27

148 24 0
                                    

"Pak ren! Kaget saya pak!" Gue serius kaget.

"Ngelamunin apa sih?" Tanya pak ren, dan gue menggeleng

"Enggak ada" jawab gue cepat.

"Yakin?? atau jangan-jangan kamu lagi mikirin saya? Iya kan? Ayolah.. pasti iya" pak rendra mencubit hidung gue dengan gemas.

"sakit tauk pak!! Lagian si bapak kepedean banget sih" gue mengerucutkan bibir sebal.

"Maaf.. lagian serius deh zza.. kamu mikirin apa?"

"Huh.. gak tau pak, mungkin rasanya besok udah beda. Gak bisa marah-marah di kelas, gak bisa jewer telinga si Juno, gak adu mulut sama degem bapak yang ngeselin, gak.. gak.. emm..gak ketemu bapak lagi 😳"  gue menunduk,

yah.. mungkin gue bakal kangen dengan kenangan yang ada di sekolah ini. Termasuk kenangan tentang pak ren, yang memang sengaja  gue lupakan, karena gue hanya pelampiasannya, disaat dia tidak dekat dengan siapa pun. Ah... ampas tahu macem gue bisa apa?

"Hey, liat aku.." ah sekarang dia pake 'aku-kamu' an.. lemah gue kalau udah begini.

"Hmm" gue berdeham dan mulai memandang wajah pak ren yang kini menatap gue intens.

"Kita masih bisa ketemu diluar kan zza, aku masih bisa main kerumah kamu. Sabtu minggu kan weekend" ujar pak ren dengan tenang.

"Iya.. tapi.."

"Zza.. aku tau kamu belum mau jawab pernyataan aku saat itu, aku tau kamu gak bener-bener lupa dengan aku. Tapi jujur.. aku gak ada hubungan apapun dengan cewek itu lagi"

"Mantan, kalau kamu inget!" Potong gue cepat.

"iya. Mantan. Aku gak ada main lagi dengan dia zza.." jelas pak ren. Ya Allah, hamba lemah, manusia di depan hamba mu ini terlalu menggoda. Tatapannya, senyumnya, semuanya.. akhh.. hamba zina mata Ya Allah..

"Emang bapak serius dengan saya? Saya gak mau kalau cuma jadi bahan mainan. Bapak udah cukup dewasa kalau bapak inget!" Ujar gue sarkas

"Zza.. kurang serius apa aku? Aku bahkan udah minta izin pada orangtua kamu, kalau aku serius dengan anak gadisnya yang sekarang duduk depan mataku ini" pak ren menggenggam tangan gue..

Ya Allah, hamba mu yang lemah ini ambyar. Untung Dea dkk gak ada.. kalau ada bisa mampus gue di kecengin mulu.


Gue cuma bisa meneguk saliva gue sendiri sangking gugupnya.
"Zza.. apa kamu mau menerima aku? Seorang mantan playboy ini? Aku memang belum bisa menjanjikan apapun. Tapi saat kamu lulus nanti, aku akan ke rumah kamu lagi, nemuin ibu kamu dan juga arkan. Untuk meminta izin, bahwa aku menyukai kamu dan akan melamar kamu"

AKU AMBYAR YA ALLAH!!!

Perempuan mana yang gak mau di lamar oleh orang yang memang udah disukai dari awal. Tanpa sadar gue mengangguk mengiyakan, airmata gue bahkan menetes karena terharu. Baru kali ini ada seorang cowok yang bener-bener gue tau akan niatan serius nya ke gue.

"Kamu serius?" Tanya pak rendra gak percaya dengan anggukan gue.

"Iya,aku mau.. aku terima" gue mengangguk lagi, membuat pak rendra merentangkan tangannya. Dan gue sambut dengan pelukan, masih dengan airmata terharu yang menetes.




"Asikkkk!!! Makan gratis!!!" Si andra toa..

"Ya ampun! Romatis banget sih kalian" kali ini si titi yang toa

"Kalian!! Sejak kapan kalian disini??" Gue panik anjirr.. aduhh tamat riwayat gue.

"Wkwkw sebenernya dari awal kita sembunyi di semak-semak itu zza" si Dea nyengir.

"Thanks ya kalian!" Pak rendra tos-tos ala cowok sama nayo dan andra.

"Jadi... semua ini udah direncanain??? Fix!! Gue sebel!" Gue ngambek.. jadi ini semua udah direncanain oleh mereka semua?

"Hehe.. jangan gitu dong.. kan baru jadian. Ya kan pak?" Sekarang si Nayo buka suara.

"Bener banget!!" Kompak si Andra, Titi dan dea. Sedangkan pak rendra di samping gue cuma ngelus tengkuk dan tersenyum kikuk, menyadari isi dompetnya akan terkuras habis oleh keempat babi berwujud manusia di hadapannya ini..minus gue, right?






📦📦📦







Hari ini adalah hari perpisahan mahasiswa PPL di SMA NUSANTARA, gue dan keempat temen gue lainnya udah lengkap dengan almamater dan sedang berada di atas panggung sekarang, untuk memberikan pesan dan kesan pada siswa-siswi dan juga para guru dan jajaran staff.

"Aduh.. kok gue degdegkan ya?" Ujar si Andra pada nayo dan gue yang ada disampingnya

"Jatuh cinta kalik lo" si nayo jawab dengan asal.

"Iya kalik ya?? Duh.. si evelyn natap gue penuh cinta gitu, gue kan jadi gugup" sumpah.. si andra alay banget. Gue sama nayo langsung sok sok pasang muka mau muntah. Perlu lo inget, evelyn adalah degem garis keras nya pak rendra.

"Najis banget si andra" gumam gue dan lanjut mendengarkan pidato dari Dea yang mewakili kita semua.






📦📦📦






"Nanti mau langsung pulang?" Pak rendra menghampiri gue yang lagi menggotong kursi dan menaruhnya ke kelas.

"Iya, si mark katanya mau dateng" jawab gue

"Siniin kursinya, biar aku yang angkat" pak rendra tiba-tiba ngambil kursi yang mau gue gotong,

"Kamu kenapa? Cemburu?" Tanya gue tothepoint

"Enggak" pak rendra langsung menggotong kursi sekaligus dua, ditangan kanan dan tangan kirinya, masing-masing satu. Gue tau dia cemburu. Ih.. lucu banget sih mas, cemburunya. Dedek jadi gemas.

"Berarti main sama mark boleh dong.. gak cemburu kan?" Gue mengekor dibelakangnya dan malah menabrak punggung pak ren yang tiba-tiba berhenti dan menaruh kursi sembarang di dalam kelas tanpa di tata terlebih dahulu.

"Kamu punya ku! Enak aja main sama cowok lain" pak rendra berbalik ke arah gue membuat gue menahan tawa karna ulah nya.

"Ih.. baru juga pacar. Bukan suami.lagian dia kan temen aku" ujar gue membuat pak ren mendelik kesal. Gue pengen tau sampe dimana kalau dia cemburu.

"Kalau begitu. Besok kita menikah! Saya gak main-main ya saudari Geizza Az-Zahra" ujar pak ren dengan smirk. Sedangkan gue cuma cengo..





'PAK RENDRA GILAAA !!!!' Pekik gue dalam hati.


























📦📦📦📦

DIMOHON VOTE DAN KOMENTARNYA

KARDUS [OH SEHUN] (Complate ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang