Entah kenapa aku tiba-tiba merasa sangat mengantuk sementara pekerjaanku masih banyak. Ini baru pukul sepuluh. Akupun turun ke pantry untuk membuat secangkir kopi. Dan sampai di sana ternyata aku tak sendiri. Sudah ada beberapa orang tepatnya para wanita yang beberapa hari ini aku sangat hindari. Mereka adalah Clarrisa dan kawan-kawannya.
Sungguh mereka ini memuakkan.
"Hai gadis kuno. Jadi bagaimana? Apakah kau sudah menyampaikan pesanku kepada bosmu? Lalu apa katanya?" Tanya gadis berseragam merah di sebelah Clarrisa. Ia bersedekap dengan wajah di angkat-angkat menandakan angkuhnya.Namanya Cherry. Yang paling suka menggangguku jika kami tak sengaja bertemu di pantry. Beberapa hari yang lalu dia memintaku menyampaikan sebuah pesan melalui surat untuk Malvin. Aku memberikan suratnya tapi belum di baca sudah di buang.
Flashback on.
"Kenapa suratnya dibuang? Kau bahkan belum membacanya?" Tanyaku yang kemudian memungut surat itu kembali.
"Untuk apa? Tak penting bagiku." Sahutnya santai sembari asyik dengan permainan di ponselnya."Dear pak bos yang tampan. Aku ingin mengundangmu untuk makan malam di apartemenku hari sabtu malam. Sebagai tanda perkenalan atas datangnya kau sebagai direktur baru di perusahaan kita. Semoga kau akan membalas surat ini dan mengatakan "ya" padaku. Salam perkenalan paling manis. Cherry"
Aku membacakan surat dari Cherry dan melirik Malvin yang mengerutkan alisnya tak suka.
"Maka jawabanku adalah "tidak akan!". Dan jangan balas apapun untuknya. jika dia bertanya padamu katakan saja kau sudah memberikan suratnya padaku dan tak tahu apa lagi."
"Kenapa tak terima saja tawarannya?"
Malvin mendelik tak suka. Sementara aku hanya tertawa dalam hati."Aku tahu benar apa isi otak wanita seperti Cherry. Begitu juga perempuan-perempuan lain yang menjadi geng nya. Dia akan mengundangku makan malam lalu kami akan berakhir di ranjang. Kemudian dia akan menyatakan diri sebagai kekasihku lalu bertindak seenaknya kepada orang lain atas nama kekasih seorang Malvin. Dan aku sangat membenci hal seperti itu. Kau mengerti sekarang?"
"Wow... pikiranmu sudah sampai sejauh itu rupanya." aku mengangkat kedua alis tanda terkejut. Pikiran lelaki bisa sampai sejauh itu menanggapi ajakan makan malam seorang wanita?
"Kau perempuan lugu yang nampaknya belum terkontaminasi dengan hal-hal berbau jebakan seorang wanita penggoda. Maka dari itu tetaplah seperti ini. Jagalah dirimu baik-baik. Dan pastikan hatimu yakin menerima seorang lelaki yang masuk ke dalam kehidupanmu."
"Akan sayang sekali kalau seseorang sampai merusakmu hanya untuk kepuasannya semata. Dan jangan sampai kau ikut bertingkah aneh seperti mereka. Karena kalau sampai itu terjadi aku akan membuangmu." Katanya kemudian tertawa ringan.
Flashback offEntah kenapa kata-katanya saat itu rasanya menusuk sampai ke dalam hati. Seperti sebuah nasihat seorang lelaki kepada wanitanya. Eh...
"Hei kenapa melamun?" Hentakan suara sepatu menyadarkanku dari lamunan.
"Apa kata Malvin?" Tanyanya lagi tak sabaran.Sungguh ingin ku tenggelamkan wajah penuh bedak tebalnya ke wastafel. Seenaknya membentak orang!
"Saat itu aku hanya memberikan suratmu dan setelah mengambilnya ia langsung memintaku keluar. Dan tak ada pesan apa-apa lagi darinya." Kataku datar tanpa menoleh Cherry lagi. aku mulai sibuk membuat kopi.
"Maksudmu dia tak memberi surat balasannya?" Tanyanya lagi dengan suara naik satu oktaf.
"Tak ada. Kau tanyakan saja lewat telepon."
"Oh no... aku tak bisa. Bagaimana kalau dia menolakku mentah-mentah? Bagaimana kalau kau saja yang menanyakannya?" Ujarnya kembali histeris. Aku memutar bola mataku malas. Kenapa aku harus berurusan dengan wanita aneh seperti dia?"Kalau dia tak mau denganmu maka biarkan aku berkencan dengannya. Aku jauh lebih cantik darimu Cherry. Dia tak akan menolakku." Sahut wanita lain yang kutahu namanya Sofia.
Yang ini tambah aneh lagi. Apa bisa kau bayangkan anak umur lima tahun mengenakan gaun sepanjang mata kaki? Maka begitulah sehari-hari ukuran pakaian yang dikenakannya. Seolah sengaja memamerkan tubuh seksinya, meski orang lain akan melotot matanya, tapi Malvin seolah tak terpengaruh.
Pernah ia sengaja menjatuhkan map yang kertasnya berserakan di depan Malvin. Sontak saja Malvin membantu memungutnya dan Sofia akan sengaja melakukan gerakan yang eewwwhh.... benar-benar seperti wanita penggoda. Aku melihatnya dan hanya bisa geleng-geleng kepala.
Sementara Malvin berlalu begitu saja setelah bergumam padanya.
"Lain kali hati-hati." Hanya itu dan berlalu meninggalkan Sofia dengan wajah bodohnya. Dan setelah kejadian itu Sofia yang bekerja di divisi marketing justru kena semprot atasannya karena laporan yang ia buat malah berantakan pasca map jatuh yang ia sengaja."Bagaimana kalau kita bersaing untuk mendapatkan perhatian pak bos? Siapa yang kalah harus mengakui yang menang sebagai yang utama. Dan memenuhi segala keinginan sang penakluk. Bagaimana?"
Akhirnya Clarrisa mengeluarkan suara. Dan mereka semua tampak setuju. Lalu mereka menatapku satu per satu.
"Ada apa?" Tanyaku tak mengerti.
"Kau yang harus membantu kami Kareen." Kata Sofia mendekatiku dan agak mencondongkan wajahnya ke arahku."Apa?? Maksudnya membantu kalian mendekati pak bos? Oh maaf teman-teman. Aku bukan ahlinya. Lagipula kalian tahu sendiri bagaimana sikapnya yang kadang-kadang dingin pada semua orang. Apalagi ini bukan soal pekerjaan. Aku tak yakin bisa.
aku tak mau jika akhirnya justru aku yang kena marahnya." Tolakku dengan keras sembari melambaikan tanga dengan keras di depan dadaku. Mana mungkin aku bisa melakukan permintaan konyol mereka?"Jadi kau tidak mau membantu?" Tanya Cherry kemudian.
"Tidak." Sahutku ketus. Mereka malah tersenyum miring. "Pertama, terserah. Kalau kau menolak maka siap-siap saja pak bos akan memberikan peringatan keras padamu. Bahkan kami bisa membuatmu dipecat dari perusahaan. Tapi itu tak akan kami lakukan sekarang. Sampai kau mau menuruti keinginan kami.""Kedua, jangan panggil kami temanmu karena kau tak selevel dengan kami. Lihat saja penampilanmu yang sangat jauh dari kata modis. Dan kalau kau sudah mengerti, segera ambil keputusan."
Mereka lalu meninggalkan pantry dan seolah sengaja menubruk bahuku yang membuatku hampir saja terjatuh jika aku tak berpegangan pada meja pantry. Dan apa itu tadi? Mereka mengancamku? Itu tak akan terjadi. Lihat saja nanti!
KAMU SEDANG MEMBACA
you are mine
Romansapertemuan yang tidak seharusnya, membawa mereka ke dalam jerat cinta yang tak seharusnya terjadi. meski sudah berusaha keras untuk melupakannya, namun semakin hari cinta itu semakin tumbuh. Dan ketika ia ingin meninggalkan segalanya tentang wanita i...