"hai semua. apa kabar?" tanya seseorang yang akhirnya datang dan mengalihkan perhatian orang2 yang berkerumun di sekitarku. dan lagi-lagi Stephanie mengambil langkah maju untuk menyambut orang itu.
"kau baik-baik saja sayang?" tanya orang itu kepadaku. dia langsung berada di sampingku dan mengambil piring berisi makanan dari tanganku.
dan yang terpenting adalah dia mengabaikan Stephanie yang terlihat bersemangat ketika Rhoan menghampiri kami. dan seolah hatiku tertawa melihat gadis itu di abaikan oleh Rhoan.ya. seseorang itu adalah kakakku. dia yang memiliki acara reuni ini. dan semua orang menatap takjub dengan perlakuannya padaku. pasti mereka pikir aku ini pacarnya.
"memangnya aku terlihat seperti sedang terluka?" tanyaku balik.
"tubuhmu mungkin tidak. tapi hatimu siapa yang tahu?" sahutnya kemudian."terima kasih Rhoan." kataku sembari mencium pipi kirinya. kebiasaanku jika dia telah membantuku. sebagai ucapan terimakasih aku akan mencium pipinya.
"kau mengenal gadis ini?" tanya Stephanie seolah tak percaya.
"tentu. aku sangat mengenalnya. dia gadis yang istimewa bagiku." kata Rhoan kembali mengulas senyum di wajah tampannya. aku sangat senang jika dia sedang melakukan pembelaan seperti ini padaku.
"Nah, Kareen, Malvin, bisakah kalian ikut denganku? ada yang ingin aku bicarakan." dan sekarang wajahnya mulai tampak serius. Malvin mengangguk lalu berpamitan pada teman-teman yang lain dan mengikuti Rhoan ke sebuah meja yang berisi empat kursi.
saat berjalan beriringan banyak pasang mata memperhatikan kami. terlebih saat Rhoan meletakan makananku di atas meja lalu menarik kursi untukku. itu mungkin terlihat romantis."dengar, aku tak tahu apa yang terjadi antara Kareen dan gadis-gadis di sana tadi. tapi, aku bisa merasakan sesuatu yang tidak beres sedang terjadi kepadanya. jadi, aku minta padamu Malvin, karena kau yang mengajak adikku datang kemari, maka tolong pastikan tak ada apapun yang bisa menyakiti atau mengganggunya. di sini hanya aku dan kau yang dia tahu. dan aku ingin kau menjaganya. kau mengerti?"
Malvin mengagguk. sementara aku mulai menikmati makanan yang ku ambil tadi. rasanya enak.
"tentu Rhoan. aku pun tak menyangka terjadi hal seperti tadi. dia akan pulang denganku nanti. kau tak usah khawatir." Malvin mencoba meyakinkan kakakku yang kemudian dijawab dengan anggukan kepala.
tiba saatnya acara dansa. beruntung Rhoan sering mengajariku. jadi aku tak terlalu kaku saat di menari di lantai.
dan saat ini aku menari dengan Malvin.
"kau sangat cantik. aku tak menyangka kau bisa berdandan seperti ini. aku sangat suka melihat rambutmu. jangan di potong ya."
"kau merayuku Malvin? ingat. aku ini hanya sekretarismu. aku juga...." kata2ku terhenti kala mengingat Brandon yang menghianatiku. masih pantaskah dia ku sebut kekasihku?
"juga apa Kareen?" tanya Malvin menyadarkanku dari lamunan."eh. bukan apa-apa. maksudku aku juga pastinya bukan wanita dengan tipe yang kau cari bukan?" tanyaku balik padanya.
"sejujurnya aku tak punya tipe khusus untuk seorang pacar. asalkan aku merasa nyaman dengannya, dia bisa membuat ku bahagia. itu saja."
"hmmm...." tiba-tiba Stephanie datang. merebut Malvin dan menggantikan posisiku. sementara aku berputar-putar dan jatuh ke pelukan Brandon. aku sungguh terkejut. ternyata Sabrina pun sedang berdansa dengan Alex. aku melihatnya dan dia mengedipkan mata padaku.
aku dan Brandon saling bertatapan. kami berdansa dalam diam. tak ada senyuman atau ekspresi apapun.
"maafkan aku." bisiknya kemudian.
terasa air mataku ingin menetes, aku lalu mencoba melepaskan diri darinya. tapi Brandon menahanku."kau pasti terkejut. kau pasti terluka. tapi aku berjanji padamu. besok aku akan menemuimu dan menceritakan semuanya. tolong jangan abaikan aku." pintanya dengan kerutan di dahinya. aku tak bisa berkata apa. aku hanya masih menatapnya. sembari berdansa, hanya kebisuan yang ku tunjukkan.
Sabrina kembali kepada Brandon. aku pun kembali kepada Malvin.
"tatapan hangat lelaki itu membuatku meneteskan air mataku di bahunya. Malvin membawaku keluar dari kerumunan orang-orang yang berdansa. kami kembali ke sudut balkon yang menjadi saksi bisu tempatku mencurahkan isak tangis kepada Malvin.
lelaki itu tenang saja menghadapiku. seolah tahu apa yang sedang terjadi. namun aku tak peduli. yang ku butuhkan saat ini hanyalah ketenangan. dan Malvin sangat membantuku.
"setelah kau merasa baikan kita langsung pulang ya?" ajaknya padaku. aku hanya ingin menangis untuk hari ini saja. untuk kali ini saja. Malvin tetap saja memelukku dan mengelus rambutku. sesekali menepuk punggungku. akupun dapat merasakan jika dia mengecup keningku. aku merasa lebih tenang.
setelah beberapa saat aku bisa menguasai diri. kami lalu memutuskan untuk pulang saja. tanpa berpamitan kepada yang lain.
***
Malvin POVmngkin ini saatnya aku memberitahu yang sebenarnya pada Kareen. karena lama-lama juga semua pasti terbongkar. entah itu dariku. atau Brandon.
aku kemudian membelokkan setir menuju parkiran taman. lalu berhenti dan menarik nafas panjang.
"kenapa berhenti di sini?" tanya Kareen kebingungan. dia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. dia juga terlihat cemas.
"ada yang ingin ku ceritakan padamu." sahutku kemudian."apa harus di sini?" tanyanya lagi.
"aku hanya merasa butuh tempat yang tenang untuk bercerita."
"baiklah. ceritakan saja. sepertinya ini hal yang penting."
"kau benar. aku rasa kau perlu tahu. aku juga belum tentu bisa selamanya menyimpan ini sendiri. kalau suatu hari terjadi sesuatu aku ingin kau membantuku jika di perlukan." hening sesaat. Kareen hanya menatapku."Brandon adalah adik tiriku." ucapku pertama kali. Kareen membulatkan matanya. tak percaya.
"apa?" sekarang alisnya berkerut."saat umurku baru enam bulan, ayahku meninggalkan ibuku dan menikah dengan seorang wanita pilihan kakek. kakek saat itu meminta mereka bercerai. ibu menolak. tapi ternyata ayahku mengiyakannya. mereka lalu berpisah dan ibu memilih untuk kembali ke kampung halaman.
di sana ibu bertemu dengan seorang laki-laki yang akhirnya kini menjadi ayahku.
saat aku SMA aku akhirnya tahu jika Brandon adalah adik tiriku. aku melihat namanya dan mencari tahu tentangnya di sekolah.
tak lama kemudian aku menemui ayah kandungku. aku di sambut dengan tidak ramah. tapi beliau meminta satu hal. yaitu agar aku merahasiakannya dari siapapun bahwa aku telah bertemu dengan Brandon. termasuk kepada ibu."
aku menghela napas panjang."kenapa ayahmu memintamu merahasiakannya?"
"karena Brandon sangan menyayangi ayah. dia akan mengganggu dan bisa saja membuat siapapun yg mendekati ayah menanggung akibat buruk. apalagi jika dia tahu kalau aku adalah kakaknya. dia bisa saja mengejarku dan memastikan kalau aku akan menjauh dari keluarganya. dia tidak ingin ada yang menyamai kesuksesan perusahaannya dengan ikut bekerja sama dengannya. persis seperti apa yang telah dia lakukan pada sepupunya."
"sepupu Brandon? apakah itu Jordan?" tanya Kareen penasaran.
"kau mengenalnya?" tanyaku balik padanya
"ya. kami pernah bertemu. dia orang yang ramah. tapi Brandon menyuruhku menjauhinya. dan itu dulu sebelum kemudian aku mendengar jika usaha ayahnya hampir bangkrut dan di selamatkan oleh seorang pengusaha yang ternyata menjadi rival ayah... kandungmu.""Jordan berniat mengajak ayahku bekerja sama dengan perusahaannya. tapi Brandon menolak. dia berpikir jika Jordan memiliki niat jahat di balik kedatangannya. terlebih ibu tiriku dulunya adalah kekasih dari ayahnya Jordan. beliau lalu meninggalkan ayahnya dan lebih memilih menjadi selingkuhan ayahku."
"ini agak rumit. jika ada niat balas dendam di dalamnya maka semuanya pasti akan kacau pada akhirnya."
"dan aku ingin berkata jujur tentang satu hal lagi. ini tentang kenapa aku memintamu tetap ikut bersamaku pindah dari supermarket ke kantor sekarang."
Kareen menelengkan kepalanya. menautkan alisnya tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
you are mine
Romancepertemuan yang tidak seharusnya, membawa mereka ke dalam jerat cinta yang tak seharusnya terjadi. meski sudah berusaha keras untuk melupakannya, namun semakin hari cinta itu semakin tumbuh. Dan ketika ia ingin meninggalkan segalanya tentang wanita i...