#6 Anak Baru

510 92 43
                                    

LeeHyunRa ♡ wonwoobee

"Yoongi... Kangen.." tanpa menunggu perintah untuk masuk atau tidak, Seulgi - gadis itu lebih dulu berlari dan menghambur kedalam pelukan Yoongi.

"Kau menyebalkan! Tiga hari ini aku pergi sekolah sendiri, dan kau tau-," rengkuhan mereka sengaja Seulgi renggangkan. Gadis ini lalu memanyunkan bibirnya kesal. "Uang jajanku habis, karena aku harus naik bis," curhat Seulgi yang mau tak mau membuat seulas senyum Yoongi tercipta.

Ya, Seulgi memang selalu bisa membuat Yoongi tersenyum seperti ini. Apapun yang diucapkan atau dilakukan gadis ini, pasti selalu berhasil membuat hari Yoongi lebih berwarna.

Gemas akan tingkah sang sahabat yang diam-diam ia cintai ini, Yoongi pun dengan pelan mencubit hidung Seulgi dan berhasil membuat si punya mengaduh sakit.

"Ihh, sakit Yoong.."

Yoongi menatap Seulgi dalam lalu tersenyum kecil, "Kau tak marah padaku?" Tanya Yoongi merujuk pada insiden pertemuan dua bibir mereka beberapa hari lalu.

"Untuk?"

Dahi Yoongi berkerut, ia tak percaya dengan apa yang didengarnya kini.

'Untuk?'

Apa gadis ini telah melupakan kejadian itu? Atau sejak awal Seulgi memang tak pernah menganggap kejadian itu terjadi?

Dan entah mengapa balasan Seulgi ini membuat Yoongi kecewa sendiri. Lebih baik Seulgi marah padanya ataupun memaki dirinya, karena telah bertindak kurang ajar. Tapi alih-alih marah, gadis ini malah tampak melupakan semuanya?

Seulgi masih menatap Yoongi heran. "Ihh, Yoongi- kenapa aku harus marah? Kita kan sahabat. Sesama sahabat gak boleh saling marah!" Entah Seulgi sengaja atau tidak - tapi lagi-lagi Seulgi secara sadar menekan kata sahabat diantara mereka. Seolah Seulgi ingin meyakinkan Yoongi, bahwa hubungan diantara mereka berdua ini tak mungkin lebih dari sahabat - itulah batas maksimal yang bisa Seulgi berikan pada Yoongi. Tak lebih.

Yoongi kecewa, tentu. Tapi untuk menutupi rasa kecewanya itu, Yoongi memaksakan dirinya untuk tersenyum dan tak lama Yoongi pun mengacak puncak kepala Seulgi.

"Kau benar, sebagai sahabat kita tak boleh bertengkar."

"Tentu.." Seulgi yang sebelumnya masih dalam posisi memeluk Yoongi, walaupun sedikit merenggang pun, seketika melepas kontak fisik diantara mereka. Membuat hati Yoongi mendesah kecewa.

Seulgi pun langsung mendudukan tubuhnya di kasur Yoongi. "Yoong, besok pergi sekolah bareng lagi ya? Gak enak pergi sendiri.." pinta Seulgi yang tentu saja langsung dibalas anggukan oleh sang sahabat.

Seulgi tersenyum, "Terimakasih.."

_____

Mungkin kalian berpikir jika Seulgi memang telah lupa dengan insiden ciuman itu. Tapi sebenarnya tidak. Seulgi masih dengan jelas ingat bagaimana detik-detik menghilangnya ciuman pertamanya itu.

Tapi, alih-alih meminta penjelasan dan pertanggungjawaban Yoongi - Seulgi malah berpura-pura lupa. Alasannya? Karena ia tak mau hubungannya dan Yoongi berubah menjadi canggung - layaknya dua orang asing yang baru saja mengenal.

Tidak. Seulgi tak mau seperti itu.

Yoongi adalah satu-satunya sahabat yang Seulgi miliki. Sahabat yang selalu mendengarkan segala keluh kesah Seulgi selama ini. Dan Seulgi tak mau sosok sahabat sebaik Yoongi menghilang dari hidupnya.

Jujur, sejak awal Seulgi tak pernah sedikitpun memandang Yoongi sebagai seorang pria. Tak pernah. Yoongi adalah sahabatnya. Sahabat dan tak lebih.

Setelah menimbang beberapa kemungkinan alasan - kenapa Yoongi sempat menciumnya? Seulgi pun akhirnya sadar, jika Yoongi memang mencintainya. Tapi, maaf - Seulgi tak bisa menjanjikan lebih.

Sahabat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang