Grape

7.8K 1K 128
                                    

Okay.
Jihoon mengakui bahwa dirinya adalah orang yang keras kepala.

Tapi untuk Woojin, dia berada di level lain.

Masih dalam suasana sama.
Woojin yang memohon, merayu, mengancam pada Jihoon agar mau bergabung dengannya menjadi asisten penulis Kang itu.

Jihoon memilih tetap pada pilihannya.
Tidak.

Jika ditanya alasannya- Jihoon juga tidak tau.
Tapi entah kenapa pandangan dan senyum miring tetangga samping apartemennya itu sedikit mengganggu.

Dan..cara dia memperlakukan Jihoon bagai mereka sudah mengenal sangat lama, itu juga menjadi alasannya.

"Jihoon-ah"

"Tidak, tetap tidak"

"Apa kau sudah membaca buku karya penulis itu?"

Jihoon tersenyum meremehkan.
Apa ia perlu membaca?
Jihoon sudah bisa menebak tulisan macam apa yang dikerjakan oleh orang seperti Daniel.

"Kau- memang selalu mempunyai prasangka buruk pada orang lain"
Jihoon menaikkan kedua alisnya tersinggung.

"Maksudmu?"

Woojin menghela nafasnya berat, meletakkan sebuah buku di hadapan Jihoon yang mendelik.

"Tapi Woojin-"

"Jika setelah membaca buku ini jawabanmu tetap sama, aku akan menyerah"

Jihoon mencoba menimbang, melirik Woojin sampai akhirnya memasukkan novel itu ke dalam tas ranselnya.

Yah..ia akan mencoba membacanya.
Jika ada waktu.

...
...

Pukul 2 tengah malam dan Jihoon masih membuka lebar kedua matanya.

Alisnya bertautan dan matanya bergerak cepat.

Membaca baris demi baris susunan kata yang sejak lembar ke tiga seakan membawanya masuk ke dalam cerita.

Ini novel- yah drama.
Tentang seorang wanita yang nekat pergi dari rumahnya di Inggris untuk menemui seorang pria yang dikenalnya melalui jejaring sosial di Amerika.

Jihoon menarik nafasnya saat membaca sebuah kalimat yang membuatnya tertegun diam.

"Duniaku tidak luas, duniaku indah. Karena duniaku adalah kamu"

Jihoon, bisa dengan jelas membayangkan seorang wanita Inggris cantik yang hampir putus asa karena cintanya.

Bermil-mil ia tempuh untuk hasil yang-

Jihoon memejamkan matanya saat tau air matanya akan keluar.

Ini gila.
Ia akan menangis.
Saat membaca dan mengetahui bahwa pria yang dicari wanita itu adalah pria beranak istri.

Jihoon benci karena ikut terbawa suasana.
Ia menangis saat wanita itu bercerita mengenai perjalanannya menemui seseorang yang disukainya walau harus menyeberang benua.

Ini miris, terlalu kejam dan penggambaran jelas sosok wanita itu yang nekat pemberani, tapi lemah dan mudah putus asa.

Jihoon sampai dilembar terakhir, dan kalimat lain membuatnya kembali termenung.

"Memang menyesal, tapi setidaknya aku mencoba. Memang sedih, tapi setidaknya sekarang aku tau- aku harus berhenti dan melepaskan semuanya"

Jihoon menutup buku itu dan meletakkannya di meja samping kasur.

Memejamkan matanya dan bayangan kota Inggris serta Amerika seakan berputar dikepalanya.

Alurnya baik, karakternya jelas dan cerita akhirnya berputar dari dugaannya.

Sweet Americano . NielWink . EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang