b.

1.7K 235 5
                                    

.

.

.


Ya, iya tahu. Daehwi tahu. Dia tahu betul.

Cepat atau lambat pria yang ia dambakan itu akan mengatakan hal seperti ini.

Tapi, apakah pria nya itu harus mengeluarkan kata-kata tersebut di pertemuan mereka setelah seminggu lebih hilang tanpa mengabari Daehwi tentang apapun mengenai diri nya?

Tapi, apakah Jinyoung nya itu harus mengatakan kalimat perpisahan di tempat yang sama bahkan titik yang sama ketika memulai sesuatu yang spesial bagi mereka?

Tapi, apakah hyungie nya itu ingat bahwa 14 jam yang akan datang terhitung sebagai hari ke-100 mereka?


Tapi


Tapi,


Tapi. . .


Hng.







" YAK DAEHWI-YA ! YAK YAK YAK YAK PALLI UGH JEBAL DAEHWIIIIIII BERJALAN LAH DENGAN CEPAT ! GURU CHOI SUDAH MULAI MEMBAGI SOAL BODOH ! " Anak ayam mulai berkokok.

Lelaki dengan tubuh ringkih itu berjalan secepat mungkin setelah mendengar suara Seonho dari koridor atas. Menghapus dengan kasar jejak air mata yang sedari tadi menampakkan diri.

M  A  S  U  K    D  A  N    D  U  D  U  K  L   A  H 
P   A   L   L    I

Daehwi menebak susunan huruf yang dibentuk oleh bibir teman sebangku nya. Sejak 5 menit yang lalu, ia tetap berdiam diri di depan pintu kelas tanpa berniat masuk. Masuk? Tidak. Absen? Tidak. Izin?

" Seonsaengnim, tolong lah. Saya tidak bisa mengikuti ujian hari ini. Beri Saya kesempatan besok, Saya mohon. "

Ya, 5 menit di depan kelas ia habiskan untuk mengumpulkan adrenalin mengatakan permohonan izin agar ia tidak mengikuti ujian hari ini. Seperdetik setelah Choi Seonsaeng menganggukkan kepala, Daehwi melangkah menjauh dari kelas nya.

Sementara itu, Seonho chairmate nya meringis setelah melihat Daehwi melangkah keluar kelas. Ia tahu nilai ujian nya kali ini akan berada di bawah standar tanpa Daehwi.

Poor piyak.










사랑하지 않기를 원해

멈출수 없는 기억 속에

Everytime Everywhere

내 머릿속에 너밖에 안보여

한 줌의 재가 되길 바래



Ia memainkan alat musik instrumental kesukaan nya itu dengan pelan. Menekan tiap bagian tuts dan memainkan nada-nada yang mampu menemani air mata nya.

Mengapa dada nya begitu sesak? Sungguh ia telah menepuk dada nya berulang kali setekah sampai di ruangan seni ini.

Sakit. Sakit sekali.

Rambut hitam legam nya.

Wajah kecil nya.

Dagu tajam nya.

Dahi lebar nya.

Wangi tubuh nya.

Tatapan tajam nya.

Senyum nya, senyum di saat mereka memulai hubungan yang telah berakhir itu.

Ia memeluk tungkai bawahnya di sudut ruangan, mengalah dengan hormon remaja nya yang membuat liquid bening dari lensa coklat nya itu mengalir deras hingga gesekan pintu dan lantai ruangan terdengar.

"Daehwi?"








.



UUUUUUUUHMMMMMMM ini fanfic pertama aku setelah ribuan tahun menjadi reader hng. Saran dan kritik membangun sangat dihargai yeorobun!

magumaguie.




NEVER (네버).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang