chap 7

5.1K 446 30
                                    

Hehe baru up.. abis lagi banyak tugas numpuk.

Langsung ja.. selamat menikmati..
.
.
.
.
.
Harum wangi masakan berasal dari arah dapur.

‘Temari-nee tidak bisa masak seharum ini.’

Gaara yang bangun tidur langsung memproseskan otaknya siapa dalang yang bisa memasak seharum ini.

Melangkahkan kakinya ke kamar mandi yang sudah ada dalam kamarnya.

Setelah cukup kegiatannya dalam kamar mandi, ia memakai setelan baju santai hitamnya.

Sebelum keluar kamar ia melirik gelas yang di atas nakas samping tempat tidurnya dan mengambilnya.

“Ohayouu.. Gaaraaaa.. cepat duduk dan lihat ini.. kemarikan gelasmu..”

Ucapan selamat pagi Temari pada Gaara yang begitu semangat sambil membawa hidangan yang diletakkan di atas meja makan dan mengambil alih gelas di tangan Gaara.

Gaara menaikkan sebelah alisnya dan melirik ke arah Sabaku no Kankurou kakaknya itu yang sibuk menatap ganas satu persatu hidangan makanan yang ‘wow’ hanya untuk sarapan di banding biasanya.

Satu lagi gadis yang masih menggunakan celemek menutupi baju ungunya dengan rambut diikat membawa hidangan sambil tersenyum, Gaara menyeringai tipis.

Hinata yang membawa hidangan yang terakhir menuju ruang makan sambil tersenyum pun kini terlihat jelas rona merah dipipinya dikarenakan Gaara yang menjatuhkan pandangan padanya.

“Ayo Hinata-chan cepat lepaskan itu.. sini duduk bersamaku..”

Temari yang berlari kecil dari arah dapur segera membantu melepas celemek yang di kenakan Hinata dan menarik tangan Hinata duduk di sampingnya.

Sekarang posisinya, Temari berhadapan dengan Kankurou sedangkan Hinata berhadapan dengan Gaara.

“Nah.. sekarang ayo mulai sarapan dengan makanan yang sempurna ini.. ittadakimatsu..”

Ucapan selamat makan yaang terdengar lantang hanya Kankurou dan Temari yang semangat, Hinata yang mengucapkan pelan sambil menundukkan kepala dan Gaara yang sibuk memandangi gadis yang sedari tadi menyembunyikan wajah menyejukkan paginya.

“Waaah.. enak sekaliii.. aku yakin sekali bahwa ini bukan masakanmu Temari-nee, ya kan Hinata-chan???”

Kankurou dengan makanan masih penuh di mulutnya menanggapi rasa yang dimakannya.

“Ya.. aku tau, aku tau kalau masakanku tak seenak buatan Hinata-chan, tapi bisakah sebelum berbicara telan lebih dulu. Bagaimana menurutmu Gaara..?”

“Lumayan..” Tanggap Gaara yang mulai fokus dengan makanan yang ada di piringnya.

“Jangan salah mengartikannya Hinata-chan.. itu berarti masakanmu sangat enak menurut Gaara.”

Temari mengartikan ucapan Gaara yang sudah dihafalnya.

“T-terima kasih..” Hinata yang awalnya sudah tau apa arti tanggapan Gaara hanya mengangguk-anggukkan kepalanya pada Temari.

“Tak perlu berterima kasih Hinata-chan.. kau kan sudah memasakkan kami, seharusnya kami yang berterima kasih padamu atas yang lezat-lezat ini. Terima kasih ya..”

Kankurou menjadi bijaksana, mewakili semuanya ia berterima kasih.

“H-hai’..” Jawab Hinata yang sudah mengangkat kepalanya dan tersenyum tulus.

Dan selanjutnya ruang makan itu masih diisi dengan percakapan canda tawa, kadang terdengar juga jawaban-jawaban singkat dari Gaara.
.
.
Di lain tempat Naruto yang sepertinya tidak tidur semalaman dan tidak istirahat sama sekali di kantornya, terlihat dari Shikamaru yang berdiri di dekat dengan meja Hokage yang terus mengeluarkan kata-kata membujuk untuk sahabatnya agar mau istirahat.

“Shikamaru diamlah dan biarkan aku menyelesaikan ini dulu ok? Baru aku akan istirahat.”

Kata Naruto yang masih fokus pada dokumen yang ada di tangannya.

“Huh.. baiklah terserahmu, tapi kulihat jika siang nanti kau masih di sini. Terpaksa aku harus menggunakan jutsuku untuk membawamu pulang.”

Balas Shikamaru yang sudah akan keluar dari ruangan.

“Baiklah, baiklah.. dattebayou.”

Naruto melambaikan sebelah tangannya ke arah Shikamaru yang akan keluar tanpa melepas tatapannya dari dokumen dan segera menarik tangannya untuk tanda tangan.

“Mendokusei..” Tanggap Shikamaru meninggalkan ruangan.

“Kenapa banyak sekaliii..” Keluh Naruto melihat tumpukan yang harus ia periksa.

Naruto bohong jika mengatakan 95% fokus pada dokumen di tangannya untuk tidak terjadi kesalahan.

Nyatanya sekarang dalam fokus 60% hanya dipenuhi Hinata dan dokumen 40%.

Dalam fikirannya hanya sesegera mungkin dia kosong dari jadwal Hokagenya karena ia ingin memikirkan Hinata yang entah sedang apa sekarang, yang ingin membuatnya juga ingin melakukan sesuatu agar bisa bertemu Hinata.

Untung saja dokumennya tidak terlalu menyusahkan hanya memeriksa laporan-laporan jika tidak, dengan kecepatan tiap menitnya Naruto mengganti lembar kertas dijamin mungkin terjadi kesalahan fatal.

Selesai. Ia merenggangkan kedua tangan dan berdiri berpindah tempat ke kursi yang panjang dekat jendela.

Segera ia meluruskan tubuhnya, tiduran dengan berbantal tangan kursi. Satu menit cukup membuat si jabrik tertidur pulas.

Cklek..

Shikamaru masuk tanpa mengetuk pintu karena ingin melihat langsung sedang apa si kuning itu.

Melihat kursi Hokage kosong, ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan dan jatuh pada Naruto yang sedang tidur siang.

“Ck.. Mendokusei..” Shikamaru menggelengkan kepala.

Berjalan ke meja Hokage dan mulai membereskan yang sudah dikerjakan Naruto, menyamakan dan menatanya.

Menatap aneh Naruto yang mendengkur ringan.

“Kenapa aku tak mendengar nama Sakura keluar dari mulutmu sama sekali sejak kemarin.”

Shikamaru menyadari keanehan tersebut dan memproses otak pintarnya.

Pasalnya Naruto itu tidak pernah absen menyebut nama Sakura dalam setiap berbicara kecuali saat hal penting menyangkut Hokage, seperti rapat.

Memikirkan hal yang tidak-tidak lebih baik ia segera mencari tau sumber keanehan Naruto.

Meninggalkan kantor Hokage setelah menempelkan kupon gratis ramen ichiraku pada dahi Naruto yang tak terusik sama sekali saat terkena jitakan dari Shikamaru untuk menempel kupon itu.

Dan sore mulai tiba. Naruto massih betah dalam tidur siangnya.

“Hinata..” Igau Naruto pelan nyaris tak terdengar.
.
.
.
.
TBC

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang