.two

594 85 19
                                    

"Dasar orang aneh"

"Siapa?"

Oh, ingatkan Jihoon bahwa dia sedang bersama Wonwoo sekarang.

"Bukan siapa siapa"

Choi Seungcheol. Apa apaan orang itu? Baru kali ini Jihoon menemukan makhluk sejenisnya. Dunia ini memang penuh dengan kejutan.

"Kau tidak berencana untuk menyentuh kopimu ya?"

Benar juga, Jihoon memesan segelas kopi panas yang sekarang, telah dingin.

"Nanti saja"

"Serius, Jihoon. Kau terlalu banyak melamun hari ini"

"Begitukah?"

"Kau kira kita baru saja berkenalan? Kau tahu aku, Soonyoung dan Seungkwan bersedia mendengar keluh kesahmu"

Serangkaian kata yang lolos dari mulut Wonwoo membuat Jihoon menghela nafas pelan. Jika Wonwoo sudah seperti ini, mau tidak mau Jihoon harus menceritakan masalahnya. Ia tidak suka membuat temannya khawatir

"Aku bertemu dengan orang aneh. Hanya itu"

"Seaneh Kim Mingyu?"

"Tidak seaneh Kim Mingyu. Tapi aneh."

"Jika Soonyoung dan Seungkwan ada disini, aku bertaruh merekaㅡ"

"Akan mengatakan 'Aku yakin dia menyukaimu!!' Itu kan, yang mau kau katakan?"

"Kita terlalu mengenal mereka" Wonwoo terkekeh pelan

"Tepat sekali, dan Seungkwan sudah pasti terlambat."

Wonwoo menyesap latte miliknya

"Omong omong, kemana Soonyoung? Kalian bekerja di tempat yang sama bukan?"

"Ah. Dia pergi bersama pacarnya"

"Yang berhidung mancung itu?"

"Lee Seokmin?"

"Ya. Lee Seokmin"

Keheningan sesaat menyelimuti keduanya. Jihoon melihat sekilas ke arah jam yang menggantung di dinding cafe. Tidak biasanya Seungkwan terlambat lebih dari 30 menit.





"Wonwoo hyung! Jihoon hyung! Maaf aku terlambat!"

Panjang umur

Lelaki yang sedikit berisi itu menghampiri Wonwoo dan Jihoon dengan terengah, sebelum mendudukkan dirinya di kursi.

"Ya, tak apa, sebagai gantinya, kau yang mentraktir kami hari ini"

"Eh?! Ya!! Wonwoo hyung, kau ini mata duitan sekali!"

ㅡㅡㅡ

Jam 9.15 malam. Yah, tidak cukup larut untuk lelaki dewasa seperti Jihoon. Bercengkrama kembali dengan Wonwoo dan Seungkwan cukup mengembalikan suasana hatinya yang agak kacau karena pekerjaan yang menumpuk. Dan jangan lupakan orang aneh yang menghiasi benaknya.

Benar, orang aneh. Jika diterka kembali, orang itu memiliki penampilan fisik yang mumpuni. Rambut hitam legam, mata besar dengan bulu mata panjang nan lentik, hidung mancung, bibir merah, dan tubuhnya yang tegap dan terlihat begitu terlatih. Hanya ada 1 kata yang tepat untuk menggambarkannya

Tampan.

Jihoon menggeleng cepat dan menepuk nepuk pipinya beberapa kali. Sesekali mengharapkan kedatangan bus yang tak kunjung tiba.


















"Hei kau, ada yang salah?"













Jihoon membelalakkan matanya.

"Sejak kapan kau ada di sini?"

"Kapan ya? Mungkin sejak pipi dan telingamu memerah"

"Memerah?!"

"Bercanda. Sejak kau menggelengkan kepalamu. Tapi sekarang keduanya benar benar memerah"

Oke. Jihoon mati kutu.

"Pembual"

"Aku serius. Dan kau berhutang padaku!"

"Apa? kau ini sinting ya?"

"Kau berhutang. Kau tahu namaku, tapi aku tak tahu namamu"

"Aku tidak pernah mempunyai keinginan untuk mengetahui namamu ataupun memberitahu namaku. Lagi pula kau hanya orang aneh"

"Hei, kau menyakiti hatiku"

"Dan apakah aku peduli?"

"Kau harus peduli!"















"Hei Dua pemuda disana! Kalian mau naik bus atau tidak?!" Teriakan dari kondektur bus menyadarkan mereka bahwa bus telah tiba.

"Maafkan kami paman! Ayo naik" Ujar Seungcheol.

"...Jihoon"

"huh?"

"Namaku Lee Jihoon, bodoh!" Jihoon mendahului Seungcheol. Ia tak kuasa menahan malu. Sementara Seungcheol melongo, kemudian senyuman lebar tercetak di wajahnya.

"Yah! Jihoon-ah!! Tunggu aku!!"


You Sure?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang