Pineapple

8K 961 133
                                    

Jihoon diam, memperhatikan Daniel yang sedang sibuk dengan laptop dan headphonenya.

Tangannya bergerak cepat dengan mata yang masih terbuka lebar.

Saat ini pukul 2 pagi.

Jihoon sempat menyesali perkataannya yang mengatakan bahwa ia akan menunggu Daniel bekerja agar mereka bisa tidur bersama.

"Aku mengantuk"
Akhirnya Jihoon bersuara, mendekatkan dirinya pada Daniel yang masih diam.

Jihoon lupa bahwa Daniel tidak akan mendengarnya.

"Niel-"
Jihoon menyentuh lengan Daniel yang langsung menoleh dan membuka headphonenya.

"Kau mengantuk?"

Jihoon mengangguk, ia menarik tangan Daniel agar mau ikut dengannya.

"Bagaimana kalau kau ke kamar dulu? Aku akan menyusul 15 menit lagi"

Jihoon mengerut tak suka.

Ia tidak menjawab dan Daniel tau itu artinya tidak.

"Please?"

Jihoon menggeleng.
Ia tidak mau.

Jihoon berbalik mengabaikan Daniel, naik ke atas sofa dan berbaring disana.

"Sayang?"

"Aku menunggu disini saja"

Jawab Jihoon kaku, ia membelakangi Daniel yang mendekat dan mengecup kepala Jihoon.

"15 menit lagi okay?"

Jihoon hanya mendengung menjawab, mencoba tetap membuka matanya yang pasti akan langsung terpejam jika ia hilang konsentrasi.

Ia hanya perlu menunggu 15 menit.

Jihoon menggoyang kakinya bagai bayi.
Membalikkan tubuhnya kearah Daniel yang sudah kembali fokus dengan laptopnya.

Menunggu.
Jihoon menunggu.
Memandang kosong kearah atap apartemen Daniel mencoba membuang waktu.

Matanya terasa berat dan Jihoon benar-benar butuh tidur.

Tapi, ia tidak mau.
Ia hanya mau tidur jika di peluk oleh Daniel.

Waktu bergerak cepat.
Sudah lebih dari 20 menit tapi Daniel masih sibuk.

Jihoon berdecak.
Kembali menepuk bahu Daniel yang kaget lalu menoleh.

"Kalau kau mengantuk tunggulah dikamar dulu, aku harus menyelesaikan deadlinenya siang ini"

Jihoon bukannya tidak tau.
Ia juga tau jadwal Daniel.

Jihoon mengintip kearah laptop Daniel dan mengerut kesal saat melihat Daniel mengerjakan bab 18.

Jihoon menarik paksa headphone Daniel dan berseru, "Bukankah deadlinenya hanya perlu sampai bab 15?"

Daniel menghela nafasnya kasar.
Bagaimana menjelaskannya, semua ide di kepalanya memuncah muncul malam ini.
Daniel tidak bisa menunda untuk mengetiknya sampai besok pagi.

"Aku bahkan setuju kesini padahal aku belum menyelesaikan presentasi tugasku"

Jihoon marah.
Suaranya kesal dan raut wajahnya tajam.

"Presentasi tugasmu masih bisa sampai minggu depan" Daniel mencoba untuk menjawab Jihoon dengan lembut.

Tidak tau kenapa.
Tapi Daniel- benar-benar masih ingin menulis malam ini.

Jihoon tertawa miring dan bangkit dari sofa.

"Kau juga masih bisa mengerjakan bab 18 mu besok"

Daniel berdecak kesal.

Sweet Americano . NielWink . EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang