22

142 23 0
                                    

Gue terduduk di tepian ranjang, dengan menekuk lutut dan menenggelamkan kepala gue disela-selanya. Gue masih terus menangis hingga terisak, pintu kamar pun gue kunci dengan rapat. Masih dapat gue dengar dengan jelas jika pertengkaran mommy dan daddy yang sepertinya semakin menjadi...

"Dad, zza sayang banget sama daddy"

"Daddy janji yah jangan pergi lama-lama. Nanti zza kangen"

"Daddy, zza mau ice cream"

"Daddy, gendong!"

"Daddy! Zza mau baju power ranger kaya bang Arkan!"

"Daddy!"

"Daddy!"

"Daddy!"

"ARRRGGGHHHH!!!!" gue berteriak histeris, bayangan masa kecil gue dengan daddy tergambar begitu jelas di dalam kepala gue. Dan entah sejak kapan gue sudah ada di depan pintu kamar orangtua gue ini.

Dengan tidak sabaran bahkan gue menendang pintu itu, bermaksud agar pertengkaran orangtua gue terhenti setelah melihat apa yang telah anak gadisnya lakukan.

"CUKUP!!" Teriak gue frustasi di depan mommy dan daddy. Dapat gue lihat bahwa kedua nya kaget melihat keberadaan gue yang sudah sangat kacau akibat menangis.

"Zza.. daddy bisa jelasin ke kamu!" Daddy mencoba mendekat ke gue. Tapi gue menghindar dan memilih berada di belakang mommy sekarang.

"Anda bukan Daddy saya !!! Saya bahkan tidak punya Daddy seperti Anda !" Teriak gue.

"Zza.. kamu anak Daddy sayang!" Daddy gue mencoba mendekat.

"Cukup mas!! Geizza bahkan sudah tau semua nya!" Ujar mommy gue dengan suara bergetar.

"Oke!!"

"Kita bercerai !!"lanjut Daddy gue.

Seperti ada suara pecahan kaca yang retak di sela-sela dada gue, Hati gue mencelos untuk kesekian kali nya di hari ini.

Karena Daddy yang begitu gue bangga-banggakan ternyata tak ayalnya seorang lelaki yang haus akan godaan wanita murahan di luar sana.

Airmata kembali menggenang di pipi gue dan juga mommy gue. Bersamaan dengan pergi nya daddy dari hadapan gue.

"Mom..." lirih gue dalam isakan dan juga dekapan mommy.

"Zza benci daddy! Daddy jahat! Hiks!!" Mommy memeluk gue lebih erat, dan saat ini.. hanya ada suara isakan yang menggema di setiap sudut rumah.








Mungkin, ini adalah salah satu cara Tuhan untuk menyayangi hamba-Nya, dengan memberikan cobaan.

📦📦📦

Arkan pulang kerumah dengan terburu-buru, mendapati kabar bahwa kedua orangtuanya akan bercerai.

Yah, anak mana yang mau jika orangtua yang begitu disayanginya harus berpisah, tidak ada bukan?

"MOM!!"Arkan masuk ke dalam rumah, mendapati sang ibu yang terduduk di tepian ranjang. Matanya memerah, menandakan bahwa ia habis menangis.

"Maafin Arkan, Arkan bahkan gak bisa jagain mommy dan Geizza" Arkan memeluk ibunya dengan sayang, yang ia rasakan kali ini sama dengan apa yang di rasakan oleh adik dan ibunya. Ia begitu terpukul, tetapi ia tak bisa menunjukkannya secara langsung.

"Kamu enggak salah Arkan, tidak ada yang salah." Jawab ibunya dengan airmata yang kembali menggenang.



Sedangkan di sudut ruangan yang berbeda, Geizza sedang berbaring di ranjangnya. Tatapannya kosong, bahkan pikirannya pun ikut kosong. Sesekali ia masih terisak mengingat kenangannya bersama sang Ayah di waktu kecil.

KARDUS [OH SEHUN] (Complate ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang