1

498 18 6
                                    

Author Pov

"Aaaaa, abang!!!" Teriak Rania memanggil abangnya.

"Aduh apaan sih Ran? Kenapa teriak teriak sih?" Jawab Ramdan yang sedikit kesal karna kaget mendengar namanya dipanggil oleh Rania dengan nada teriak.

"Bang gue takut." Ucap Rania pelan sambil memeluk boneka teddy bear nya yang lumayan besar.

"Kenapa? kenapa lo takut? udah lo sekarang tenang aja ya ada gue disini." Ucap Ramdan menenangkan adik kandungnya yang sangat ia sayangi itu.

"Bang gue takut petir." Rania memang sangat menyukai hujan ya walaupun ia juga sangat takut terhadap petir.

"Iya gue tau udah ya, udah ada gue disini yang jagain lo, sekarang lo tidur. Diluar hujan jadi pake selimut lo dulu." Jawab Ramdan sambil memakaikan selimut tebal kearah Rania yang terlihat sedikit tenang.

"Bang gue tidur dulu ya. Jangan pergi dulu sebelum gue tidur ya bang." Ucap Rania sambil mengatur posisi ternyamannya.

"Iya udah cepet lo tidur besok sekolah." Ucap Ramdan memperingati adiknya tersebut.

"Iya abang, good nite love you." Ucap Rania sambil menutup mata dan langsung memeluk lengan Ramdan untuk dijadikannya sebagai guling.

"Good nite and love you too princess." Jawab Ramdan sambil mencium kening Rania dengan lembut sambil  memejamkan matanya dan memasuki alam mimpinya.

                         ~~~

Ramdan Pov

Serasa pegal di bagian kaki gue akhirnya gue membuka mata dan melihat dibawah kaki gue, kaki gue sedang ditindih oleh kaki milik Rania.

Gue pindahkan secara perlahan kaki Rania agar dia gak terusik tidur pulasnya. Gue perhatikan setiap inci wajah Rania. terasa tenang dan damai.

cantik.

Itu yang ada dipikiran gue sekarang. 'Lo wanita kedua setelah mami yang sangat gue sayangi Ran.' Ucap gue dalam hati.

Setelah cukup lama mandang wajah Rania akhirnya gue bangkit dan bergegas mandi untuk berangkat ke sekolah.

Setelah selesai dengan ritual gue, gue pun melihat ke arah Rania dan langsung membangunkan Rania yang masih tertidur.

"Hei! Rania bangun dek," Ucap gue sambil mengguncangkan badan Rania ke kanan dan ke kiri.

"Eugghh, Apaan sih bang? ganggu mimpi gue aja lo!" Jawab Rania yang masih enggan membuka matanya.

"Heh! Lo mandi cepet kalo gak, gue bakal tinggal lo! Cepet gak pake lama." Ucap gue dengan nada yang agak kesal sambil berjalan keluar dari kamar Rania meninggalkan Rania yang sedang sempoyongan berjalan ke arah kamar mandi.

"Pagi Mi, Pi." Ucap gue dengan semangat.

"Pagi juga sayang." Jawab Renata -mamiku.

Gue melihat kearah papi yang sedang sibuk membolak-balikan berkas berkasnya. "Papi!!" Ucap gue mengageti Papi sambil menepuk bahu Papi agak kencang sampai sampai Papi terkaget.

"Eh, eh aduh! jamu ini apa-apaan sih malah ngagetin Papi gitu aja orang Papi lagi kerja jugaan!" Omel Ricky-Papiku yang sudah sangat kebal bagi gue yang mendengarkan.

"Papi juga salah sih." Sambung Mami yang sedang mengoleskan selai coklat kacang ke roti tawar yang ada di tangannya.

"Loh aku kok salah sih yang 'kan Ramdan yang ngagetin aku." Ucap Ricky dengan nada sedikit merengek.

HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang