pernah mandi bersama - jadi, tentu kau dan dia berbeda,"

"Jika diibaratkan kau itu bagaikan hutan yang pernah aku sambangi, sementara dia - dia bagaikan hutan baru yang belum pernah aku explore. Membuatku penasaran setiap saat.." jelas Seulgi lengkap dengan mata yang berbinar.

Mata yang tak pernah Seulgi tampilkan saat ia berbicara tentang Yoongi.

Ck. Sial.

Disini Yoongi sadar, ia dan Daniel menempati posisi berbeda di hati Seulgi. Meskipun Seulgi baru bertemu Daniel sekali, tapi gadis ini sejak awal menatap pria itu sebagai pria. Dan Yoongi, hemm.. selamanya Yoongi hanya akan menjadi sahabat bagi Seulgi.

"Kau menyukainya?" Tanya Yoongi tiba-tiba.

Seulgi menggeleng, membuat harapan Yoongi untuk mendapatkan sang sahabat kembali tumbuh.

"Aku tak tahu, tapi yang pasti - aku ingin mendekatinya.."

Harapan yang sempat tumbuh itu kembali tumbang bak dedaunan yang dihempaskan oleh angin.

"Tapi kau tau kan, aku menyukaimu.." entah Yoongi sadar atau tidak, namun bibir Yoongi kini tengah mengucapkan deretan kata yang berhasil membuat aura kamar yang sebelumnya menghangat kini berubah menjadi dingin. Hanya suara jarum detiklah yang terdengar di ruangan ini.

Sementara sang punya dan tamu dengan kompak terdiam dalam posisi mereka masing-masing, namun sepasang mata mereka tampak lekat saling menatap.

"Tapi kau sahabatku.."

Sahabat, satu kata yang ingin sekali Yoongi musnahkan di muka bumi ini.


TBC

171024

Yang sabar ya mas Yoongi huhuhu 😢😢😢

Sahabat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang