17

72 5 0
                                    

"Seli.."

Mereka melotot tanda tak percaya. Seli menghadang jalan mereka. Hampir saja Rifki menabrak Seli. Seli menutup matanya sambil merentangkan tangan nya.

Ia lalu perlahan membuka kedua kelopak matanya dan melihat kedepan ke arah Rifki. Ia lalu berjalan sambil tersenyum genit. Rifki memutar bola matanya malas.

Ia tepat di depan mata Rifki. Rifki mengalihkan pandangan nya, ia tak ingin menatap wanita di depan nya ini.

Sedangkan tangan Rania yang berada di pinggang Rifki perlahan mengendur, Ia perlahan menjauhkan tangan nya dari pinggang Rifki.

Rifki menoleh kebelakang menatap Rania dengan tatapan bingung. Seli memegang tangan Rifki yang berada di atas stang motornya. Ia tersenyum genit kepada Rifki.

"Ki anterin aku yuk." Ucap nya dengan sambil mengelus tangan Rifki.

Rifki menepis nya "Naik taksi aja sana lo!"

Seli memajukan bibir nya sejenak lalu ia berjalan sedikit dan melingkarkan tangan nya di lengan Rifki dengan manja. Otomatis Rifki langsung berusaha melepaskan lilitan tangan dari Seli di lengan nya.

Tapi, Seli malah mempererat lilitan tangan nya di lengan Rifki. Hati Rania perih melihat Seli yang dengan manja nya menggelendoti lengan Rifki tanpa melihat ke belakang ke arah Rania.

Rania meremas tangan nya sendiri lalu ia pukul kan ke badan motor Rifki.

"Awwh!" Rintih Rania saat tangan nya kesakitan karna memukul badan motor Rifki agak kencang.

Rifki langsung menengok kebelakang, Lalu ia turun dari motor nya dan mengambil tangan Rania. Lalu ia meniup dan mengelus tangan Rania yang memerah.

Seli menggoyang goyang kan lengan Rifki dengan manja "Kii anterin aku yuk."

Rifki mengabaikan rengekan Seli dan masih mengeluskan tangan Rania dengan lembut. "Kamu kenapa bisa nyakitin diri kamu sendiri sih?"

Rania menatap Rifki sejenak lalu ia menatap tangan nya kembali "Ya.. Soalnya Eng- Ga sengaja, Iya ga sengaja."

Rifki beralih menatap Rania lalu menghembuskan nafas nya pelan. Ia mengangkat tangan nya dan menatap jam tangan nya. Setengah jam lagi ia harus mengantarkan Ami, Ibunya.

Rifki menepis lagi tangan nya dari lilitan tangan Seli. Ia benar benar geram dengan Seli. "Awas! Gue ada urusan."

Seli berlari kecil, Ia menghadang motor Rifki. "Kamu harus anter aku dulu."

Rifki menggertakan giginya lalu memejam kan matanya menahan emosi nya yang menaik. Ia menatap tajam Seli, Sedangkan Seli menatap Rifki dengan tatapan watados nya.

"Awas atau mau gue tabrak hah?!" Bentak Rifki

"Kamu ada urusan apa sih? Kok sama dia si jalang?" Tanya Seli sambil menunjuk ke arah Rania.

Rania sedikit melotot, Ia juga menahan emosi nya yang langsung menaik. Ia benar benar kesal dengan ucapan Seli barusan.

Rifki memukul kaca di dekat tangan nya dengan tidak terlalu kencang tapi cukup mengagetkan Seli dan Rania.

"Jangan panggil Rania jalang!, Seharusnya yang dipanggil jalang itu elo!" Rifki menunjuk Seli dengan jari telunjuk nya. "Awas jalang!!" Lanjutnya lagi dengan bentakan.

Rifki melihat ke pergelangan nya lagi, Waktu berjalan cepat. Empat puluh lima menit lagi ia harus mengantar kan Ami ke bandara.

Rifki tidak sengaja melihat Udin, Teman sekelas nya. Ia mempunyai ide yang bisa menyingkirkan Seli dari sini.

HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang