7.

7.8K 607 14
                                    

Gimana masih nunggu cerita ini?

Udah penasaran.?

Atau lupa wkwk?

Udah vote?

Cusss langsung baca.

Eeeiissstt bantu cari typo ya


Jadilah seperti orang yang tengah mengobati lukanya, dia menahan pedih sesaat karna tak ingin memilkul penderitaan panjang, bersabar atas penderitaan dunia lebih ringan, dari pada memikul ujianya

(Hasan al basri)

***

Azam memberhentikan mobilnya tepat di sebuah Cafe yang tak terlalu jauh dengan kampus, Setelah Azam memarkirkan mobilnya Azam langsung turun, dan membuka bagasi mobilnya untuk mengeluarkan kursi roda Rini yang ia taruh di sana.

"Pak, boleh minta tolong." Ucap Rini dari dalam mobil.

"Boleh, mau minta tolong apa.?" Tanya Azam.

Ada jeda cukup lama, sebelum akhirnya Rini memberanikan diri untuk berbicara apa maksudnya. "Bapak bisa cari wanita buat bantu duduk di kursi roda.?" Tanyanya.

Azam tersenyum mendengar permintaan Rini, rasa kagum langsung membuncah di dadanya. tentu saja, permintaan Rini barusan semata-mata karna dia sadar bahwa tak sepatutnya Azam membantu Rini untuk turun dan kembali duduk di kursi rodanya.

"Boleh, tunggu ya." Kata Azam, Rini bernafas lega dan tersenyum hangat.

Di lihatnya, Azam langsung pergi dan mencari beberapa wanita yang bersedia memberikan pertolongan. Tak lama kemudian ada wanita berhijab datang menghampiri.

"Ini Mas orangnya.?" Tanya wanita berhijab itu.

"Iya Mbak."

"Oke."

Akhirnya wanita itu membantu Rini untuk kembali duduk di kursi rodanya, sedangkan Azam hanya diam di tempat. bohong jika Azam bilang dirinya tak ingin berada di posisi wanita tersebut, nyatanya Azam ingin sekali membantu Rini, tapi lagi-lagi dia sadar. bahwa itu bukanlah haknya, dan agamanya pun melarang.

"Terimakasih banyak ya Mbak." ucap Rini setelah kembali duduk di kursinya.

"Iya sama-sama, Mbak ini calon istrinya si Masnya kan.?" Pertanyaan wanita berhijab itu membuat Rini dan Azam terkejut.

"Eh engga Mbak." Elak Rini

Bahkan dalam pikirannya pun tak pernah terlintas itu, tapi kenapa tiba-tiba wanita di depannya berbicara seperti itu.

"Oh Saya kira calon istrinya, soalnya tadi si Masnya ini keliatan panik banget saat minta tolong tapi belum ada yang nolongin juga. pas Dia nanya ke Saya dan Saya bilang mau, si Masnya seneng banget. makanya Saya pikir si mbak tuh calon istrinya." Cerita wanita itu, Rini di buat tercengang mendengarnya. apa benar seperti itu?

Sedangkan Azam hanya memasang raut muka yang tak pernah di mengerti oleh Rini.

"Engga mbak, Kami hanya.._" Ucapan Rini menggantung, apa harus dia cerita kalau dia hanya mahasiswa lumpuhnya Azam.

MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang