chap 15

3.9K 334 33
                                    

Tak perlu mengantar Shikamaru. Bahkan Naruto sudah lupa jika ia membawa Shikamaru.

Tujuannya sekarang si gadis violet yang mungkin saja sudah ada di Konoha, perasaannya yang bilang Hinata ada di Konoha. Gerbang Konoha sudah di depan mata.

"Kagebunshin no jutsu."

Naruto membuat beberapa bunshin yang segera melesat ke berbagai arah jalan masuk Konoha. Ia sendiri yang akan melewati gerbang utama.

Semua mata mode sanin itu sudah aktif mulai mendeteksi keberadaan Hinata.

Sayangnya tubuh aslinya harus berhenti berlari bahkan langkahnya terhenti hanya beberapa meter dari gerbang.

Tubuhnya mematung.

Tepat di samping gerbang Konoha.

Musim semi sudah menanti.

Gadis yang akan dinikahinya.

"Narutooo.." Sakura berlari mendekati Naruto yang masih berdiam diri.

Grep..

Selesai sudah. Naruto akhirnya tersadar. Tersadar dari semuanya. Dari kenyataan yang harus diterimanya.

"Okaeri." Suara Sakura teredam dalam pelukannya semdiri pada Naruto.

Naruto mengangkat satu tangannya untuk memegang kepala bersurai merah jambu Sakura.

"Tadaima.." Kecil terkesan rendah sangat suara Naruto.

"Aku merindukanmu." Ucap Sakura semakin mengeratkan pelukannya.

Tak ada rasa itu.

Perasaan berbunga-bunga ataupun kupu-kupu yang menggelitik dalam perutnya dulu saat Sakura memeluknya setelah kemenangan invasi pain.

Perasaan senang dan bahagia di saat Sakura memperhatikannya dulu walaupan sedikit.

Perasaan suka yang selalu dijunjungnya.

Selesai sudah.

.

"Yamero." Ucap Hinata singkat melihat Sasuke yang sedikit bersemangat. Hanya. Sedikit.

"Hn." Gumam Sasuke sambil terus memasukkan tomat dalam keranjang belanja Hinata.

"Yamero Sasu-kun. Kau tak bisa memilihnya. Minggir."

Hinata dengan sigap menahan tangan Sasuke dan mengembalikan beberapa tomat yang benar kulitnya menunjukkan ketidaksegaran si tomat.

"Cepat." Ucap Sasuke sambil melihat dua wanita ibu-ibu sedang memegang tomat'nya' yang belum Hinata ambil.

"Dasar. Kita harus berbagi." Mata tajam Hinata membuat Sasuke mengalihkan muka berpura-pura melihat ke arah lain.

Saat ini Sasuke dan Hinata sedang berada di pasar besar Konoha.

Tujuan Hinata untuk memenuhi kebutuhan yang mulai habis di mansion Uchiha.

Tujuan Sasuke hanya satu. Tomat.

Sasuke dengan senang hati memenuhi kedua tangannya dengan kantung belanja, hanya untuk Hinata.

Hinata hanya memegang sebuah dompet kecil berlambang kipas merah putih.

"Ayo pulang." Ucap Hinata sambil memegang bahu Sasuke.

"Hn." Sasuke tersenyum tipis dengan peluh sedikit di pelipisnya.

Saat Hinata sedang sibuk-sibuknya menawar maka Sasuke sedang menghilang dengan sekejap mata dari sisi Hinata.

Mereka tadi berjalan melewati toko pakaian wanita tapi Hinata hanya melihat tokonya sambil berlalu, seperti tak ada niatan sama sekali.

Lain halnya dengan Sasuke yang matanya terlaku ke dalam toko tersebut. Sasuke melihat sebuah pakaian yang menurutnya cocok untuk Hinata.

Jadi Sasuke memanfaatkan waktu dengan cepat ia kembali kesamping Hinata dengan bertambahnya satu kantung belanja yang tidak terlalu menonjol untuk Hinata.

Sangat beruntung Sasuke sudah kembali dua detik sebelum Hinata mengajaknya pulang.

Sasuke sangat tenang meskipun ia tahu beberapa meter di belakangnya ada baka-Naruto yang sedang mengikuti mereka.

Tapi Sasuke tahu bahwa itu hanya bunshin.

Yang membuatnya heran adalah Naruto tidak mengendap-endap bahkan bagi Sasuke itu terlalu terang-terangan untuk mengikuti seseorang.

Dan apa-apaan wajah bodoh itu. Memang ia fokus pada mereka tapi seperti fikiran lainnya sedang mengganggunya sehingga dia seperti melamun tapi kedua matanya fokus.

Sasuke tahu sebab ia diam-diam mengaktifkan sharingannya semenjak ia sadar telah diawasi dari tempat ia membeli tomat, setelah membuang muka menghindari Hinata.

Hinata dalam mode bergantung padanya sehingga Hinata menjadi gadis biasa tanpa titel kunoichi.

Jadi hinata tidak menyadari hal-hal yang di luar kendali gadis biasa ataupun Naruto yang sedang mengikuti mereka, Sasuke sangat mensyukuri itu.

Sasuke memutuskan hanya diam saja menganggap bunshin Naruto tak ada.

.

Bahaya.

Terlalu banyak informasi.

Terlalu memusingkan.

Terlalu memenuhi kepalanya.

Terlalu jelas.

Naruto dengan segala permasalahannya berada di kantor Hokage dengan Sakura yang mengurusinya dengan berceloteh yang kali ini bahkan tak ia dengarkan satu katapun.

.

.

.

.

.

TBC》

Gomenne kali ini sangat singkat.

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang