SECTION 1

22 0 0
                                    

Seorang gadis bersurai hitam legam tengah duduk di sebuah bangku panjang berwarna hitam yang ada di taman berukuran persegi di belakang rumahnya. Namanya Mirae--Hwang Mirai. Gadis yang hidup dan berjuan sendirian sejak sepeninggalan orangtuanya. Sebenarnya, mirae tak sepenuhnya sendirian. Mirae tinggal bersama dengan seorang wanita tua yang dia sebut 'nenek'. Yang mirae tau, wanita ini adalah neneknya. Satu-satunya keluarga yang dimiliki oleh mirae. Namun kini neneknya sedang sakit, dan sudah hampir 1 bulan ini hanya bisa tidur di atas ranjang usang di kamar kecil mereka. Mirae hanya bisa membantu merawatnya, sedangkan untuk menghidupi kebutuhan mereka, mirae terpaksan berkebun dan hasil panennya dia jual kepada kepala desa atau warga setempat. Tak jarang hasil panennya mengalami kerugian. Hasil panennya sering tidak laku terjual, dan terpaksa hasil panennya dibuang atau mereka konsumsi sendiri. Sungguh pahit memang. Namun mirae bisa apa selain menjalani hidupnya? Orangtua pun mirae tak punya, lalu jika mirae merasa ingin menyerah kepada siapa mirae harus mengadu? Neneknya? Itu tidak mungkin. Mirae hanya ingin neneknya sembuh. Itu saja.


Sudah 20 tahun ini mirae menjalani hidupnya sebagai gadis yang berjuang untuk bertahan hidup di desa ini. Desa ini terbilang kecil, kehidupan disini pun jauh dari pandangan banyak orang. Sebenarnya di bagian selatan desa ini berdiri sebuah Istana yang sangat besar, menurut beberapa orang yang pernah melewati istana itu mereka berkata jika kau bisa masuk ke dalam sana, maka hidupmu akan tercukupi bahkan sampai kau mati. Dan memang benar, mirae sudah pernah melewati istana itu. Di bagian teras istana itu terdapat lahan yang besar untuk bercocok tanam. Hasil panennya pun subur. Semua tanaman disana tampak dijaga dan dirawat oleh si pemilik. Bangunannya pun sangat mewah dan terlihat kokoh. Kau tidak akan percaya jika mereka bilang istana ini sudah ada jauh sebelum desa ini terbentuk. Itu berarti istana ini sudah berusia ratusan tahun bukan? Namun bagi mirae, ada sesuatu yang lain di dalam sana. Entahlah ini perasaannya saja atau bukan. Setiap kali mirae melewati jalan sekitar istana, mirae merasakan hawa yang berbeda. Seperti sesuatu yang mencekam namun ditutupi oleh keindahan bangunan istana. Bisa saja apa yang kau lihat dari luar, tidak sama dengan apa yang ada di dalamnya. Warga yang berada di sekitar desa ini pun tak pernah melihat si pemilik atau minimal pengawal yang bekerja disana. Sepi. Dan terasa mengerikan. Usut punya usut, istana ini ditinggali oleh seorang pangeran dan beberapa pengurus istana. Mereka sering menyebutnya sebagai 'prince chanyeol'. Mirae tak tau apakah itu memang nama si pangeran atau hanya sebuah nickname yang dibuat oleh warga desa. Jujur saja mirae penasaran dengan rupa si pangeran. Setampan itukah sampai warga desa ingin sekali berjumpa dengannya? Tapi sekali lagi mirae mengurung niatnya. Dia berpikir untuk melanjutkan hidup saja sebagai mirae si gadis miskin yang berusaha bertahan hidup, dari pada harus pergi ke istana mencekam itu hanya karena alasan penasaran.


"Mirae-ah, kemarilah." Panggil nenek

"Nek, jangan banyak bergerak dulu. Nenek kan sedang sakit." Mirae membantu neneknya duduk di tepi ranjang. "Nenek perlu apa? Biar aku ambilkan."

"Tidak mirae. Nenek tidak membutuhkan apapun. Aku hanya ingin meminta sesuatu padamu."

"Apa itu nek? Apapun akan aku lakukan asal nenek sembuh. Karena hanya nenek yang aku punya." 

"Pergilah ke Istana yang berada di bagian selatan desa ini. Kau harus melanjutkan hidupmu disana. Nenek tak bisa bertahan lebih lama. Jika kau terus disini, maka hidupmu tidak akan bahagia mirae."

"Nek, untuk apa aku kesana? Aku sama sekali tidak tertarik untuk tinggal disana. Mungkin jika nenek minta pada gadis lain mereka pasti menyetujuinya. Tapi tidak dengan aku nek, aku--aku tidak ingin kesana."

"Mirae-ah dengarkan nenek baik-baik. Kau sudah cukup menderita hidup dengan nenek disini. Sudah saatnya kau kembali pada orang yang berhak atas dirimu. Kau sudah berusia 20 tahun. Dan ini saatnya kau kembali."

THE HEALER [COMPLETED]Where stories live. Discover now