Just A - 4

128 7 0
                                    

Kenapa

"Kenapa harus sama dia jadiannya?"

"Kenapa gue gak lebih cantik dari dia?"

"Kenapa gue harus cinta sama orang kaya dia?"

"Kenapa gue masih bisa bertahan diantara kepungan derita yg gak pernah bubar?"

"Kenapa tiba-tiba aja dia ganteng?"

"Kenapa harus saingan sama cewek-mendekati-sempurna itu?"

"Kenapa gue gak punya barang branded kaya cewek itu?"

"Kenapa gue gak bisa gambar?"

"Kenapa gue..."

"Kenapa..."

"Kena--"

"ALIKA LO NGERTI BERISIK GAK SIH?! SEKALI LAGI LO NGOMONG 'KENAPA', LO BAKALAN KESELEK UPIL GAJAH!" cerocos Kak Alisa di layar laptopku.

Tanpa ba-bi-bu lagi aku langsung mematikan laptopku tanpa perlu mendengar omelan Kak Alisa.

***

Kenapa.

Mungkin pertanyaan bisa terselesaikan dengan bantuan kata 'kenapa'.

Tapi terkadang, kata 'kenapa' menjadi kelu ketika harus berhadapan dengan soal cinta.

Cinta mematahkan alasan.

Coba tanyakan kepada orang-orang yang masih bertahan untuk menyayangi seseorang itu meskipun hanya balasan sakit yang mereka dapatkan, apa alasan mereka untuk berdiam dengan rasa sakit itu?

Iya, semua pasti karena cinta.

Entahlah, membicarakan cinta memang tak akan pernah ada habisnya.

Karena cinta tidak akan pernah puas dengan jawaban atau bahasan.

Karena cinta memang ditakdirkan untuk tidak pernah habis.

Karena cinta, ya tetaplah cinta.

***

a/n : apaansi ini alay:D

Just ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang