Orange

7.7K 1K 74
                                    

"Bir? Atau-"

Jihoon langsung mengangguk saat Daniel menawarkan sekaleng bir.

"Okay, sekaleng bir"

Menyerahkan sekaleng bir pada Jihoon yang menerimanya tanpa kata terima kasih.

Tatapan mata Jihoon mengelilingi ruangan ini, berfikir bahwa keadaan ruangan lebih bersih dibandikan beberapa hari lalu.

"Kau sudah makan?"
Daniel membuka kotak makannya di meja ruang tamu, mendudukkan dirinya di bawah sofa tempat Jihoon duduk.

Jihoon hanya mendengung kecil, membuka kaleng birnya dan menatap acara televisi yang sedang menayangkan acara animal planet.

Hening, hanya suara Daniel yang sibuk mengunyah makanan dan suara tv bervolume 2.

Nyaman, Jihoon menyandarkan bahunya pada sofa Daniel.

Mata beningnya fokus pada seekor rusa yang berlarian karena mencoba kabur dari kejaran seekor cheetah.

Rusa itu berlari tanpa arah, berlari sekuat tenaga walau tau ia tetap akan diterkam.

"Bukankah dia bodoh?"
Daniel berseru cuek, menunjuk sang rusa yang sudah berada dalam cakar cheetah.

"Dia tau bahwa dia akan kalah, kenapa harus berlari sekuat tenaga"
Daniel tersenyum meremehkan, melirik kearah Jihoon yang mendengus sangsi.

"Kau fikir rusa itu berlari karena tidak tau bahwa dia akan tetap kalah?"

Mendengar jawaban Jihoon, Daniel menghentikan kegiatan makannya, ia memutar tubuhnya untuk menghadap pada Jihoon yang menenggak birnya.

"Lalu, jika ia tau akan tetap kalah, kenapa dia masih berusaha? Apa namanya kalau bukan bodoh?"

Jihoon mengecap lidahnya yang bias karena pahitnya bir, tersenyum kecil pada Daniel yang siap mendengar jawaban Jihoon.

"Karena- harga diri?"

Daniel diam, merasa tertarik dengan jawaban Jihoon dan menunggunya melanjutkan seruan.

"Setidaknya ia sudah mencoba, itu bagian dari menyelamatkan harga dirinya"

Daniel tersenyum memandang Jihoon yang masih memfokuskan pandangannya pada layar TV.

"Hei Kiddo"

Jihoon melirik saat merasa Daniel memanggilnya.

"Apa?"
Seru Jihoon tanpa minat.

Memandang wajah Daniel yang terlihat mencoba membaca raut wajah Jihoon.

"Aku punya banyak stok film, Ingin menontonnya bersama?"

Jihoon tidak menolak, ia hanya menenggak birnya hingga habis dan lanjut memfokuskan matanya pada layar televisi.

Mengabaikan Daniel yang terkekeh senang dan bergerak cepat merapikan alat makannya.

...
...

Pukul 10 malam, keduanya sedang duduk tenang menonton film yang dipilih oleh Daniel.

Sudah lebih dari 50 menit, tapi Jihoon belum mengeluarkan satu katapun.

Matanya fokus, ia bahkan lupa sedang menggenggam kaleng bir ke tiganya sejak tadi.

Ia berkali-kali membuka mulutnya tapi ia rapatkan kembali.

"Apa judul film ini?"

Akhirnya.
Jihoon bersuara.

"Taken"

Jihoon mengangguk setelah mendengar jawaban Daniel.

"Bagaimana menurutmu?"
Daniel mencoba mengajaknya berbicara, tapi respon Jihoon justru membuatnya kehilangan kata-kata.

Sweet Americano . NielWink . EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang