Cerita 31 - Karunia Dewa

63 7 0
                                    

Jika saat ini aku sedang minum air, kurasa aku akan menyemburkan seluruh air yang masuk ke mulutku.

Atau jika aku adalah karakter dalam sebuah komik, pasti saat ini mataku mencuat keluar dan rahangku terlihat memanjang ke bawah sampai daguku menyentuh tanah.

Lagipula, siapa yang percaya ada dewa berkelakuan seperti ini?

Selama aku di Bumi, aku sering mendengar kisah dewa yang bijaksana, penuh wibawa, sombong, pemalas, cuek, playboy, playgirl, senang menikah dengan kaum manusia, senang menghancurkan sesuatu demi kesenangan, gila harta, gila tahta, dan sebagainya. Setiap dewa pasti memiliki sifatnya masing-masing, baik dalam hal yang positif maupun negatif.

Tapi ini pertama kalinya aku tahu, bahkan melihat langsung, ada seorang dewa yang alay dan menyapa dengan 'Yo'.


"HEI HEI HEI! JANGAN BENGONG AJA YO! AKU TAK BISA BACA PIKIRAN SEPERTI ALFA YO!"


Sepertinya dunia sudah gila.


"A—Aku Gils..."

"AKU SUDAH TAHU NAMAMU YO! KALAU TIDAK, KAMI TAK AKAN MEMBERIKAN KARUNIA KAMI PADAMU YO!"

"Karunia? Ah, sepertinya tadi Bhumi pun mengatakan kalau ia juga memberikan karunianya padaku. Tapi, karunia apa?"


Seberapa pun menyebalkannya gaya bicara Agni, terutama dengan suara kerasnya yang seakan-akan ia selalu berteriak, aku tahu aku harus bersabar menghadapinya untuk mengetahui informasi yang kuperlukan.


"YO MAN, KAU BERTANYA KARUNIA APA? JADI BHUMI BELUM MEMBERITAHUKANMU, YO? HAHAHAHA SESUAI DUGAAN DARI SI PENDIAM ITU."


Ia tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya mendengar pertanyaanku. Seakan-akan itu adalah pertanyaan paling bodoh sejagat raya.

Tapi apa yang bisa kuperbuat? Saat ini hanya dia yang memegang jawabannya.

Sabar Gils... Sabar.

Berulang-ulang aku mengatakan itu di dalam pikiranku. Meskipun cara bicaranya sangatlah menyebalkan sampai-sampai aku ingin menyumpalkan kaos kaki ke mulutnya, tapi aku harus bersabar sampai ia menjawab pertanyaanku.


"YO YO YO! KENAPA WAJAHMU MENJADI SEPERTI ITU YO? APAKAH KAU KESAL KARENA AKU MENERTAWAKANMU? HAHAHA AKU HANYA BERCANDA SEDIKIT, YA MAN! SELERA HUMORMU RENDAH JUGA YA TERNYATA!"


'Ilham', pikirku.

Cara ia bercanda mirip sekali dengan Ilham, salah satu teman baikku selama di Bumi. Ia sangat suka bercanda, tapi candanya selalu saja jayus. Yang lucu adalah, ia selalu menganggap candaannya yang paling lucu dan orang lain yang memiliki selera humor rendah. Satu-satunya orang yang bisa tertawa mendengar candaan Ilham hanyalah Fajar, teman baikku yang lainnya.


...


Apa yang terjadi padaku?

Sepertinya aku jadi terkenang mereka berdua karena melihat sifat Agni.

Bagaimana kabar mereka, ya? Sudah lebih dari enam tahun aku hidup di sini, pasti umur mereka juga sudah 30-an. Mungkin ada yang sudah menikah dan punya anak.

Kehidupan Kedua (Buku 3)Where stories live. Discover now