ini hari sabtu. hari yang tak ingin aku tunggu. aku harus bersiap untuk datang ke acara reuni teman-teman SMA nya Malvin.
dia akan memperkenalkan aku sebagai apa nanti? tidak mungkin pacar kan?
aku lalu membuka kotak berisi gaun hitam yang diberikan Malvin. entah kenapa tapi aku merasa ini spesial. aku memiliki gaunku sendiri. tetapi kenapa dia harus repot membelikan aku sebuah gaun?sembari mematut diri di depan cermin aku sndiri merasa terkesima dengan apa yang ku kenakan.
ini gaun yang sangat indah! ukurannya pas dengan tubuhku. sepertinya aku mulai terlihat cantik.
hmmm.... aku memoles sedikit riasan pada wajahku. lipstik berwarna soft pink, rambut yang ku biarkan terurai, sepertinya sudah cukup.
sepatu hak tinggi dan clutch berwarna putih. sempurna!tak lama kemudian aku mendengar suara ketukan di pintu.
"Reen ada yang mencari." itu suara Rhoan. aku pun bergegas keluar dan bisa ku lihat wajah kakakku yang terkesima melihat penampilanku yang sangat tidak biasa.
"ini benar kau? Kareen? Adikku?" Rhoan menatapku dari atas sampai ke bawah. mungkin dia takjub dan tak percaya kalau adiknya bisa berdandan seperti ini.
"apakah itu Malvin?" tanyaku tak menghiraukan pandangan mata Rhoan yang seolah tak berkedip.
"ya. dia di bawah."
"terima kasih. aku akan pergi dengannya ke acara reuni." kataku kemudian.
"baiklah. tapi pastikan kau tak pulang larut ya."
"baiklah."aku pun segera turun dan ku lihat Malvin yang sudah berdiri menatapku dari ruang tamu. aku menuruni tangga perlahan sambil tersenyum padanya.
ekspresinya pun sama seperti Rhoan yang menatapku tadi. tapi Malvin terlihat lebih tenang.dia juga terlihat sangat tampan dengan kemeja burgundi, jas dan celana hitam yang melekat di tubuhnya.
"apakah ini benar Kareen sekretarisku di kantor?" sapanya yang ku artikan sebagai pujian.
"bukan. ini adalah Kareen yang di paksa bertransformasi menjadi wanita bergaun hitam yang harus menemani sang bos untuk acara tidak pentingnya." sahutku sembari tersenyum miring.
"di paksa?" tanyanya lagi.
"kau bahkan tidak memberi kesempatan untukku menolak."
"itu karena kau memang harus pergi bersamaku. ngomong-ngomong, terima kasih. kau begitu cantik malam ini."
"terima kasih kembali."tak lama kemudian kami sampai di hotel tempat reuni di adakan.
acaranya di adakan di ballroom yang mungkin berkapasitas dua ratus orang. ruangan ini sangat besar.
Malvin memintaku untuk menggandeng lengannya. seperti pasangan yang datang ke pesta. ya ini memang pesta. reuni teman-teman Malvin yang tak ku kenal.ketika berjalan menuju sebuah meja di mana di sana ada Alex dan teman-temannya, orang-orang yang ku lewati menatap kami dengan berbagai pandangan. aku pikir mereka semua terkesima. tapi entah untuk apa. padahal penampilan mereka juga tak kalah keren. tampan dan cantik.
aku hanya tersenyum dan menganggukan kepala. sementara Malvin yang membalas sapaan teman-temannya.
"mereka kagum dengan kita. sebenarnya denganku. mereka tak percaya kalau aku akhirnya menampakkan diri dengan seorang wanita."
"apa maksudnya?" tanyaku penasaran.
"pertama, aku hampir tidak pernah hadir dalam acara pertemuan atau pesta yg diadakan teman-temanku. aku lebih senang menghabiskan waktu dengan kesibukanku. kedua kalaupun aku datang pasti aku akan datang sendiri. tanpa pasangan. tapi hari ini aku benar-benar datang bahkan mengajak seorang wanita."
"oh... aku kira karena apa.""Malvin... ini kah gadis yang kau bilang kejutan kemarin?" sapa Alex sembari menatapku dari atas ke bawah. Malvin hanya mengangguk. lalu menarik kursi untukku duduk. dan dia sendiri duduk di sebelahku.
"tapi rasa-rasanya aku mengenalmu..." Alex menautkan alisnya, menajamkan matanya.
"hei jangan menatapnya seperti itu. dia jadi takut." sela Malvin kemudian."apa dia pacarmu?" tanya seorang laki-laki yang duduk di sebelah Alex.
"eh, perkenalkan. ini Kareen. dia sekretaris ku di kantor." kata Malvin cengengesan.
"bukan pacar?"
Malvin mengangguk.
"yang di depanmu ini namanya Charlie. lelaki yang paling banyak bicara di antara kami." Charlie tersenyum.
"yang di sebelahnya itu Austin. lelaki paling pendiam. dan yang di sebelahku ini namanya Peter."
"salam kenal. senang bertemu kalian." sapaku sembari tersenyum dan melihat ke semuanya."kenapa kau malah membawa sekretarismu?" tanya Alex penasaran.
"memangnya ada aturan kalau aku harus membawa pacar?" sahut Malvin ketus.Malvin mengajakku ikut dalam obrolan yang ternyata bisa di bawa santai. aku pikir semua lelaki akan begitu jika sedang bersama makan perbincangannya akan membosankan untuk wanita. tapi mereka cukup welcome dengan leluconku.
tak lama kemudian datang seorang wanita cantik bergaun merah yang sangat elegan. aku mengagumi penampilannya. cantik dan menarik. dia menghampiri kami.
"hai kalian, masih ingatkan denganku?" tanyanya kemudian. senyumnya manis.
"bagaimana mungkin kami bisa lupa padamu Sabrina?" sahut Charlie. aku pun ikut tersenyum padanya. dia lalu duduk di sebelah Austin."hai. apakah kau kekasihnya Malvin? kenalkan aku Sabrina." sapanya kemudian sambil menatapku dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya.
"aku Kareen. bukan, aku bukan kekasih Malvin. aku sekretarisnya di kantor." sahutku.
"ah aku pikir kau kekasihnya. kalian nampak serasi." aku hanya membalas dengan senyuman. begitu juga Malvin."apa kau datang sendiri Bri?" tanya Alex pada Sabrinan
"tidak. aku bersama kekasihku. seseorang yang juga kalian kenal."
sahutnya gembira.
"seseorang yang kami kenal? apa dia juga teman SMA kita?" tanya Malvin kemudian. aku hanya menyimak.tak lama kemudian aku mendengar suara seorang laki2. suara yang tak asing bagiku. dan dia sepertinya sedang berdiri di belakangku. entah mengapa perasaanku langsung tak enak. tapi aku hanya menunduk. berharap pikiranku tak menjadi kenyataan.
"kemarilah sayang. duduk di sebelahku." ku dengar suara Sabrina memanggil seseorang yang dia panggil sayang. mungkin itu kekasihnya. sementara aku masih tak bisa mengangkat kepalaku.
"duduklah Brandon. kenapa hanya berdiri?" itu suara Peter. tunggu! dia bilang siapa namanya tadi? Brandon?
ku lihat dari ekor mataku dia menarik kursi dan duduk perlahan.
"apa kabarmu Brandon? lama sekali kita tak bertemu." tanya Alex kemudian.akhirnya aku mengangkat kepalaku perlahan dan....
ini bukan ilusi. bukan juga mimpi. aku melihatnya di depan mataku. tapi sebagai kekasih orang lain...
KAMU SEDANG MEMBACA
you are mine
Romancepertemuan yang tidak seharusnya, membawa mereka ke dalam jerat cinta yang tak seharusnya terjadi. meski sudah berusaha keras untuk melupakannya, namun semakin hari cinta itu semakin tumbuh. Dan ketika ia ingin meninggalkan segalanya tentang wanita i...