Tidak ada yang salah dengan pendengaran Sasuke akan apa yang disampaikan Shikamaru bahwa Hinata tersesat di dimensi lain, tentunya melalui portal yang dibuat oleh si Genius. Kini masalah besarnya, bagaimana keadaan gadis itu?
Sasuke sudah kesal pada Shikamaru dan Tenten yang membohongi dirinya dan Sakura perihal Hinata yang kata mereka pergi mengunjungi Hanabi, tetapi nyatanya pagi tadi adik dari Hinata itu menanyakan keberadaan kakaknya. Dan setelah tahu keberadaan Hinata yang sebenarnya, Sasuke tentu semakin kesal.
"Lelucon macam apa yang kalian rencanakan?" ujar Sasuke sinis. Ia merasa sangat bodoh dibohongi oleh sahabat-sahabatnya. "Sekarang lihat akibat kalian membohongiku dan Sakura. Hinata hilang!" Sasuke berusaha untuk meredam emosi dan kekecewaannya dengan mengambil napas dalam-dalam.
"Aku benar-benar tidak bisa membayangkan betapa bodohnya kalian. Siapa dalang dari rencana konyol ini, hah? Hinata? Lalu kalian berdua pun setuju dengan keputusannya, begitu? Tidakkah kau mencoba untuk membujuknya, Shikamaru? Untuk apa otak geniusmu ada jika untuk mencegah Hinata saja kau tidak bisa?" Akan tetapi, sepertinya Sasuke tidak bisa menahan luapan kekesalan yang membebaninya. Dengan sendirinya ia meluapkan emosinya.
"Apa kau tidak tahu Sakura begitu mengkhawatirkannya di hari Hinata menawarkan dirinya dengan bodoh untuk menjadi tikus percobaanmu? Aku sudah membujuknya untuk tidak melakukannya, dan kupikir kalian pun bisa mencegahnya. Namun tidak, kalian menyetujuinya, bahkan dengan rasa tak bersalah berbohong padaku dan Sakura. Ah, mungkin bukan hanya padaku dan Sakura saja, pada semua keluarganya, bukan? Beruntung sekali Hanabi memberi kabar itu, jika tidak mungkin rencana kalian akan tetap berjalan mulus tanpa diketahui olehku, Sakura, dan keluarga Hinata. Membodohi sahabat sendiri, orang-orang yang kalian percayai," senyum sinis menghiasi bibir Sasuke, mengejek Shikamaru dengan tatapan merendahkan.
"Kalian pikir begitu arti persahabatan kita selama ini? Saling membohongi?"
Keterdiaman Shikamaru bukan menandakan dia merasa terpojok. Memang dirinya merasa sangat bersalah karena Hinata menjadi korban karena kesalahannya, dan apa yang dikatakan Sasuke tidaklah salah juga. Namun bukan berarti Shikamaru senang saat Sasuke mengaitkan tentang hubungan persahabatan mereka yang mulai condong pada keretakan.
Untuk kesalahan ini, Shikamaru bisa menerimanya sepenuhnya, tetapi untuk masalah keretakan hubungan persahabatan mereka berlima, jangan salahkan dirinya maupun Hinata. Shikamaru akui kesalahannya yang fatal adalah ketika ia menerima bujukan Hinata untuk pergi melintasi mesin portal itu. Namun tidak semena-mena Shikamaru maupun Tenten merasa lega setelah membiarkan sahabat terapuh mereka itu pergi, perasaan waspada dan cemas berlebihan terus menghantui keduanya. Dan alasan Hinata yang begitu teguh untuk pergi karena pikir gadis itu, ia bisa mendapatkan ketenangan di dimensi sana setelah apa yang ia alami di kehidupannya yang membuat Hinata terluka. Hinata jelas menceritakan patah hatinya karena Sasuke, lelaki yang dicintainya tidak bisa menerima perasaannya, lalu menjalin asmara dengan Sakura, yang tidak lain sahabat mereka juga.
Mungkin alasan Hinata memang terdengar sangat berlebihan hanya karena perihal romansa yang tidak tersampaikan, ia rela pergi seakan mengorbankan diri ke lubang hitam. Namun bukan masalah asmaranya saja. Keluarga Hinata pun tidak memedulikannya. Dan mungkin ada hal-hal lain yang tidak Shikamaru, Tenten, maupun sahabatnya yang lain tahu apa yang membuat Hinata begitu pasif sehingga pemikiran untuk pergi ke dimensi lain muncul di benak Hinata.
Mungkin memang bisa saja, perihal Sasuke yang tidak bisa menerima cinta Hinatalah yang paling membuat gadis itu terluka, mengingat betapa besar Hinata mengagumi Sasuke sejak dulu, jauh sebelum Sakura memiliki perasaan semacam itu terhadap Sasuke.
"Perlu kau ingat, Sasuke. Aku, Hinata, dan Tenten tidak pernah menganggap persahabatan kita selama ini ada untuk diakhiri. Kuakui, keputusan kami bertiga memang gila, sangat gila, tetapi maksud kami tidak untuk menjadi pemecah. Justru sebaliknya, kami ada untuk saling mendukung satu sama lain," jelas Shikamaru dengan nada tenangnya, tidak memedulikan raut kekesalan Sasuke yang masih jelas di wajah tampannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky In The Pond
FanfictionCintanya bertepuk sebelah tangan. Sebuah penemuan hebat Shikamaru menimbulkan peluang baru Hinata untuk mendapatkan kebahagiaannya. Tetapi sahabat-sahabatnya memaksa Hinata untuk kembali pada kenyataan. Hinata yang sedang dalam puncak bahagia dipaks...