chap 13

4.1K 349 17
                                    

"Ayo, Hinata." Ajak Sasuke sambil berdiri.

Sudah dua hari satu malam Sasuke membuat Hinata senang, setidaknya itu menurut Hinata. Hinata selalu mengikuti Sasuke kemanapun dan tidak ada protes atau pertanyaan yang menyinggung.

"Kita akan kemana lagi, Sasu-kun?." Hinata kini mulai mensejajarkan langkahnya dengan Sasuke.

"Pulang."

Mendadak wajah Hinata berubah horor dan jari telunjuknya segera mengacung di samping wajah Sasuke yang tetap datar, tanpa beban.

"Jangan bilang tujuan kali ini adalah Konoha?!"

"Bukan tujuan, sudah kubilang kita akan pulang." Sasuke masih dengan kedatarannya.

"Kau bercanda. Aku akan ikut dalam perjalanan berkelana, ah maksudku penebusan dosamu, ah misimu, ah terserah apapun itu." Hinata dengan berapi-api menyedekapkan kedua tangannya melihat ke arah Sasuke.

"Hiashi-sama menunggu." Tegas Sasuke.

"Ayolah Sasu-kun. Buat alasan lagi, aku masih belum ingin kembali."

"Tidak bisa. Kau kira sudah berapa hari kau di Suna hah?! Ditambah kau ikut denganku dua hari ini." Oke, Sasuke sudah mulai tidak santai.

"Yare, yare. Sudah seakrab apa kalian huh." Maksud hati ingin menyindir Sasuke dan Hiashi, ayahnya. Tapi apa boleh dikata jika Hinata sedang berbicara pada kulkas berjalan. Tidak mempan.

"Cepat." Mulai melompati dahan-dahan pohon kala mereka sudah sampah di hutan, jalan pintas mereka.

"Sasu-kun sendiri saja sana." Lamat-lamat kecepatan Hinata melompat mengganggu Sasuke.

"Masih untung aku mau perjalanan seperti ini untuk mengulur waktu agar tidak cepat sampai Konoha."

Hinata sadar Sasuke itu. Sasuke tidak menggunakan Rinenngannya untuk pemindahan lokasi. Tapi ini juga tidak bisa dibuat alasan untuk kemarahan Hiashi.

Tak apa untungnya Hinata merasa senang, lagi. Ruginya kemarahan Hiashi. Tidak-tidak, Hinata tahu kemarahan ayahnya akan lekas hilang jika berbicara dengan Sasuke bahkan mereka sudah bisa dibilang sering bermain sogi bersama.

Ini semua berkat insiden Toneri The Last. Selagi Hinata sibuk di bulan, ia tidak tahu apapun tentang keadaan bumi. Yang Hinata simpulkan dari semua cerita yang didengarnya adalah seorang Uchiha Sasuke menyelamatkan ayahnya.

Tidak terkejut karena Hinata dan Sasuke memang berteman sedari kecil. Ayah keduanya berteman baik. Hanya saja setelah Sasuke kabur dari Konoha, Hiashi tidak bisa leluasa memberi perhatian penuhnya untuk mencari Sasuke karena para tetua sudah memutuskan Sasuke menjadi buronon tingkat tinggi yang dicari seluruh pihak negara.

Meskipun Sasuke telah kembali ke Konoha tidak dipungkiri warga masih cemas dan para tetua yang rewel. Hiashi juga masih tak berkutik tapi bukan Hiashi tak melakukan apapun. Diam-diam ia selalu membantu Sasuke dan menemuinya.

Sebenarnya bagian mana yang Hinata lewati. Ia juga tak mengerti.

"Kalau begitu kenapa tanggung-tanggung?! Ayo jalan kaki saja." Hinata masih bersikukuh.

"Baiklah. Rinnengan." Ucap Sasuke pelan meskipun dapat didengar Hinata dan Sasuke yang berhenti pada dahan yang cukup tinggi.

Di depan Hinata sudah muncul kubangan besar berwarna ungu kehitaman, nyaris Hinata yang akan melompati dahan akan masuk kedalam kubangan itu dan sudah dipastikan dalam sekejap ia akan berada di Konoha.

Dengan tanggap Hinata mengeluarkan kunai dengan benang dan melemparkannya di pohon terdekat dan Hinata berayun dengan benang itu untuk melompati kubangan itu.

Belum Hinata mendarat pada dahan tangan kirinya sudah meraih kunai lagi dan melemparkannya cepat pada Sasuke yang segera melakukan gerakan kecil. Hanya satu langkah ke kiri, itu benar-benar cara menghindar paling santai yang Hinata ketahui atau itu menghindar tidak beminat huh.

"Sasu-kun!"

"Ini bukan latihan, Hinata." Cukup Sasuke sambil kembali berlari melompati pohon.

"Menyebalkan! Siapa bilang ini latihan. Aku kesal." Hinata dengan cepat menyusul Sasuke.

"Lain kali saja." Ucap Sasuke menghindari suriken-suriken Hinata yang menjadi-jadi dengan santai.

"Kau menyebalkan." Terus Hinata melempari Sasuke.

Dengan cepat Hinata sudah ada di samping Sasuke.

"Jyuuken!"

Dengan cepat pula kedua tangan Hinata mengarah pada perut Sasuke.

BRAAAAK..

"Terlalu lambat." Komentar Sasuke yang bersalto santai menghindari serangan Hinata yang kini sudah merobohkan pohon besar di belakang Sasuke.

"Menyebalkaaaaan!!!" Kini Hinata sudah menjambak kecil rambutnya di depan Sasuke yang bersedekap santai, menatap Hinata tanpa minat.

"Ayo." Ucap Sasuke yang merasa hari mulai petang tak mengindahkan Hinata yang masih merengek.

.

.

"Gaara aku pergi, dulu." Pamit Naruto.

"Hm. Hati-hati." Tanggap Gaara santai.

Jangan tanya kenapa Naruto baru akan kembali. Sehari semalam penuh Naruto beralasan istirahat dan membatalkan rapat kage sore hari itu, tapi dasar Naruto yang tidak profesional.

Esoknya rapat diadakan dan karma kecil untuk Shikamaru. Entah alasan kecil apa yang dipakainya untuk mengadakan pertemuan itu di Suna.

Alasan itu berubah menjadi pekerjaan yang besar dan sebab itu sekarang Shikamaru kembali tertidur di tangan Kurama. Shikamaru memfokuskan penuh dirinya untuk membatu Naruto agar cepat selesai meskipun sehari penuh ia tak dapat memejamkan matanya.

"Apa benar aku tak akan dapat apa-apa lagi, Gaara?" Tanya Naruto mencoba mengorek informasi.

"Pulanglah." Jawab Gaara tenang.

"Wakatta-dattebayou." Setengah hati Naruto melangkahkan kakinya.

"Naruto." Panggil Gaara.

"Ada apa?" Wajah Naruto sumringah mungkin Gaara akan memberitahunya sesuatu melihat Gaara mendekatinya.

"Ini."

Kepalan tangan Gaara membuat Naruto penasaran dan ia mengangkat tangan kanannya untuk wadah kepalan tangan Gaara.

Sekejap. Gaara berubah menjadi pasir meninggalkan tiga buah permen di telapak tangan Naruto yang melongo.

"Gaaraaaaa!!"

Shikamaru tersentak dalam tidurnya kemudian berguling menyamping melanjutkan tidurnya.

.

.

"Tenanglah Sakura." Tsunade menatap bosan pada Sakura yang terus mondar-mandir tidak tenang.

"Bagaimana bisa tenang, Tsunade-sama?!" Jawab  Sakura nyaris berteriak.

"Shikamaru sudah mengabarikan? Kita tunggu saja." Ucap final Tsunade.

"Wakatta.. Gomennasai, Tsunade-sama." Ujar Sakura menunduk.

Tsunade hanya mengibaskan tangannya sambil tersenyum kemudian berbincang kecil pada Sakura untuk menemaninya makan.

.

.

.

.

TBC》

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang