Malam itu langit Amerika sangat gelap. Beberapa berwarna sedikit kemerahan karena efek awan mendung yang semakin pekat.
Seorang Park Jimin tengah duduk dengan santai di balik kemudi. Tadi, ia meminjam mobil Jungkook untuk sekedar berkeliling menyusuri kota New York.
Tapi sial, di tengah perjalanan ia harus dihentikan oleh sebuah motor besar yang dengan seenaknya mengerem tepat di hadapannya, membuat Jimin kelabakan menginjak remnya supaya tak menabrak motor sialan itu.
Jimin merengut marah. Siapa kiranya yang cari mati berhenti di depan mobilnya?!
Jimin berulang kali menekan klakson mobil menyuruh motor itu pergi. Namun, si pemilik motor malah dengan kurang ajarnya memarkirkan motor miliknya di depan mobil Jimin. Si penunggang motor -yang Jimin kira adalah seorang wanita karena ia punya dada besar- turun dan mengetuk pintu mobilnya.
Jimin mengernyit heran. Ia tidak buru-buru menurunkan kaca mobilnya. Jimin beringsut mencari pistolnya yang ia sembunyikan di bawah kursi kemudi. Jimin menyelipkan pistol itu di dalam celana panjangnya yang memang sudah didesain sedemikian rupa supaya bisa digunakan untuk menyimpan senjata apapun.
Bukannya Jimin takut, sungguh. Hanya saja, wanita dibalik pintu mobilnya itu memiliki aura negatif yang sangat kuat. Berjaga-jaga tidak ada salahnya, bukan?
Jimin membuka kunci mobilnya. Ia dengan perlahan membuka pintu itu. Si wanita sedikit menyingkir untuk mempermudah Jimin keluar.
"Ada apa, ya?"
Jimin bertanya kepada wanita yang tengah menatapnya dingin. Wanita itu mengenakan masker hitam. Rambutnya dikucir satu dan pakaian yang digunakannya serba hitam.
"Apa kau agen Park?"
Jimin mengernyit. Bagaimana seseorang bisa tahu kalau dia adalah agen?
"Kau siapa?" Jimin bertanya.
"Seseorang yang akan mengirimmu ke neraka."
Dan sedetik setelah mengatakan hal itu, si wanita mengeluarkan pistol dari balik pinggangnya. Jimin refleks mengangkat tangan. Jangan bodoh, ia bahkan belum sempat mengambil pistolnya. Sial!
"O-oke, oke. Kenapa tiba-tiba seperti ini?" ujar Jimin.
Gadis itu menatap Jimin dengan tatapan merendahkan. Tanpa Jimin ketahui, seringaian terbentuk di bibiryang tertutupi masker hitam itu.
"Kau tidak mengenalku?" tanya sang wanita dengan nada remeh.
Jimin menggeleng, masih dengan tangan yang terangkat. Punggungnya menyentuh pintu mobil yang sedikit terasa dingin. "Kau siapa? Jangan bilang kau salah satu partner ONS ku? "
"Bedebah gila!"
"Hey, aku kan hanya menebak!"
"K-kau-- Yak!"
Gadis itu memekik keras saat Jimin memukul pergelangannya, membuat pistol yang digenggamnya terjatuh begitu saja.
"Kau terlalu mudah dipengaruhi, Nona," ejek Jimin.
Gadis itu mendengus kasar. Ia mencoba memukul wajah Jimin. Namun Jimin telah lebih dulu menghindar. Pria itu langsung berlari menjauhi si gadis. Gadis itu membelalak. Ia segera mengambil pistolnya dan berlari mengikuti Jimin.
Mereka sampai di sebuah gang sepi dan gelap. Rintik air hujan sudah mulai berjatuhan. Jimin masih terus berlari, namun ... "Bangsat! Buntu!" Jimin menyumpah kasar.
Gadis itu tertawa remeh. "Bagaimana, Tuan Park? Masih mau lari?"
"Kau sebenarnya siapa, hah? Aku tidak mau melukai gadis yang tidak ku kenal!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Illegal
FanfictionWas #446 friendship Was #246 parkjimin Seharusnya aku tak pernah berurusan dengan gadis itu seumur hidupku. Entah ini suatu anugerah atau kemalangan. -Park Jimin Tidak seharusnya ini terjadi. Apa kau dan aku akan memiliki kisah yang lebih indah jik...