Apple

13.1K 1.2K 89
                                    

Daniel menguap lebar saat alarm miliknya berbunyi keras, tubuh besarnya bergulat di atas ranjang enggan bangkit.

"Ah, sudah pagi"
Merengek dan berniat menggaruk hidungnya saat menyadari bahwa kacamata masih bertengger di hidungnya.

Ia mematikan kasar alarm nya dan berniat kembali tidur saat mendengar suara ribut dari luar kamar apartemennya.

Bunyi furnitur bergeser dan suara orang bersautan semakin terdengar jelas saat Daniel membuka penuh matanya.

"Demi Tuhan, aku baru tidur 2 jam"
Mendesah kesal dan mencoba menutup telinganya dengan bantal.

Tapi suara berisik itu masih terdengar.
Daniel akhirnya dengan langkah malas bangkit dan menggaruk rambut coklat mudanya dengan kasar.

Membuka lemari es miliknya dan berdecak saat hanya menemukan air mineral dan botol-botol bir.

Lapar, semalam ia hanya makan ramen saat akan menuliskan bab bukunya yang deadline siang ini.

Ponsel Daniel bergetar panjang, mendelik sebal saat menemukan nama editornya ada disana.

"Ya, ada apa?"

"Apa bab barunya sudah selesai, aku diminta Pak Kim untuk menanyakannya padamu"

"Sudah, aku akan mengirimkan email padamu sebelum jam makan siang"

Suara Daniel masih serak karena baru saja bangun tidur, ia mematikan sambungan telepon saat bel apartemennya di pencet seseorang.

Daniel tidak ingat dia menunggu tamu atau memesan sesuatu dari kurir.

Daniel membuka pintu dan mendelik heran saat menemukan seorang nyonya cantik dan seorang pemuda bermata bening berdiri di depan pintunya.

"Ah, maaf mengganggu"

Saat melihat nyonya itu membungkuk, Daniel membalasnya. Masih bingung dan mencoba bersikap sopan dengan memaksakan senyumnya.

"Anakku, akan pindah ke samping apartemen anda mulai hari ini"

Ah.. Jadi ribut-ribut tadi dari apartemen sebelah.

"Mohon bantuannya"
Nyonya itu mengulurkan sekotak makanan yang Daniel terima dengan sungkan.

"Ah.. Semoga kau betah, er-"

"Namaku Park Jihoon"
Pemuda manis itu membungkuk pada Daniel yang membalasnya.

"Aku Daniel, Kang Daniel. Jika butuh bantuan- kau bisa meminta bantuan maksudku, yaa aku akan membantu jika aku bisa"

Jihoon tersenyum tipis, ia bergumam terima kasih dan menarik lengan ibunya untuk segera pergi dari sana.

Setelah perkenalan singkat itu Daniel kembali menutup pintunya dan menatap sekotak makanan ditangannya.

Beruntunglah, ia bisa mencium aroma masakan rumah dari kotak ini.

Perutnya sedang bernasib baik.

...
...

Jihoon hanya menganggukkan kepalanya saat ibunya bicara.

"Jihoon-ah, aku mohon. Aku mengorbankan kepalaku pada ayahmu hanya untuk meminta izin kau tinggal sendiri"

Jihoon terkekeh, melangkah mendekat dan mendekap ibunya manja.

"Aku mengerti mom. Aku akan meneleponmu setiap hari"

"Apa aku boleh datang kesini? Kapanpun?"

Jihoon menggeleng tegas, mengecup pipi ibunya dan berbisik, "Satu minggu maksimal 2 kali"

"Tiga kali?" Ibunya menawar.

Jihoon menggeleng.

"Dua kalii. Kau sudah berjanji akan percaya padaku mom"

Akhirnya ibu Jihoon mengalah, ia mengecup cepat bibir Jihoon yang terkekeh geli.

(GUE MAU DAFTAR JADI EMAKNYA JIHOON PLEASE)

"Aku sudah besar sekarang mom, aku tidak akan dapat pacar jika kau terus menempel padaku"

Ibu Jihoon balas tertawa, mengusap sayang kepala putranya yang tersenyum, ia sudah terbiasa.

"Aku mohon, makanlah dengan baik"

Jihoon mengangguk mantap.

"Angkat teleponku setiap saat?"

"Tentu, kecuali aku tidur dan di kamar mandi"

Ibu Jihoon akhirnya melepaskan pelukan itu, membuka dompetnya dan menyerahkan sebuah kartu pada Jihoon yang terkekeh geli.

"Momm~"

"Passwordnya ulang tahunmu. Aku pergi dulu sweetheart~"

Jihoon mengangguk, mengantarkan ibunya ke depan kamar dan melambai saat bayangannya menjauh.

Yahh. Ini pilihannya.

Untuk hidup sendiri dan mandiri

...
...

TBC

....
....

Nielwink ehehehehehehehehe.

😀✌

Sweet Americano . NielWink . EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang