SECTION 9

6 0 0
                                        

Setelah dirasa kondisi mirae mulai membaik, chanyeol pun meminta paman tabib untuk kembali ke rumahnya. Langit juga sudah semakin gelap, dan paman tabib pun pulang.

Tinggallah mirae dan chanyeol disana. Berdua. Di satu kamar yang sama. Chanyeol duduk di tepi ranjang tepat di sebelah kanan mirae. Mirae pun berusaha untuk duduk, agar chanyeol lebih nyaman saat melihatnya.


"Kenapa kau melihatku seperti itu?." Tanya chanyeol

"Aku hanya sedang menikmati wajahmu." Jawab mirae

"Banyak makanan yang bisa kau nikmati disini sayang, kenapa harus wajahku?."

"Aku ingin memperbanyak ingatanku tentangmu. Aku ingin memori di otakku dipenuhi oleh wajahmu. Jika suatu saat aku merindukanmu, aku hanya perlu membuka ingatan di kepalaku tentang mu." 

"Hey kenapa kau sedih? Semua akan baik-baik saja sayang." Chanyeol mengecup kening mirae. "Aku tidak akan membiarkan hal berbahaya apapun terjadi padamu." Lanjutnya

"Channie, andai sekarang kita hidup di dunia yang lebih besar dari ini. Aku ingin menikah denganmu."

"Menikah?."

"Hmm, aku ingin seutuhnya menjadi milikmu. Aku tidak mau ada orang lain yang berusaha merampasmu dariku. Jika kita menikah, kau tidak akan meninggalkanku."

"Kau ini bicara apa mirae-ah. Aku sudah bilang, aku tidak akan meninggalkanmu."

"Channie."

"Ne."

"Apa kau sudah lelah? Aku masih ingin bersamamu." Mirae memeluk erat tubuh kekasihnya. "Karena waktu ku tak lama lagi." Lanjutnya dalam hati

"Tidak. Kau ingin melakukan apa? Jangan katakan kau ingin menanam bunga?."

"Kau ini suka sekali meledekku, tidak mungkin kita menanam bunga malam-malam begini."

"Lalu kau ingin apa?."

"Aku ingin duduk di balkon teratas istana ini. Melihat bintang dari sana, memandang cerahnya langit malam bersamamu." 

"Hanya itu? Baiklah, ini pakai baju hangatmu. Cuaca malam tidak baik untukmu."

Lalu mereka pun pergi menuju puncak teratas istana ini.



-- ** --


Sesampainya disana ..


"Channie, aku ingin duduk disini?." Menunjuk ke pangkuan chanyeol

"Kau ingin aku pangku?." 

Mirae pun mengangguk

"Ya sudah sini duduk, kau mendadak jadi manja sekali."

Mirae hanya tersenyum senang karena kini ia berada dipangkuan pria yang dicintainya.

"Channie." Panggilnya

"Wae?."

"Kenapa kita tidak bertemu sejak dulu?."

"Hm entahlah, mungkin baru sekarang waktu yang tepat. Memangnya kenapa?"

"Andai sejak dulu aku mengenalmu, pasti sekarang kita sudah bersama selama bertahun-tahun. Atau mungkin aku sudah menjadi istrimu."

"Memangnya kau mau jadi istriku? Aku kan suka marah-marah dan membentakmu."

"Tidak masalah. Jika kau marah, aku hanya perlu menciummu dan kau akan baik lagi padaku."

THE HEALER [COMPLETED]Where stories live. Discover now