Bab V

1.5K 176 14
                                    

Di malam harinya, Hinata terbaring dengan nyaman di atas futon tebalnya. Kamarnya cukup luas dan benar-benar sesuai dengan apa yang disukainya, mungkin karena Hinata dari Konoha memiliki kesukaan yang sama dengan Hinata dari Tokyo.

Bicara tentang Hinata dari Konoha, ke mana dia, kalau begitu? Apakah kepergian Hinata memengaruhi Hinata yang asli dari desa itu? Jika seandainya Hinata dari Konoha hilang, tetapi masih ada entah di mana, ada kemungkinan suatu saat sesama Hinata ini bisa bertemu. Kira-kira jika hal itu terjadi, bagaimana reaksi Hinata dari Konoha melihat ada kembarannya yang datang dari dimensi lain? Apakah akan berdampak sesuatu pada salah satu Hinata, misalnya salah satu Hinata akan menghilang begitu saja jika mereka sampai bertatap muka?

Itu memang terdengar seperti cerita di film-film, tetapi bisa saja 'kan hal itu terjadi, mengingat kehidupan beserta orang-orang yang ada di Konoha adalah duplikat dari orang-orang yang Hinata kenal di Tokyo. Ini bisa seperti magnet, jika satu kutub bertemu dengan kutub yang sama maka hasilnya akan saling menolak, memental. Siapa tahu reaksi tolak-menolak itu jika direalisasikan pada kedua Hinata, maka keadaannya bisa mengerikan. Mungkin salah satu dari mereka akan menghilang, atau lebih parah lagi, keduanya bisa sama-sama lenyap.

Hinata bergidik ngeri karena baru saja memikirkan hal-hal yang terlalu melebar jauh. Mungkin Hinata dari Konoha pergi dengan alasan tertentu. Jadi, selama Hinata dari Konoha masih menghilang, biarlah Hinata dari Tokyo yang mengambil alih kehidupannya. Dan Hinata akan memastikan dirinya akan menjadi sosok Hinata dari Konoha yang terbaik, sehingga jika Hinata dari Konoha kembali, orang-orang terdekatnya akan terus menyayanginya.

Dan Hinata dari Tokyo, mungkin akan kembali dengan segala kehidupannya di tempat asal yang berbanding terbalik dengan segala kebaikan yang ada di Konoha. Kembali ke kehidupannya yang hampir datar dan monoton.

Jadi selama kesempatan masih ada padanya sekarang, Hinata akan memulai segala kehidupannya dengan menikmati sembari menyimpan kenangan-kenangan indah sebagai buaian lamunan manis ketika ia bangun dan kembali di kehidupannya di Tokyo. Sebab apa yang didapatkan Hinata di sini, tidak akan bisa didapatkannya di Tokyo, di tempat asalnya.

Sebut saja salah satunya adalah Sasuke dari Konoha. Pria yang Hinata cintai-di kehidupannya di Tokyo-ternyata memiliki perasaan yang sama kuatnya padanya. Tampak begitu jelas ketika mereka pertama kali bertemu kemarin, Hinata tidak pernah mendapatkan tatapan mendamba seperti itu dari Sasuke di Tokyo, tetapi Hinata mendapatkannya dari Sasuke yang ada di desa ini. Dan dari cara Sasuke menyambut Hinata dengan pelukan super eratnya dan ... ciuman yang intens, Hinata merasa dirinya berada di tempat yang tepat, tempat yang seharusnya di mana ia berada. Rumahnya.

Dan semua itu terasa lengkap Hinata dapatkan di Konoha, di negeri asing, tetapi terasa begitu familier.

.

.

"Hinata sayang, mau ke mana?" tanya Hikari yang melihat putri sulungnya tampak ceria mengenakan sepatunya, hendak pergi keluar.

"Jalan-jalan, Bu" sahutnya antusias. Hinata benar-benar sudah tidak sabar untuk mengelilingi desa yang indah tersebut. Sudah menjadi tekadnya untuk menjelajah segala yang tersedia, selagi Hinata masih berada di sana.

Namun ada yang aneh dengan raut wajah Hikari, ibunya tampak cemas.

"Kenapa, Bu?" tanya Hinata.

"Kau baru saja kembali, Nak. Apa kau benar-benar sudah tidak betah tinggal bersama keluargamu?" Hinata mengernyitkan kening. Kenapa ibunya bisa berkata begitu? Memangnya Hinata berniat kabur dari rumah, dari keluarganya? Tentu tidak!

"Bu, Hinata hanya ingin jalan-jalan. Bukan pergi dari rumah," katanya meyakinkan sambil memegang kedua telapak tangan Hikari, berharap dengan begitu bisa membuat ibunya tenang.

Sky In The PondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang