Strawberry

8.5K 977 169
                                    

Daniel tau ada hal yang aneh dengan Jihoon beberapa hari ini.

Dia selalu menghindari panggilan telepon dari orang tuanya dan ia memaksa menginap di apartemen Daniel walau sebelumnya ia tegas menolak.

Daniel ingin bertanya.

Tapi ia merasa ini bukan kapasitasnya.

Ia takut menyinggung hal sensitif Jihoon dan mereka mulai berdebat.

Daniel- sejak dulu selalu menghindari pertengkaran, terlebih dengan kekasihnya.

Tipe pengalah dan penurut.
Kekasih yang selalu memberikan apa yang ia bisa tanpa berfikir tentang dirinya sendiri.
Orang yang kekanakan dan mudah dibohongi.

Daniel masih menatap Jihoon yang sedang mengedit tulisannya.

"Apa kau ingin makan sesuatu?"
Jihoon menoleh dan menggeleng.

Kembali melanjutkan pekerjaannya dan menghindari pembicaraan dengan Daniel.

"Besok aku akan mengisi kelas untuk yang kedua kali"

"Hng"

"Kita berangkat bersama?"

Jihoon mengangguk dan kembali diam.

Tangannya sibuk mengetikkan note pada draft tulisan Daniel.

Pemuda itu terus diam dan memasang ekspresi menolak untuk diganggu.

"Jihoon-ah"

Tangan Jihoon langsung berhenti mengetik, ia menoleh kearah Daniel sampai akhirnya tersenyum.

"Aku akan menyelesaikan ini dalam 30 menit, setelah itu kita bicara"

Serunya tegas walau ada senyum di wajah putihnya.

Daniel hanya bisa mengangguk dan menurut.

Daniel memilih diam dan bermain game dengan ponselnya dan berusaha keras untuk tidak mengganggu Jihoon yang sedang bekerja.

...
...

Mereka duduk berhadapan dengan kaleng bir di tangan masing-masing.

"Kau- apa risih karena aku terus menginap disini?"

Daniel menggeleng mantap.
Sungguh ia tidak keberatan.
Ia pasti akan langsung setuju jika Jihoon mengatakan ingin mulai tinggal bersamanya disini, tapi-

"Apa kau sudah bilang orang tuamu?"

Sebenarnya ini yang menjadi kekhawatiran Daniel.

Daniel tidak terlalu bodoh untuk sekedar tahu Jihoon sedang menghindari keluarganya.

"Orang tuamu pasti khawatir"

Jihoon tidak menjawab, ia melipat kakinya di atas sofa dan menenggak kembali birnya.

"Aku butuh waktu sendiri"

"Apa ini karena hyungmu?"

Jihoon diam beberapa detik sampai tak lama kemudian ia mengangguk.

Kepala Jihoon mulai berputar dan ia sadar ia mulai mabuk.

Jihoon tersenyum karena memang mabuk yang ia butuhkan, jujur saja Jihoon ingin menceritakan semuanya pada Daniel.

Tapi dia tidak tau dimana dan bagaimana harus memulai pembicaraan itu.

Dan ia bersyukur karena tau alkohol akan membantunya.

"Hyung datang-"
Jihoon mulai merancau, memutar kaleng birnya dengan senyum tipis yang dipaksakan.

"Dan aku mulai tidak suka memikirkan tentang apa yang hyung fikirkan setelah melihatku"

Sweet Americano . NielWink . EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang