Sudah tiga hari Hinata tidak keluar rumah. Jangan salahkan dirinya jika ia mengurung diri layaknya remaja yang sedang merajuk pada seluruh dunia. Hinata belum bisa memaafkan apa yang kedua sahabatnya lakukan terhadapnya. Memaksanya pulang ketika Sasuke tengah melamarnya adalah suatu tindakan yang tidak bisa Hinata terima. Hinata terus menanyakan kebebalan Tenten, tersangka utamanya, kenapa ia harus memaksanya pulang pada saat yang sangat tidak tepat. Seharusnya sebagai sahabat, Tenten maupun Shikamaru bisa mengerti keadaan Hinata yang sedang dibanjiri kebahagiaan saat itu, bukan malah merusak suasana hati dan semuanya. Dan yang paling tidak bisa Hinata maafkan adalah ... Tenten yang melukai Sasuke secara sengaja karena Sasuke berusaha menghentikan Tenten untuk membawa Hinata.
Hinata tidak dibiarkan memberi salam perpisahan yang manis, melainkan harus menangisi kepergiannya dengan melihat Sasuke yang terbaring tak berdaya sambil menatapnya pilu. Hinata sungguh tidak tega meninggalkan Sasuke.
Di saat Hinata sadar setelah terbawa arus cahaya, ia merasa hampa. Hinata tidak banyak bicara ketika ia membuka mata dan otaknya mengatakan jika saat itu Hinata sudah berada di Tokyo, tepatnya di ranjang markas mereka.
Tenten maupun Shikamaru memang segera memohon maaf padanya, tetapi Hinata tidak merespons apa pun hari itu. Hinata mendiamkan mereka bahkan ketika Hinata diantar pulang oleh Shikamaru. Hinata terus bungkam. Baginya, bicara dengan mereka sangatlah berat. Maka, sebagai ungkapan kemarahan serta kekecewaannya, Hinata mematikan ponsel, mengunci pintu dan jendela, hingga tidak keluar rumah setelah hari itu. Hinata perlu waktu sendiri.
.
.
Sakura mendengar kabar dari Tenten jika Hinata sudah kembali ke Tokyo, tetapi sahabat mereka itu sedang mendiamkan semuanya. Hinata tidak bisa dihubungi melalui ponsel, bahkan kemarin saat Tenten ke rumah Hinata, rumahnya begitu sepi seperti tak berpenghuni. Tenten juga menceritakan alasan kenapa Hinata sampai merajuk seperti itu karena Tenten memaksanya pulang, hanya itu. Sakura bisa memaklumi sikap Hinata. Untuk itulah ia hari ini berencana pergi ke rumah Hinata untuk menghibur sahabat pendiam mereka itu. Lagi pula, Sakura juga sangat merindukan Hinata yang sudah hampir dua minggu lebih belum bertemu. Wajar saja, selama ini Sakura cukup sibuk dengan Sasuke merencanakan ini dan itu. Hingga kejadian Hinata yang pergi melalui mesin portal Shikamaru membuatnya cemas. Namun ia bersyukur jika Shikamaru dan Tenten sudah membawa Hinata pulang.
Sakura berharap kedatangannya bisa membuat Hinata terhibur dengan berita baik yang sudah disimpannya. Sakura memang sudah berniat dari awal bahwa yang berhak mendapatkan kabar baik ini untuk pertama kali ialah Hinata sebab Hinata baginya sudah banyak membantu Sakura. Jadi sebagai ungkapan terima kasihnya yang begitu besar, Sakura ingin Hinata menjadi orang pertama yang menyambut kebahagiaan Sakura.
Namun mengingat Hinata yang dalam kondisi mood yang tidak baik, Sakura tidak akan langsung membeberkannya. Ia akan menghiburnya terlebih dahulu sampai Hinata merasa lebih ceria, barulah setelah itu Sakura akan memberi tahu kebahagiaannya.
Sakura membulatkan mata saat mata zamrudnya melihat Hinata yang keluar dari rumahnya lalu mulai berjalan pelan. Dari jauh, Sakura menyadari gerak tubuh Hinata yang tidak bersemangat. Jelas sekali Hinata memang masih merajuk.
"Hinata!" panggilnya. Hinata pun menoleh, tapi begitu ia menyadari orang yang memanggilnya, Hinata diam dengan wajah datar. Cepat atau lambat, Hinata pasti akan menghadapi sahabat-sahabatnya lagi. Hinata sudah mengantisipasi hal ini, tetapi kenapa harus Sakura?
Hinata tidak pernah ingat ia mendapat pelukan begitu erat dari Sakura seperti ini, bahkan ketika Sakura sedang dalam tingkat kebahagiaan penuh.
"Aku sangat sangat sangat sangat merindukanmu," ucap Sakura masih memeluk sahabatnya itu. Hinata membalas dengan pelukan biasa, tetapi ia menerima dengan tulus bentuk ungkapan perasaan Sakura terhadapnya. Sedikit banyak, Hinata pun merindukan Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky In The Pond
FanfictionCintanya bertepuk sebelah tangan. Sebuah penemuan hebat Shikamaru menimbulkan peluang baru Hinata untuk mendapatkan kebahagiaannya. Tetapi sahabat-sahabatnya memaksa Hinata untuk kembali pada kenyataan. Hinata yang sedang dalam puncak bahagia dipaks...