2. Park Jimin

7.1K 761 20
                                    

***

Park Jimin meneguk anggurnya sambil mendengarkan seseorang yang tengah berbicara di seberang sana.

"Hmm....... Akhirnya kalian menikah juga?......... Iya....... Jodohku masih di jalan, sedang terkena macet........ Bajingan gila! Awas kau, Kim Jungkook!!......... Hmm....... Iya, aku marah. Dah!"

Ia menaruh ponselnya di atas meja kerja. Senyum manis tersungging di bibir tebalnya. Sedikit banyak ia merasa bersyukur karena sahabatnya itu sebentar lagi akan mempersunting kekasihnya.

Semua tahu bagaimana kisah, Kim Jungkook dengan kekasihnya. Kalau diingat lagi, Jimin jadi ingin memutilasi pria plin-plan dan idiot itu.

"Dasar pasangan idiot," Jimin bergumam.

"Siapa?"

Pertanyaan seseorang yang tiba-tiba membuat Jimin terlonjak kaget. "Bangsat!" umpatnya kepada si penanya.

"Bisakah kau mengetuk pintu dulu, hyung?" ujarnya kesal kepada terdakwa pembuat jantungnya nyaris copot yang ternyata adalah Kim Namjoon, seniornya di kepolisian.

Namjoon hanya terkekeh kecil. "Baiklah, maaf. Tapi siapa pasangan idiot itu?"

"Jungkook dan So Hee," Jimin menjawab datar -masih kesal.

"Huh? Idiot dari mana? Menurutku mereka itu pasangan paling romantis yang pernah kuketahui."

"Cih, romantis pantat kuda," Jimin mencibir.

"Hey, benar loh!"

"Ya, ya, ya, terserah. Hyung, kenapa kau ke tempatku?"

Namjoon mendaratkan bokongnya di sofa. "Aku mau bekerja saja disini."

Jimin menaikkan alis. "Apa? Bekerja bagaimana?"

"Maksudku aku ingin disini saja, tidak mau kerja lapangan lagi. Capek. Sepertinya aku sudah mulai tua sekarang."

Jimin tertawa nyaring. "Maksudmu? Seorang Kim Namjoon tidak mau kerja lapangan? Wow! Keajaiban dunia nomor 8!!"

"Dasar semut gila! Dimana sopan santunmu kepadaku?" Namjoon memasang wajah kesal.

"Kita sedang tidak dimarkas, kalau boleh kuingatkan. Disini kau adalah bawahanku."

"Baiklah, sajangnim. Kau menang." Namjoon menundukkan kepalanya.

"Oh iya, hyung. Aku akan menemui Yoongi hyung di ruangannya. Kau mau ikut?"

Namjoon melotot. "Bangsat. Tidak-tidak! Tidak mau! Lebih baik aku mendengar desahan partner ONS-ku daripada ucapan super sinis kakakmu itu. Tidak, terima kasih banyak."

Jimin kembali tertawa melihat respon berlebihan dari Namjoon. "Oke baiklah. Aku pergi dulu."

Jimin mengambil jas yang tersampir di kursi kerjanya. Ia melangkah keluar dari ruangan itu, meninggalkan Namjoon yang masih setia bergidik ngeri di tempatnya, membayangkan Min Yoongi dengan segala ucapan pedasnya.

Jimin memasuki ruangan CEO di depannya. Terlihat disana lelaki dengan kulit putih pucat tengah menyersap kopi hitamnya.

"Hyung,"

Illegal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang