h'

1K 156 14
                                    

.





" Daehwi "

" Daehwi "


Kedua tangan nya di genggam.

Menoleh ke arah kanan, didapatinya lelaki yang sedari tadi ia cari.

Menoleh ke kiri, didapatinya lelaki yang makin hari makin dekat dengannya.

" Hyungie? Sunbae? "

" Ayo pulang "

" Eits, ada sesuatu yang harus kami bicarakan "

" Oke. "

Taehyun tersenyum karena diberi kesempatan untuk berbicara dengan Daehwi. Namun, seketika garis melengkung itu hilang ketika Jinyoung masih setia berada di titik tumpuan nya.

" Apa yang kau lakukan? Bukan kah sudah ku katakan aku ingim berbicara sesuatu dengan Daehwi? "

" Ya, aku tau. Lalu? "

" Lalu menyingkirlah, Jinyoung. "

" Bukan kah ketika berbicara yang diperlukan hanya lah mulut? Apa susah nya berbicara sekarang? Lagian sudah ku iyakan sedari tadi "

" Jinyoung-ssi. " Nada itu terdengar sedikit hmm, well.

Jinyoung berpindah. Selangkah dari titik tumpuannya tadi. Melihat itu, Taehyun jengah dan memutar bola matanya malas.

Daehwi lalu melepas tangan Jinyoung. Mengatakan hyungie, sebentar saja. Tunggu ya yang akhirnya tinggallah Jinyoung ditengah lautan siswa yang sedang mengisi perut itu.

Tidak lewat dari lima menit, Daehwi kembali. Senyum tipis Jinyoung muncul karena tak ada penampakan lelaki menyebalkan tadi, menurutnya. Ia lalu kembali menggenggam tangan Daehwi dan mulai berjalan keluar dari area kantin.




Senyum tipis di bibir Daehwi tidak pernah hilang sejak tangannya diselimuti telapak tangan besar nan hangat milik sang mantan.

Eh?

Menatap Jinyoung dengan raut bingung ketika dirinya dibawa ke parkiran. Matanya memancarkan Hyung kita mau apa? yang tidak diladeni oleh Jinyoung bahkan ketika raut bingung itu dilihatnya.

" Naik lah "

" Sekarang? "

" Tahun depan, Lee Daehwi. "

Mendengar itu Daehwi meneguk ludah dan segera naik ke atas mobil Jinyoung dan memperhatikan setiap pergerakan yang Jinyoung lakukan dari dalam mobil.

Berpura pura tidak memperhatikan ketika pemilik mobil telah menduduki kursi kekuasaan nya dan lalu menyalakan mesin mobil.

Jinyoung mulai melepas cardigan sekolah nya, berniat membuka nya tanpa melepas kancing seluruhnya dengan cara dibuka dari bawah ke atas, lalu


Bugh.


Lengannya tak sengaja berciuman dengan wajah Daehwi, bahkan terdengar bunyi seperti tepukan yang keras.

Sadar dengan hal itu, Jinyoung melempar asal cardigan yang telah dibukanya ke kursi belakang dengan cepat lalu mendekati Daehwi.

Dilihat nya Daehwi meringis dengan sudut bibir yang memerah dan terlihat mengelupas.

" Sshh, hyungie perih "

" Maaf, aku tak sengaja, maaf Daehwi. "

" Eung- "

Daehwi hanya menjawab dengan anggukan cepat. Matanya menutup merasakan perih di sudut bibirnya. Sedangkan Jinyoung, diam dan merasa bersalah atas itu, walaupun pokerfce nya benar benar workin' dan terlihat natural sekali.

Daehwi masih meringis, bahkan setelah Jinyoung mulai mengendarai mobil hingga keluar dari parkiran sekolah. Namun, hampir satu kilomoter dari tempat kejadian, Daehwi belum juga berhenti meringis. Pasti sakit.

Lelaki pirang yang masih meringis itu kebingungan ketika mendapati mobil yang dinaiki nya berhenti di tepi jalan. Daehwi kemudian berniat menoleh ke arah kursi kemudi.

" Hyung, tak usah membeli obat apapun. Sebentar juga hilang kok perih nya " Ucap Daehwi sesaat sebelum







Cup.




Sudut bibirnya dikecup.

                                           .

NEVER (네버).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang