1 bulan telah berlalu. Chanyeol kini sudah menjalani hidupnya sebagai manusia normal, tidak lagi menjadi manusia yang tak lekang oleh waktu dan yang tak akan pernah mati. Kini chanyeol menjalani hidupnya sebagao chanyeol yang baru, yang bebas dari kutukan seorang kim tae. Kim tae? Nama itu tak pernah lagi terdengar sejak malam purnama itu. Kim tae seolah menghilang seiring perubahan chanyeol yang sudah menjadi manusia normal. Entah kemana pria bermarga kim itu pergi, hidup di tempat yang lain atau mati bersama dengan mirae? Mirae? Gadis kesayangan chanyeol. Gadis yang begitu dicintai chanyeol.
"Hey cantik, aku merindukanmu."
Chanyeol kini berada di kamar kekasihnya itu. Kamar yang dulunya pernah ditempati oleh mirae saat gadis itu masih ada. Chanyeol tak memiliki satu pun foto mirae. Chanyeol hanya mengingat wajahnya dalam pikirannya. Berusaha membentuka sebuah memori tentang kilasan wajah gadisnya itu. Sungguh hati chanyeol masih belum bisa menerima bahwa kini mirae telah pergi dan tak akan pernah berada di sampingnya lagi.
"Untuk apa aku hidup, jika kenyataannya aku harus kehilanganmu lagi? Aku hidup disini, tapi kau sudah pergi. Andai aku bisa menjemputmu, andai aku tau dimana kau sekarang aku pasti akan menjemputmu. Namun kau berada di suatu tempat yang sangat jauh, dan aku tidak bisa menjangkaumu mirae-ah." Chanyeol menangis sambil memeluk satu gaun yang biasa dipakai oleh mirae jika mereka sedang berjalan-jalan. Hanya itu yang bisa mengobati rasa rindu chanyeol pada gadisnya. Chanyeol selalu berharap saat dia tertidur, dan ketika dia bangun ada wajah mirae disana. Disampingnya dan tersenyum kearahnya. Namun semua hanya harapan kosong yang tak akan pernah menjadi kenyataan. Sungguh miris.
"Permisi pangeran, saya mengantarkan sarapan untuk anda." Seorang pelayan istana membawakan nampan berisi makanan dan minuman untuk chanyeol
"Letakkan saja di kamarku. Aku masih ingin disini."
Lalu si pelayan istana itu pun pergi menuju kamar chanyeol dan meletakkan nampan itu disana.
Hari-hari chanyeol dilewatinya dengan hal-hal seperti ini. Saat dia terbangun di pagi hari, chanyeol segera pergi ke kamar mirae. Berbaring disana dan memeluk gaun yang biasa di pakai oleh mirae dan kembali melanjutkan tidurnya disana. Setelah terbangun chanyeol membersihkan diri dan sarapan lalu masuk lagi ke kamar mirae dan berbaring disana hingga dia tertidur untuk kesekian kalinya. Hanya itu yang dilakukan chanyeol selama 1 bulan setelah kepergian mirae. Para pelayan dan penjaga istana turut prihatin dengan kondisi pangeran mereka saat ini. Tak ada lagi suara chanyeol yang biasa menggema saat memanggil para pelayannya. Suasana istana bertambah sepi karena chanyeol hanya diam dan memanggil pelayannya jika ada perlu saja. Kepergian mirae tak hanya meninggalkan luka untuk chanyeol, tapi juga untuk seluruh penjaga dan pelayan istana. Sosok mirae sangat berpengaruh untuk suasana istana ini, terlebih untuk prince chanyeol. Gadis itu dikenal ceria dan selalu tersenyum. Tak peduli apapun yang terjadi, gadis itu selalu melemparkan senyum indahnya pada semua orang. Hal itu yang membuat chanyeol, penjaga dan pelayan istana sangat merasakan kepergiannya.
-- ** --
1 minggu kemudian ..
"Pergilah. Sampai kapan kau akan disini? Apa kau tidak merindukannya?."
Seorang pria yang baru saja selesai meminum obatnya kini tengah duduk di depan seorang wanita cantik dengan surai hitam bergelombang itu.
"Tapi kau belum terlalu sehat. Aku akan merawatmu setidaknya sampai kau lumayan pulih." Jawab wanita cantik itu
"Tidak perlu. Disini masih ada banyak orang yang bisa merawat dan menjagaku."

YOU ARE READING
THE HEALER [COMPLETED]
FanfictionSinopsis : "Sudah lama aku menanti kelahiran gadis itu. Apapun akan aku lakukan untuk membuatnya berada di sisiku. Akan aku hancurkan kutuk ini dengan membuatnya jatuh dalam dekapanku. Ketika aku mendapatkannya, akan ku biarkan dia lepas dari gengg...