chap 3

6.5K 532 9
                                    

“H-Hinata kau bicara apa, ha? Apa maksudmu? Aku tak akan menuruti permohonan tak masuk akal mu itu! baiklah, sekarang kau akan ku beri misi sederhana.. mungkin kau ada masalah sehingga kau jadi seperti ini.. dan mungkin setelah kau menjalankan misi mu, pikiran mu akan lebih jernih dan dirimu akan lebih tenang. Jadi misi mu adalah pergi ke desa Konoha dan menemui Kazekage untuk memberikan undangan-undangan ini, ku beri jangka waktu sampai 4 hari saja lalu kembali ke Konoha dan menemui ku. Ceritakan apa yang terjadi pada mu dan aku akan menjadi pendengar yang baik untuk mu. Mengerti Hinata?”

Naruto berusaha tak menghiraukan kalimat-kalimat Hinata yang masih tercetak jelas di otaknya, ia akhirnya memberikan izin juga misi untuk Hinata yang akan membuatnya menyesal seumur hidupnya.

Sebuah misi yang mengubah takdir Hinata yang selalu tersakiti menjadi takdir yang selalu bahagia disisa hidupnya. Sebuah karma yang telah menyia-nyiakan Hinata selama ini di mulai dari misi yang diberikannya sendiri kepada Hinata. Uzumaki Naruto kau benar-benar..

“Hai’.. Arigatogozaimashita, Hokage-sama.. To gomennasai.. karena mungkin saja saya tak bisa tepat waktu untuk kembali ke Konoha dan saya tak bisa mematuhi perintah terakhir anda, Hokage-sama. So no baai wa, osoreirimasu, Hokage-sama.”

Blam..

Pintu tertutup, menyisakan Naruto dalam kebisuan dan fikiran yang kacau akibat semua perkataan Hinata. Naruto masih berusaha untuk mempercayai yang tadi itu adalah Hinata. Dan berharap semua akan baik-baik saja, karena dari sebelum Hinata datang ke ruanganya, ia sudah merasakan perasaan tidak menyenangkan dan tak tenang.

Naruto menggelengkan kepalanya guna mengusir fikiran-fikiran negatif dan kembali mengurusi pekerjaannya.
.

Hinata tak ingin berlama-lama. Selesai mendapatkan misi ia segera menyiapkan keperluannya. Jadi sekarang ini dia sedang ada di mansionnya lebih tepatnya di kamarnya. Memasukan yang dikiranya penting dan dibutuhkan ke dalam tas.

Tok.. tok.. tok..

“Masuk..” kata Hinata.

Seorang yang mengetuk pintu itu pun masuk dan terlihat perempuan remaja yang menyerupai Hinata hanya saja rambutnya yang berwarna coklat tak seperti Hinata.

“Nee-chan mau kemana?” tanya si remaja melihat Hinata berkemas.
“Ada misi khusus Hanabi.” Jawab Hinata.

Hyuuga Hanabi remaja itu adalah adik Hinata, putri bungsu Hyuuga Hikari dan Hyuuga hiashi. Hanabi menatap sendu kakaknya itu, tanpa banyak tanya lagi Hanabi membantu kakaknya berkemas. Ya, Hanabi sudah tau perihal masalah kakaknya dan juga kemungkinan jika kakaknya itu pergi misi keluar desa tidak akan kembali. Hanabi hanya ingin kakaknya bahagia jika itu harus meninggalkan desa Hanabi akan mendukung agar kakaknya tidak tersakiti lagi.

“Nee-chan baik-baik ya.. tapi jangan lupa mengunjungiku. Jika butuh bantuan kabari saja aku.” Kata Hanabi sambil menyerahkan tas yang Hinata.

Hinata hanya tersenyum sebagai jawaban sambil menerima tasnya lalu memakainya.

Grebb..

Hinata memeluk Hanabi erat dan Hanabi yang dipeluk juga sudah menangis dalam pelukan Hinata yang menepuk-nepuk punggung Hanabi, berusaha menenangkannya.

Hinata tersenyum tulus adiknya ini sangat cengeng jika sudah begini. Ia benar-benar menyayangi adiknya dan juga kakak sepupunya yang sedang menguping di luar kamarnya, hanya mereka yang dimilikinya selain mendiang ibunya yang sudah di surga.
.

Hinata sudah berada di depan pintu gerbang Konoha. Memeluk kakak sepupu tersayangnya dengan erat. Tanpa sepatah kata pun di antara mereka hanya pelukan kasih sayang sebagai salam berpisah. Hyuuga Neji mengusap puncak kepala Hinata yang tersenyum setelah melepas pelukan.

Neji mengangguk dan Hinata berjalan menjauh sambil melambaikan tangan.

‘semoga saja..’ dalam hati mereka berdoa.
.

Hinata sangat menikmati perjalanan misinya ke Suna. Tidak terburu-buru cepat maupun terlalu lambat.

Berbeda dengan sang Hokage yang sedang resah di ruangannya. Sedari Hinata meninggalkannya, Naruto benar-benar tidak bisa fokus ke pekerjaannya apalagi shikamaru asistennya yang terus saja menambah pekerjaannya.

Sebenarnya Naruto tadi sempat berfikir tentang mengirim beberapa anbu untuk mengikuti Hinata, membantu Hinata, dan melindungi Hinata. Tapi ia yakin jika Hinata mengetahui itu maka Hinata tidak menyukainya karena tindakan itu seperti menganggap Hinata lemah.

Apalagi jika ada yang tau jika ia mengirim anbu bersama Hinata yang sudah berubah menjadi kuat tak seperti dulu dan mandiri hanya untuk misi sederhana. Mungkin orang itu berfikir Natuto aneh.

Jadi Naruto mencoba tenang kembali dengan pikiran positif bahwa Hinata baik-baik saja. Tapi Naruto menyadari sesuatu yang ane pada dirinya, kenapa tidak ada nama Sakura yang selalu berputar-putar dalam otaknya.

Kenapa berubah menjadi Hinata kekhawatirannya. Ya, Naruto merasa gila karena Hinata yang berubah dingin.
.

Di lain tempat Hinata sudah sampai di gerbang Desa Sunagakure. Hinata merasakan hawa yang panas di Desa tersebut lain dengan Konoha. Hinata segeramelapor pada penjaganya untuk keperluan apa dia datang.

Setelah konfirmasi, Hinata berjalan lebih ke dalam Desa tersebut dan melihat sekitarnya.

‘Ini tak seperti mereka katakan tentang Desa ini.’ Pikir Hinata dalam hati.

TBC

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang